Radang tenggorokan atau faringitis adalah kondisi yang sangat umum dialami banyak orang. Biasanya, gejala utamanya adalah rasa sakit, gatal, atau kering saat menelan. Namun, ketika kondisi ini berkembang hingga menyebabkan munculnya darah saat batuk atau meludah, hal ini patut mendapat perhatian serius. Munculnya darah menandakan adanya iritasi atau kerusakan jaringan yang lebih signifikan di saluran pernapasan atas.
Darah yang keluar dari tenggorokan, baik berupa bercak kecil pada dahak atau sedikit bercampur air liur, umumnya disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah kapiler kecil di area faring atau laring yang meradang parah. Beberapa penyebab utama mengapa hal ini terjadi meliputi:
Infeksi yang sangat kuat, seperti yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus (strep throat) atau infeksi virus yang menyebabkan luka terbuka kecil (ulkus) pada dinding tenggorokan, dapat memicu pendarahan ringan. Peradangan yang ekstrem membuat jaringan menjadi rapuh.
Ini adalah penyebab paling umum. Batuk yang sangat keras dan sering, terutama jika disertai dengan iritasi jangka panjang (misalnya akibat alergi atau asma), memberikan tekanan mekanis yang besar pada pembuluh darah tenggorokan. Tekanan ini bisa menyebabkan pembuluh darah pecah dan mengeluarkan darah.
Paparan asap rokok aktif maupun pasif, polusi udara yang sangat tinggi, atau menghirup zat kimia iritan dapat menyebabkan iritasi mukosa tenggorokan yang parah. Selain itu, kondisi seperti laryngopharyngeal reflux (LPR), di mana asam lambung naik hingga ke tenggorokan, juga bisa menyebabkan peradangan kronis hingga pendarahan.
Meskipun lebih jarang, pendarahan tenggorokan bisa menjadi indikasi kondisi yang lebih serius jika jumlah darah yang keluar banyak atau tidak kunjung berhenti. Kondisi ini termasuk abses peritonsil, batu amandel (tonsilolit), hingga masalah pembekuan darah.
Ketika Anda mendapati adanya darah saat mengalami radang tenggorokan, penting untuk tetap tenang dan segera mengambil langkah penanganan awal. Ingat, sebagian besar kasus pendarahan ringan disebabkan oleh batuk yang terlalu keras. Namun, jangan pernah mengabaikannya.
Pengobatan fokus pada mengatasi penyebab utama peradangan. Jika penyebabnya adalah bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik. Namun, jika disebabkan oleh virus atau iritasi, penanganan lebih bersifat suportif.
Pemulihan dari radang tenggorokan yang parah hingga menyebabkan pendarahan memerlukan kesabaran. Pastikan Anda mengonsumsi cukup cairan hangat (bukan panas mendidih) seperti teh herbal dengan madu. Madu dikenal memiliki sifat antibakteri alami dan dapat melapisi tenggorokan, mengurangi gesekan saat menelan atau berbicara. Selain itu, obat pereda nyeri dan anti-inflamasi yang dijual bebas (seperti ibuprofen) dapat membantu meredakan nyeri dan pembengkakan.
Jangan biarkan radang tenggorokan yang tampak sepele berlarut-larut hingga menyebabkan komplikasi. Jika gejala pendarahan berulang, konsultasi dengan dokter THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan) adalah langkah terbaik untuk memastikan tidak ada masalah struktural serius di saluran napas Anda.