Ilustrasi representasi data kualitatif dari berbagai perspektif pengguna.
Analisis deskriptif kualitatif merupakan metode penelitian yang berfokus pada pemahaman mendalam tentang fenomena dari sudut pandang partisipan. Berbeda dengan analisis kuantitatif yang mengukur dan menganalisis angka, analisis kualitatif menggali makna, pengalaman, persepsi, dan perilaku manusia melalui data yang bersifat deskriptif, seperti wawancara, observasi, atau teks.
Dalam praktik penelitian, analisis deskriptif kualitatif membantu peneliti untuk menggambarkan karakteristik subjek penelitian secara rinci. Kuncinya adalah mengidentifikasi pola, tema, dan kategori yang muncul dari data mentah. Mari kita lihat sebuah contoh analisis deskriptif kualitatif yang berfokus pada pengalaman pengguna aplikasi belajar daring.
Sebuah lembaga pendidikan ingin meningkatkan kualitas platform belajar daring mereka. Mereka mengadakan sesi wawancara mendalam dengan 15 mahasiswa yang secara aktif menggunakan aplikasi tersebut untuk mengikuti perkuliahan, mengerjakan tugas, dan berinteraksi dengan dosen serta sesama mahasiswa. Tujuan wawancara adalah untuk memahami pengalaman mereka, baik yang positif maupun negatif, serta saran perbaikan.
Data dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur. Pertanyaan dirancang untuk menggali informasi mengenai:
Setelah wawancara selesai, transkrip rekaman wawancara disusun. Langkah-langkah analisis deskriptif kualitatif yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Seluruh rekaman wawancara ditranskripsikan secara akurat. Peneliti membaca dan mendengarkan kembali transkrip beberapa kali untuk mendapatkan pemahaman menyeluruh terhadap isi percakapan dan nuansa yang disampaikan oleh setiap partisipan.
Tahap ini melibatkan pemberian label atau kode pada segmen-segmen teks yang dianggap penting atau relevan. Kode ini bisa berupa kata kunci, frasa, atau ringkasan singkat dari makna yang terkandung dalam ucapan partisipan. Contoh kode awal:
Kode-kode awal yang serupa atau berkaitan dikelompokkan menjadi kategori-kategori yang lebih luas. Kategori-kategori ini kemudian dihubungkan untuk membentuk tema-tema utama yang mencerminkan pola pengalaman pengguna. Dalam contoh ini, tema-tema yang muncul bisa meliputi:
Setelah tema-tema utama teridentifikasi, peneliti mulai mendeskripsikan setiap tema secara mendalam. Deskripsi ini diperkaya dengan kutipan-kutipan verbatim dari partisipan yang paling mewakili atau mengilustrasikan tema tersebut. Peneliti juga melakukan interpretasi untuk menjelaskan mengapa tema-tema ini penting dan bagaimana implikasinya terhadap pengalaman belajar daring.
Misalnya, untuk tema "Kendala Teknis dan Fungsional", peneliti akan menjelaskan frekuensi keluhan mengenai buffering video dan kesulitan mengunggah tugas, disertai kutipan seperti:
"Kadang kalau mau submit tugas, koneksinya putus nyambung, akhirnya telat deh submission-nya. Padahal materinya bagus." (Partisipan 7)
"Video kuliahnya sering macet-macet, butuh waktu lama buat buffering, jadi ganggu konsentrasi belajar." (Partisipan 3)
Berdasarkan analisis deskriptif kualitatif ini, beberapa temuan kunci yang dihasilkan meliputi:
Contoh analisis deskriptif kualitatif ini menunjukkan bagaimana pemahaman mendalam terhadap pengalaman pengguna dapat diperoleh melalui penggalian makna dari data verbal. Temuan-temuan ini memberikan wawasan berharga bagi lembaga pendidikan untuk melakukan perbaikan pada aplikasi belajar daring mereka, seperti mengoptimalkan server untuk video, meningkatkan fungsionalitas pengunggahan tugas, dan mencari cara untuk memfasilitasi interaksi sosial yang lebih baik meskipun secara daring.
Analisis deskriptif kualitatif bukan sekadar mengumpulkan data, melainkan menginterpretasikan kekayaan pengalaman manusia untuk menghasilkan pemahaman yang kaya dan aplikatif.