Ilustrasi: Peradangan pada area amandel.
Amandel atau tonsil adalah dua bantalan jaringan limfoid yang terletak di bagian belakang tenggorokan Anda. Fungsinya adalah sebagai garis pertahanan pertama tubuh melawan bakteri dan virus. Namun, ketika pertahanan ini terlalu aktif atau terinfeksi, kondisi yang dikenal sebagai tonsilitis (radang amandel) dapat terjadi.
Bagi banyak orang, terutama anak-anak, radang amandel bisa menjadi masalah berulang. Selain infeksi bakteri atau virus, pola makan juga memegang peranan penting dalam memicu atau memperburuk kondisi ini. Mengidentifikasi makanan penyebab amandel kambuh adalah langkah krusial untuk manajemen kesehatan jangka panjang.
Ketika amandel meradang, jaringan tersebut menjadi sangat sensitif dan bengkak. Makanan tertentu dapat meningkatkan iritasi, menyebabkan gesekan mekanis, atau memicu reaksi inflamasi berlebihan dalam tubuh, sehingga memperlambat proses penyembuhan atau memicu kekambuhan.
Berikut adalah beberapa kategori makanan yang sering diidentifikasi sebagai pemicu masalah pada kondisi amandel:
Saat tenggorokan terasa sakit, tekstur makanan menjadi musuh utama. Makanan yang membutuhkan banyak gesekan saat ditelan dapat menggores atau mengiritasi permukaan amandel yang sudah meradang. Ini bisa menyebabkan rasa sakit yang lebih hebat dan meningkatkan risiko luka kecil yang kemudian mudah terinfeksi.
Asam dan pedas dikenal dapat memperparah sensasi terbakar dan peradangan pada jaringan mukosa yang sensitif, termasuk amandel. Meskipun bagi sebagian orang tidak terlalu berpengaruh, bagi penderita tonsilitis kronis, makanan ini seringkali menjadi kambuh.
Meskipun tidak secara langsung menyebabkan infeksi amandel, produk susu sering dikaitkan dengan peningkatan produksi lendir (mukus). Bagi beberapa individu yang memiliki kecenderungan alergi atau sensitivitas terhadap kasein, peningkatan lendir ini dapat terasa mengganggu, menyebabkan gatal di tenggorokan, dan mendorong keinginan untuk berdeham, yang mana hal ini dapat mengiritasi amandel.
Contoh yang perlu diwaspadai meliputi susu sapi, keju keras, dan es krim.
Perubahan suhu ekstrem dapat memberikan kejutan pada tenggorokan yang sedang meradang. Minuman yang sangat panas (seperti teh baru mendidih) atau makanan yang sangat dingin (es batu atau minuman bersoda dengan banyak es) dapat menyebabkan kontraksi atau pembengkakan mendadak pada pembuluh darah di area amandel.
Disarankan untuk mengonsumsi makanan dan minuman pada suhu ruangan atau suam-suam kuku saat sedang mengalami peradangan.
Gula sederhana dalam jumlah besar dapat melemahkan respons imun sementara waktu, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi yang bisa memicu tonsilitis. Selain itu, makanan tinggi lemak jenuh, seperti makanan yang digoreng dalam minyak berulang kali, membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna dan dapat meningkatkan tingkat peradangan sistemik dalam tubuh.
Makanan penyebab amandel dalam kategori ini meliputi kue-kue manis, minuman bersoda, dan makanan cepat saji yang digoreng.
Manajemen diet saat amandel sedang tidak meradang adalah kunci pencegahan. Fokuslah pada makanan yang bersifat menenangkan dan mendukung sistem kekebalan tubuh:
Jika Anda sering mengalami radang amandel yang berulang, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter THT. Dokter dapat menentukan apakah ada masalah struktural atau infeksi kronis yang memerlukan penanganan lebih lanjut, selain hanya mengatur pola makan.