Ilustrasi simbolis yang mencerminkan ajaran Ilahi.
Dalam Al-Qur'an, terdapat banyak ayat yang mengandung hikmah dan panduan bagi umat manusia. Salah satu ayat yang memiliki kedalaman makna luar biasa adalah Surat An Nisa ayat 164. Ayat ini berbicara tentang wahyu yang diturunkan Allah kepada para nabi, termasuk penegasan akan kerasulan Nabi Muhammad SAW, dan bagaimana Allah menjaga hubungan-Nya dengan hamba-hamba-Nya melalui perantaraan para rasul-Nya. Memahami kandungan ayat ini bukan hanya penting dari sisi keilmuan agama, tetapi juga sebagai sumber ketenangan dan keyakinan spiritual.
وَكَلَّمَ ٱللَّهُمُوسَىٰتَكْلِيمًا
"Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung." (QS. An Nisa: 164)
Ayat ini merupakan penutup dari serangkaian penjelasan mengenai para nabi dan rasul yang Allah utus, serta berbagai peristiwa dan mukjizat yang menyertainya. Setelah membahas kisah Adam, Nuh, Ibrahim, Ishak, Ya'qub, para nabi keturunan mereka, serta Musa dan Harun, Allah kemudian menegaskan kembali kedudukan dan peran para rasul tersebut. Ayat 164 ini secara khusus menyoroti peristiwa istimewa yang dialami oleh Nabi Musa AS, yaitu firman Allah yang langsung kepadanya. Ini menunjukkan kedudukan yang sangat tinggi dan kehormatan yang luar biasa bagi Nabi Musa.
Penting untuk dicatat bahwa ayat sebelumnya (An Nisa 163) juga memberikan konteks yang kuat. Di sana disebutkan bahwa Allah mewahyukan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW, sebagaimana Dia mewahyukan Taurat kepada Nabi Musa dan kitab-kitab samawi lainnya kepada nabi-nabi sebelum beliau. Frasa "وَكَلَّمَ ٱللَّهُمُوسَىٰتَكْلِيمًا" (Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung) menggarisbawahi bahwa interaksi antara Allah dan para rasul-Nya adalah sebuah realitas. Firman langsung kepada Musa ini menjadi bukti kekhususan dan kedekatan yang diberikan Allah kepada para pilihan-Nya.
Ayat An Nisa 164 mengandung beberapa makna mendalam yang perlu direnungkan:
Di tengah kemajuan teknologi dan derasnya arus informasi, memahami ayat seperti QS An Nisa 164 menjadi semakin penting. Ayat ini mengingatkan kita akan sumber kebenaran yang hakiki, yaitu wahyu Ilahi. Dalam mencari petunjuk dan solusi atas berbagai permasalahan hidup, hendaknya kita kembali merujuk pada Al-Qur'an dan Sunnah.
Kisah firman langsung Allah kepada Nabi Musa juga bisa menjadi pengingat bahwa kebesaran Allah melampaui segala sesuatu yang dapat kita pahami secara nalar semata. Ada dimensi spiritual yang harus kita jaga dan pupuk. Dengan merenungkan ayat ini, diharapkan umat Islam semakin mantap dalam akidahnya, teguh dalam imannya, dan termotivasi untuk terus beribadah serta berbuat kebaikan di dunia. Ini adalah pengingat bahwa Allah Maha Mendengar, Maha Melihat, dan senantiasa berkomunikasi dengan umat-Nya melalui cara-cara yang telah Dia tetapkan.