Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil atau amandel, yaitu dua benjolan jaringan limfoid yang terletak di bagian belakang tenggorokan. Tonsil berfungsi sebagai garis pertahanan pertama tubuh terhadap infeksi yang masuk melalui mulut dan hidung. Ketika jaringan ini terinfeksi dan meradang, timbullah kondisi yang dikenal sebagai tonsilitis. Kondisi ini umum terjadi pada anak-anak, namun juga dapat menyerang remaja dan orang dewasa.
Penyebab Penyakit Tonsilitis
Penyebab utama tonsilitis adalah infeksi virus atau bakteri. Memahami penyebabnya penting karena akan menentukan langkah pengobatan yang tepat.
1. Infeksi Virus
Sebagian besar kasus tonsilitis (sekitar 50% hingga 80%) disebabkan oleh virus. Virus yang sering menjadi biang keladi antara lain:
- Rhinovirus (penyebab flu biasa)
- Adenovirus
- Virus Influenza
- Virus Epstein-Barr (EBV), yang menyebabkan mononukleosis
2. Infeksi Bakteri
Bakteri juga merupakan penyebab signifikan, terutama pada anak usia sekolah. Bakteri yang paling sering menyebabkan tonsilitis adalah Streptococcus pyogenes (Streptokokus Grup A), yang juga bertanggung jawab atas radang tenggorokan (strep throat).
Tonsilitis yang disebabkan oleh bakteri cenderung lebih parah dan memerlukan penanganan antibiotik.
3. Faktor Risiko
Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena tonsilitis, seperti:
- Usia muda (paling umum pada anak usia 5 hingga 15 tahun).
- Paparan kuman secara rutin (misalnya di sekolah atau tempat penitipan anak).
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Gejala Tonsilitis yang Perlu Diwaspadai
Gejala tonsilitis bisa berkembang secara cepat dan terkadang sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Gejala umum yang sering muncul meliputi:
- Sakit tenggorokan yang parah dan mendadak.
- Kesulitan menelan (odynophagia), seringkali membuat penderita enggan makan atau minum.
- Tonsil yang tampak merah, bengkak, dan membesar.
- Adanya bercak putih atau lapisan kekuningan (nanah) pada tonsil.
- Demam tinggi.
- Napas bau (halitosis).
- Sakit kepala dan nyeri tubuh.
- Pembengkakan kelenjar getah bening di leher.
Pada anak kecil, gejala bisa disertai dengan muntah, sakit perut, atau rewel yang tidak biasa karena rasa sakit saat menelan.
Pengobatan Penyakit Tonsilitis
Pengobatan tonsilitis sangat bergantung pada penyebabnya, apakah disebabkan oleh virus atau bakteri.
1. Pengobatan Tonsilitis Virus
Karena sebagian besar kasus disebabkan oleh virus, pengobatan umumnya bersifat suportif dan bertujuan meredakan gejala. Ini termasuk:
- Istirahat yang cukup untuk membantu pemulihan sistem imun.
- Minum banyak cairan hangat (air putih, teh herbal) untuk mencegah dehidrasi dan menenangkan tenggorokan.
- Obat pereda nyeri dan penurun demam yang dijual bebas (seperti parasetamol atau ibuprofen).
- Berkumur dengan air garam hangat untuk mengurangi pembengkakan dan nyeri.
2. Pengobatan Tonsilitis Bakteri
Jika dokter mengonfirmasi penyebabnya adalah bakteri (biasanya melalui tes usap tenggorokan), antibiotik akan diresepkan. Sangat penting untuk menghabiskan seluruh dosis antibiotik sesuai anjuran dokter, meskipun gejala sudah membaik dalam beberapa hari. Menghentikan antibiotik terlalu cepat dapat menyebabkan infeksi kambuh dan resistensi kuman.
Kapan Diperlukan Tindakan Operasi (Tonsilektomi)?
Dalam kasus tonsilitis kronis atau berulang, operasi pengangkatan amandel (tonsilektomi) mungkin menjadi pilihan. Indikasi umum untuk tonsilektomi meliputi:
- Tonsilitis yang terjadi tujuh kali dalam satu tahun, atau lima kali per tahun selama dua tahun berturut-turut.
- Tonsilitis yang menyebabkan komplikasi serius, seperti abses peritonsil (penumpukan nanah di sekitar amandel) atau gangguan pernapasan saat tidur (sleep apnea).
Keputusan tonsilektomi harus selalu didiskusikan mendalam dengan dokter spesialis THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan) mengenai manfaat dan risiko prosedur.
Pencegahan terbaik terhadap tonsilitis adalah menjaga kebersihan diri, seperti sering mencuci tangan, terutama setelah batuk atau bersin, serta menghindari kontak dekat dengan orang yang sedang sakit.