Urutan dan Makna Surat Sebelum An-Nasr

١١٠ Urutan An-Nasr (110) Lanjut Al-Kafirun (109)

Ilustrasi urutan surat dalam Mushaf Al-Qur'an.

Identitas Surat Sebelum An-Nasr

Dalam susunan mushaf Al-Qur'an yang kita kenal saat ini, urutan penulisan (tartib mushaf) terkadang berbeda dengan urutan pewahyuan (tartib nuzul). Namun, dalam konteks pertanyaan mengenai surat apa yang berada tepat sebelum Surat An-Nasr (Surah ke-110), jawabannya merujuk pada susunan standar yang ditetapkan oleh para sahabat Nabi, terutama di bawah bimbingan Utsman bin Affan.

Surat yang secara spesifik berada persis sebelum Surat An-Nasr adalah Surat Al-Kafirun, yang merupakan Surat ke-109 dalam susunan mushaf. Pengetahuan tentang urutan ini penting karena membantu umat Islam memahami konteks dan alur penutup dari bagian akhir Al-Qur'an.

Karakteristik Surat Al-Kafirun (109)

Surat Al-Kafirun, yang memiliki lima ayat pendek, dikenal sebagai surat yang menekankan prinsip dasar pemisahan akidah dan ibadah antara seorang Muslim dengan orang-orang yang berbeda keyakinan. Surat ini diturunkan di Mekkah, menjadikannya salah satu surat Makkiyah.

Ayat kuncinya, "Lakum dinukum wa liya diin" (Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku), seringkali menjadi pengingat akan ketegasan prinsip tauhid yang tidak dapat dikompromikan. Meskipun pendek, kedudukannya yang berada sebelum surat An-Nasr memberikan kontras yang menarik dalam tema penutup Al-Qur'an. Surat Al-Kafirun menutup bab tentang penegasan eksklusivitas ibadah kepada Allah, sementara surat berikutnya (An-Nasr) berbicara tentang pertolongan dan kemenangan akhir.

Transisi Menuju Surat An-Nasr (110)

Transisi dari Surat Al-Kafirun ke Surat An-Nasr adalah salah satu momen penting dalam pembacaan akhir Al-Qur'an. Jika Al-Kafirun adalah deklarasi tegas tentang perbedaan jalan hidup dan ibadah, maka An-Nasr adalah janji ilahi yang menyusul pernyataan ketaatan tersebut.

Surat An-Nasr (Pertolongan Allah) adalah surat Madaniyah yang isinya berbicara tentang datangnya pertolongan Allah dan penaklukan (Fath) Mekkah. Surat ini dianggap sebagai isyarat akan berakhirnya risalah kenabian dalam konteks penegakan agama di muka bumi. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa surat ini adalah salah satu surat terakhir yang diturunkan kepada Rasulullah ﷺ.

Perbedaan Urutan Wahyu dan Urutan Mushaf

Penting untuk ditekankan bahwa urutan 109 (Al-Kafirun) diikuti oleh 110 (An-Nasr) adalah berdasarkan susunan mushaf. Secara kronologi pewahyuan, Al-Kafirun turun lebih awal (di Mekkah), sementara An-Nasr turun belakangan (di Madinah) setelah penaklukan Mekkah terjadi.

Meskipun demikian, mushaf disusun berdasarkan arahan langsung dari Rasulullah ﷺ kepada para penulis wahyu. Beliau memberikan petunjuk spesifik di mana setiap ayat dan surat harus ditempatkan setelah diwahyukan. Oleh karena itu, urutan Al-Kafirun (109) diikuti An-Nasr (110) adalah otoritatif dari sudut pandang penulisan dan pembacaan standar umat Islam. Susunan ini sangat logis: setelah penegasan prinsip tauhid yang teguh (Al-Kafirun), datanglah kabar gembira mengenai realisasi janji Allah melalui kemenangan (An-Nasr).

Mengapa Urutan Surat Penting?

Memahami urutan surat membantu kita dalam tadabbur (merenungkan) Al-Qur'an secara utuh. Surah-surah penutup, seperti yang ada di Juz 'Amma dan surat-surat panjang terakhir, seringkali berfungsi sebagai rangkuman atau penekanan terhadap ajaran fundamental. Surat Al-Kafirun dan An-Nasr yang bersebelahan memberikan semacam "penutup resmi" terhadap narasi dakwah.

Al-Kafirun adalah penutup dari bab pembahasan mengenai kebebasan beragama yang sejati berdasarkan keesaan Allah, sedangkan An-Nasr adalah konfirmasi bahwa kebenaran pasti akan menang melalui pertolongan ilahi. Urutan ini menciptakan ritme yang harmonis dalam struktur Al-Qur'an. Jika kita hanya melihatnya secara kronologis pewahyuan, konteks naratif penyusunan ini mungkin terlewatkan.

Jadi, bagi pembaca yang sedang mengkhatamkan Al-Qur'an atau sekadar ingin memastikan urutan bacaan mereka, surat yang persis berada sebelum surat An-Nasr adalah Surat Al-Kafirun (109). Kedua surat ini, meskipun berbeda periode pewahyuannya, ditempatkan berdekatan untuk memberikan penutup yang kuat pada struktur Al-Qur'an, menegaskan loyalitas akidah sebelum merayakan janji kemenangan. Pengetahuan ini memastikan bahwa tadabbur kita sejalan dengan tata cara yang telah ditetapkan sejak zaman Nabi Muhammad ﷺ.

🏠 Homepage