Alap-alap (Falcon) adalah salah satu burung pemangsa tercepat di dunia, dikenal karena keganasannya dalam berburu. Menjinakkan alap-alap liar, atau yang dikenal sebagai proses 'pemeliharaan' (mewakili pelatihan untuk keperluan falconry), adalah proses yang membutuhkan kesabaran ekstrem, pemahaman mendalam tentang perilaku burung, dan kepatuhan terhadap regulasi konservasi. Proses ini tidak sama dengan memelihara hewan peliharaan biasa; ini adalah kemitraan yang dibangun atas dasar rasa saling percaya.
Memahami Sifat Dasar Alap-Alap
Sebelum memulai proses penjinakan, sangat penting untuk menyadari bahwa alap-alap adalah predator alami yang sangat teritorial dan cenderung sulit beradaptasi dengan kehadiran manusia. Mereka bukanlah burung yang mencari kasih sayang atau belaian seperti kucing atau anjing. Tujuan utama dalam melatih alap-alap adalah menciptakan hubungan kerja di mana burung tersebut bersedia kembali kepada pelatihnya (pemanggil) setelah terbang.
1. Legalitas dan Etika
Di banyak negara, termasuk Indonesia, menangkap atau memelihara burung pemangsa liar, termasuk alap-alap, seringkali dilindungi oleh undang-undang konservasi. Pastikan Anda memiliki izin resmi dari otoritas terkait (seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Indonesia) sebelum mencoba memelihara atau melatih burung pemangsa. Pelanggaran dapat mengakibatkan sanksi berat. Etika falconry selalu menempatkan kesejahteraan burung di atas segalanya.
Tahap Awal: Pembiasaan dan Pembentukan Rasa Lapar
Proses penjinakan dimulai segera setelah burung berhasil diamankan (idealnya dari sumber yang legal dan etis, seperti dari peternak berizin atau rehabilitasi). Tahap ini dikenal sebagai 'mende', yaitu masa adaptasi awal.
- Penanganan Minimal Awal: Selama beberapa hari pertama, biarkan burung beradaptasi dengan lingkungan barunya. Kurangi interaksi langsung. Burung harus diletakkan di tempat yang tenang dan terlindung dari stres visual.
- Pengendalian Rasa Lapar (Manajemen Makanan): Kunci utama dalam falconry adalah mengelola berat badan burung. Alap-alap hanya akan bekerja sama dengan manusia jika mereka sedikit lapar. Berikan makanan hanya pada waktu yang ditentukan dan dalam jumlah yang terkontrol untuk menjaga motivasi terbang dan kembali. Jangan pernah membiarkan burung terlalu kurus.
- Pengenalan Sarung Tangan (Glove): Setelah burung mulai tenang, perkenalkan sarung tangan kulit tebal yang dirancang khusus. Letakkan makanan di atas sarung tangan dan biarkan burung mengambilnya. Lakukan ini secara singkat dan tanpa paksaan. Tujuannya adalah agar burung mengasosiasikan sarung tangan dengan sumber makanan aman.
Proses Pemanggilan dan Pelatihan Terbang
Setelah alap-alap nyaman berada di sarung tangan dan mulai terbiasa dengan kehadiran manusia, pelatihan terbang dapat dimulai. Ini adalah bagian paling menantang.
- Latihan Jarak Pendek: Mulailah dengan memanggil burung dari jarak sangat dekat (satu atau dua meter). Panggil namanya atau gunakan isyarat suara yang konsisten saat Anda menyodorkan makanan. Segera setelah ia hinggap di tangan, berikan hadiah makanan segera.
- Penggunaan Tali Pengikat (Jesses dan Leash): Untuk keamanan dan pengendalian, alap-alap harus selalu dilengkapi dengan jesses (tali kulit pendek yang terpasang pada kaki) yang terikat pada tali lebih panjang (leash) saat berada di luar kandang atau tempat bertengger. Jangan pernah mencoba melatih tanpa perlengkapan ini.
- Meningkatkan Jarak Terbang: Secara bertahap, tingkatkan jarak pemanggilan. Alap-alap umumnya akan terbang mengejar mangsa (yang disimulasikan oleh pelatih) dan kemudian kembali ke titik tertinggi yang dikenalinya, yaitu tangan pelatih. Jika burung tidak kembali, jangan panik; cari burung tersebut dan kembali ke tahap sebelumnya (jarak yang lebih pendek) pada sesi berikutnya.
- Konsistensi adalah Kunci: Sesi pelatihan harus singkat (15-30 menit) namun dilakukan secara rutin, biasanya sekali atau dua kali sehari pada waktu burung paling termotivasi (seringkali pagi hari).
Kesabaran dan Pemantauan Kondisi
Menjinakkan alap-alap liar bisa memakan waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan lebih dari setahun, tergantung pada usia, spesies, dan tingkat keganasan awal burung tersebut. Jangan pernah menggunakan kekerasan fisik atau meneriaki burung. Stres dapat memicu burung untuk kembali ke perilaku liar sepenuhnya atau bahkan melukai dirinya sendiri.
Selalu perhatikan tanda-tanda stres seperti sayap yang dikepakkan berlebihan, mata yang melebar, atau suara peringatan yang terus-menerus. Jika burung menunjukkan tanda-tanda ini, segera hentikan sesi dan berikan waktu istirahat. Hubungan yang berhasil dengan alap-alap adalah hubungan yang didasarkan pada rasa hormat timbal balik dan kepercayaan yang diperoleh melalui konsistensi.