Kerang laut, khususnya dari genus *Pecten*, adalah organisme laut yang memukau dan memiliki anatomi yang menarik untuk dipelajari. Dikenal juga sebagai *scallop*, kerang ini memiliki ciri khas berupa dua cangkang yang simetris namun seringkali memiliki tekstur dan pola yang berbeda. Memahami pecten anatomi memberikan wawasan mendalam tentang adaptasi, fungsi organ, dan siklus hidup hewan bivalvia ini. Struktur kerang yang kompleks, mulai dari cangkangnya yang melindungi hingga organ internal yang vital, semuanya bekerja sama untuk kelangsungan hidupnya di lingkungan laut.
Cangkang adalah fitur paling mencolok dari *Pecten*. Kerang ini memiliki dua cangkang, yang disebut katup, yang melekat pada tubuh lunak melalui otot adduktor. Cangkang *Pecten* umumnya berbentuk kipas atau setengah lingkaran, dengan pinggiran yang berlekuk atau bergelombang. Permukaan cangkang dapat bervariasi dari halus hingga memiliki rusuk radial yang menonjol, tergantung pada spesiesnya.
Lapisan terluar cangkang, yang disebut periostrakum, terbuat dari protein organik (konkhiolin) dan berfungsi melindungi lapisan kalsium karbonat di bawahnya dari erosi. Di bawah periostrakum terdapat lapisan prismatik dan lapisan nacreous (lapisan mutiara), yang memberikan kekuatan dan kilau pada cangkang. Ligamen, struktur elastis yang terletak di dekat engsel, membantu membuka cangkang.
Di balik cangkang yang kokoh, terdapat tubuh lunak *Pecten* yang terorganisir dengan baik. Organ-organ ini memiliki fungsi spesifik dalam pernapasan, pencernaan, sirkulasi, dan reproduksi.
Mantel adalah lapisan jaringan tipis yang melapisi permukaan bagian dalam kedua cangkang. Mantel bertanggung jawab untuk mensekresikan dan membentuk cangkang. Pada tepi mantel terdapat sel-sel sensorik dan, yang paling menarik pada *Pecten*, adalah deretan mata sederhana yang terletak di sepanjang tepiannya. Mata ini memungkinkan *Pecten* mendeteksi perubahan cahaya dan gerakan di sekitarnya, memberikan peringatan dini terhadap predator.
Ini adalah otot yang sangat kuat dan besar yang terletak di tengah tubuh kerang. Otot adduktor berfungsi untuk menutup kedua cangkang dengan cepat. Kemampuan untuk membuka dan menutup cangkang ini penting untuk mobilitas *Pecten*. Dengan membuka cangkang secara ritmis dan menutupnya secara kuat, *Pecten* dapat "melompat" atau berenang di dalam air, sebuah adaptasi unik di antara bivalvia.
Seperti bivalvia lainnya, *Pecten* bernapas menggunakan insang. Insang ini tersusun dari filamen-filamen halus yang kaya akan pembuluh darah. Selain untuk pernapasan, insang *Pecten* juga berperan penting dalam menyaring makanan dari air. Partikel-partikel makanan yang tersuspensi akan disaring oleh insang dan kemudian diangkut ke mulut.
Mulut terletak di bagian anterior tubuh, dan dari sana makanan bergerak melalui esofagus ke lambung, usus, dan akhirnya dikeluarkan melalui anus. *Pecten* adalah filter feeder, yang berarti mereka mengonsumsi organisme mikroskopis (fitoplankton dan zooplankton) serta partikel organik lain yang ada dalam air.
*Pecten* memiliki sistem peredaran darah terbuka, di mana darah (hemolimfa) dipompa oleh jantung ke dalam rongga tubuh dan kemudian kembali ke jantung melalui pembuluh darah.
*Pecten* adalah organisme dioecious, artinya ada individu jantan dan betina yang terpisah. Gonad mereka menghasilkan sel telur dan sperma, yang dilepaskan ke dalam air untuk fertilisasi eksternal. Larva yang terbentuk kemudian akan berenang bebas sebelum menetap di dasar laut dan berkembang menjadi kerang dewasa.
Anatomi *Pecten* sangat terkait dengan perilakunya. Kemampuan untuk berenang dengan "melompat" adalah adaptasi penting untuk melarikan diri dari predator seperti bintang laut dan ikan. Mata-mata di sepanjang mantel juga memberikan keuntungan signifikan dalam mendeteksi bahaya. Struktur cangkang yang kuat memberikan perlindungan fisik dari berbagai ancaman. Mempelajari pecten anatomi tidak hanya menambah pengetahuan ilmiah, tetapi juga mengapresiasi keajaiban evolusi di laut.