Gambar ilustrasi: Rasa tidak nyaman pada saluran tenggorokan.
Tenggorokan sakit dan kesulitan saat menelan (disfagia) adalah keluhan yang sangat umum dirasakan banyak orang. Rasa nyeri ini seringkali membuat aktivitas sederhana seperti minum atau makan menjadi sangat mengganggu. Meskipun seringkali disebabkan oleh kondisi ringan yang dapat sembuh sendiri, dalam beberapa kasus, ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan yang memerlukan perhatian lebih serius.
Memahami beragam penyebab tenggorokan sakit susah menelan adalah langkah awal yang penting untuk menentukan penanganan yang tepat. Berikut adalah rincian mengenai faktor-faktor utama yang sering memicu gejala ini.
Penyebab paling sering dari sakit tenggorokan adalah infeksi. Saat tenggorokan meradang, pembengkakan dan iritasi membuat proses menelan terasa menyakitkan.
Penyakit refluks gastroesofageal (GERD) terjadi ketika asam lambung naik kembali ke kerongkongan (esofagus). Asam yang korosif ini dapat mengiritasi lapisan tenggorokan secara kronis.
Pada kasus GERD kronis, iritasi berkelanjutan dapat menyebabkan kondisi yang disebut Laryngopharyngeal Reflux (LPR). Gejala LPR seringkali hanya berupa sensasi mengganjal di tenggorokan, suara serak, dan kesulitan menelan, terkadang tanpa disertai sensasi panas khas heartburn.
Faktor lingkungan memainkan peran signifikan dalam kesehatan tenggorokan. Alergi menyebabkan tubuh melepaskan histamin, yang memicu pembengkakan dan lendir berlebihan (postnasal drip).
Lendir yang menetes dari belakang hidung ke tenggorokan akan terus mengiritasi jaringan, menyebabkan gatal, batuk, dan rasa perih saat menelan. Selain alergi musiman, beberapa iritan umum meliputi:
Ketika penyebabnya bukan infeksi atau iritasi biasa, kesulitan menelan (disfagia) mungkin berakar dari masalah struktural pada saluran pencernaan atas atau gangguan saraf yang mengatur proses menelan.
Masalah struktural bisa meliputi penyempitan esofagus (striktur) akibat jaringan parut atau adanya pertumbuhan (seperti tumor jinak atau ganas). Gangguan neurologis seperti stroke, penyakit Parkinson, atau multiple sclerosis dapat melemahkan otot-otot yang dibutuhkan untuk mendorong makanan dari mulut ke perut, yang secara langsung menyebabkan rasa sakit dan kesulitan menelan.
Meskipun sebagian besar kasus sakit tenggorokan membaik dalam waktu satu minggu, ada beberapa tanda bahaya yang memerlukan konsultasi medis segera:
Mengidentifikasi akar masalah adalah kunci penanganan. Jika gejala disebabkan oleh bakteri, antibiotik diperlukan. Jika karena GERD, perubahan gaya hidup dan obat penekan asam mungkin direkomendasikan. Penanganan mandiri dengan cairan hangat dan istirahat efektif untuk kasus ringan, namun jangan abaikan sinyal tubuh jika rasa sakit menetap.