Renungan Kenaikan Tuhan Yesus: Menyongsong Janji dan Harapan Baru

Simbol Kenaikan dan Kehadiran Ilahi

Peristiwa Kenaikan Tuhan Yesus Kristus ke surga adalah salah satu momen paling penting dalam kalender Kristen. Peristiwa ini, yang terjadi 40 hari setelah kebangkitan-Nya, tidak hanya menandai akhir dari kehadiran fisik-Nya di bumi, tetapi juga membuka jalan bagi era baru iman dan karya Roh Kudus. Merenungkan Kenaikan berarti menyelami makna mendalam dari sebuah perpisahan yang penuh harapan, sebuah pengutusan yang membangkitkan semangat, dan sebuah janji tentang kedatangan kembali yang tak terelakkan.

Makna Kenaikan: Lebih dari Sekadar Perpisahan

Secara lahiriah, Kenaikan bisa dilihat sebagai momen perpisahan. Murid-murid menyaksikan Yesus diangkat ke surga, sebuah pemandangan yang mungkin dipenuhi dengan kesedihan dan kebingungan. Namun, Injil dan surat-surat para rasul mengajarkan bahwa Kenaikan bukanlah akhir, melainkan awal. Yesus naik ke surga untuk duduk di sebelah kanan Allah Bapa, memegang kekuasaan dan otoritas atas segala sesuatu. Ini adalah penguatan posisi-Nya sebagai Raja dan Penebus.

Kenaikan juga menegaskan misi Yesus. Ia telah menyelesaikan karya penebusan-Nya di bumi, mengalahkan maut dan dosa. Kenaikan-Nya adalah penegasan bahwa karya itu sempurna dan diterima oleh Bapa. Ia kembali ke hadirat Bapa bukan untuk beristirahat, melainkan untuk menjadi Pengantara kita yang kekal. Kitab Ibrani dengan jelas menggambarkan Yesus sebagai Imam Besar Agung yang telah melintasi semua langit, yang terus mendoakan kita (Ibrani 4:14-16).

Janji Roh Kudus dan Pengutusan

Salah satu aspek terpenting dari Kenaikan adalah janji Yesus tentang kedatangan Roh Kudus. Sebelum naik, Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk tidak meninggalkan Yerusalem, tetapi menunggu "karunia yang dijanjikan oleh Bapa" (Kisah Para Rasul 1:4-5). Roh Kudus adalah "penolong" yang akan diberikan kepada orang percaya, yang akan mengajarkan segala sesuatu dan mengingatkan mereka akan firman Yesus (Yohanes 14:26). Kenaikan Yesus secara langsung membuka jalan bagi pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta, yang memberi kuasa kepada gereja untuk melanjutkan pekerjaan Kristus di dunia.

Kenaikan juga merupakan momen pengutusan yang monumental. Yesus tidak hanya pergi untuk dirinya sendiri, tetapi Ia mengutus murid-murid-Nya sebagai saksi-Nya "sampai ke ujung bumi" (Kisah Para Rasul 1:8). Pengutusan ini berlaku bagi seluruh umat percaya di setiap generasi. Kita dipanggil untuk menjadi perpanjangan tangan Kristus, menyebarkan kabar baik Injil dan menunjukkan kasih-Nya melalui tindakan dan perkataan kita. Ketiadaan fisik Kristus secara langsung justru mendorong umat percaya untuk lebih mengandalkan kuasa Roh Kudus dan semangat keberanian dalam menjalankan mandat ilahi ini.

Menyongsong Kedatangan-Nya Kembali

Para malaikat yang hadir pada saat Kenaikan memberikan pengumuman yang penting: "Yesus ini, yang terangkat ke surga dari antara kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke surga" (Kisah Para Rasul 1:11). Janji kedatangan kembali Kristus ini menjadi pilar pengharapan bagi orang percaya. Kenaikan mengingatkan kita bahwa kisah keselamatan belum berakhir. Ada sebuah klimaks yang menanti, di mana Kristus akan kembali untuk menghakimi yang hidup dan yang mati, dan mendirikan Kerajaan-Nya yang kekal.

Merenungkan Kenaikan mengajarkan kita untuk hidup dengan antisipasi yang penuh harapan, namun juga dengan kesungguhan dalam menjalankan tugas yang telah dipercayakan kepada kita. Kita tidak perlu cemas akan ketiadaan-Nya secara fisik, karena Ia selalu hadir bersama kita melalui Roh-Nya. Sebaliknya, kita didorong untuk hidup kudus, mengasihi sesama, dan bersaksi tentang Injil, sembari menantikan hari ketika kita akan bersatu dengan-Nya selamanya.

Kenaikan Tuhan Yesus adalah pengingat kuat bahwa misi-Nya belum selesai, bahwa kita telah diberikan kuasa ilahi melalui Roh Kudus, dan bahwa ada masa depan yang mulia menanti orang-orang yang percaya. Mari kita hidup dalam terang Kenaikan, dengan hati yang penuh syukur, pengharapan, dan kesediaan untuk melayani.

🏠 Homepage