Albumin adalah salah satu jenis protein utama yang diproduksi oleh hati dan ditemukan dalam jumlah besar di dalam darah. Protein ini memegang peranan vital dalam berbagai fungsi tubuh, termasuk menjaga keseimbangan cairan dalam pembuluh darah, mengangkut hormon, vitamin, obat-obatan, dan mineral penting ke seluruh tubuh, serta berperan dalam proses penyembuhan luka.
Ketika kadar albumin dalam darah menurun di bawah nilai normal, kondisi ini disebut sebagai hipoalbuminemia atau kekurangan albumin. Penurunan ini bukanlah penyakit tersendiri, melainkan sebuah indikator atau gejala dari masalah kesehatan yang mendasarinya. Kekurangan albumin dapat memicu serangkaian masalah kesehatan yang serius jika tidak segera diatasi.
Gejala kekurangan albumin seringkali bersifat samar pada tahap awal, namun seiring dengan penurunan kadar yang semakin signifikan, gejala yang muncul bisa semakin jelas dan mengkhawatirkan. Penting untuk mengenali tanda-tanda ini agar penanganan dapat dilakukan lebih dini.
Penurunan kadar albumin dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yang umumnya terkait dengan ketidakmampuan hati untuk memproduksi albumin yang cukup, atau hilangnya albumin dari tubuh.
Hati adalah organ utama yang memproduksi albumin. Penyakit hati kronis seperti sirosis atau hepatitis yang parah dapat merusak sel-sel hati, mengurangi kemampuannya untuk mensintesis albumin, sehingga menyebabkan kadarnya dalam darah menurun.
Ginjal yang sehat berfungsi menyaring darah dan mencegah hilangnya protein penting, termasuk albumin, ke dalam urin. Namun, penyakit ginjal tertentu, seperti sindrom nefrotik, dapat menyebabkan kerusakan pada filter ginjal (glomerulus), sehingga albumin bocor keluar dari tubuh melalui urine dalam jumlah besar ( proteinuria ).
Asupan protein yang tidak memadai dalam diet harian dapat menyebabkan tubuh kekurangan bahan baku untuk memproduksi albumin. Kondisi ini sering terjadi pada orang yang mengalami kesulitan makan, kelaparan, atau gangguan makan.
Penyakit kronis seperti gagal jantung kongestif, tuberkulosis, atau penyakit radang usus (inflammatory bowel disease) dapat menyebabkan peradangan sistemik. Peradangan ini dapat menghambat produksi albumin oleh hati dan meningkatkan pemecahannya.
Setelah operasi besar atau cedera parah, tubuh mengalami stres yang signifikan. Dalam kondisi ini, hati mungkin mengalihkan sumber dayanya untuk perbaikan jaringan, yang berpotensi mengurangi produksi albumin. Selain itu, kehilangan protein melalui luka juga bisa terjadi.
Beberapa kondisi seperti penyakit Celiac atau penyakit Crohn dapat mengganggu kemampuan usus untuk menyerap nutrisi, termasuk protein, yang penting untuk sintesis albumin.
Kekurangan albumin dapat memiliki dampak serius dan luas terhadap fungsi tubuh:
Diagnosis kekurangan albumin biasanya dilakukan melalui tes darah untuk mengukur kadar albumin. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan riwayat kesehatan untuk mencari tahu penyebab mendasar dari hipoalbuminemia. Pengobatan akan difokuskan pada penanganan kondisi yang menyebabkan rendahnya kadar albumin, seperti:
Jika Anda mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas, sangat disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Mengatasi kekurangan albumin berarti mengatasi akar masalahnya demi kesehatan yang optimal.