Amalan Mulia Setelah Membaca Surah An-Nas

Surah An-Nas, surat penutup dalam Al-Qur'an, memiliki kedudukan yang sangat istimewa. Bersama dengan Surah Al-Falaq, keduanya dikenal sebagai 'Al-Mu'awwidzatain', yang berarti dua surat untuk memohon perlindungan. Membaca kedua surat ini adalah praktik yang sangat dianjurkan, terutama sebagai pelindung dari kejahatan, waswas setan, dan gangguan jin. Namun, apa yang sebaiknya dilakukan seorang Muslim setelah surah An-Nas selesai dibaca?

ZIKR

Visualisasi perlindungan dan zikir setelah pembacaan.

Melanjutkan Perlindungan Setelah An-Nas

Setelah membaca Surah An-Nas, praktik sunnah yang sangat dianjurkan adalah mengulang bacaan tersebut tiga kali, terutama saat pagi hari, petang hari, dan sebelum tidur. Namun, jika pembacaan tersebut dilakukan di luar konteks rutinitas perlindungan utama (seperti setelah shalat fardhu atau sebelum tidur), seorang Muslim tidak lantas selesai dengan hanya membaca An-Nas. Terdapat beberapa amalan lain yang menguatkan fondasi keimanan dan perlindungan.

Secara umum, konteks membaca Surah An-Nas adalah bagian dari rangkaian zikir pagi dan petang. Oleh karena itu, amalan yang dilakukan setelah surah An-Nas seringkali berkesinambungan dengan zikir-zikir perlindungan lainnya. Sebagai contoh, setelah menyelesaikan Al-Mu'awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas), umat Islam dianjurkan untuk membaca doa perlindungan lainnya yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.

Bacaan Setelah An-Nas dalam Rangkaian Zikir

Dalam banyak riwayat hadis, ketika Nabi Muhammad SAW membaca surat-surat perlindungan, bacaan tersebut tidak berdiri sendiri. Misalnya, setelah membaca tiga surat pendek (Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas) sebanyak tiga kali saat pagi dan petang, praktik selanjutnya yang ditekankan adalah mengucapkan kalimat tauhid dan shalawat.

Salah satu bacaan penting yang sering menyusul adalah:

Integrasi dengan Doa Lainnya

Setelah memastikan semua perlindungan spesifik (Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas) telah diamalkan, langkah selanjutnya adalah menguatkan tali spiritual dengan Allah SWT melalui doa dan pengakuan. Ini mencakup pengucapan "Bismillahi alladzi la yadhurru ma'asmihi syai'un fil ardi wa la fis-sama'i wa Huwas-Sami'ul 'Alim" (Dengan nama Allah yang dengan nama-Nya tidak ada bahaya di bumi dan di langit, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui), yang juga diamalkan tiga kali.

Penting untuk diingat bahwa ibadah bersifat menyeluruh. Selesai membaca Surah An-Nas, seorang Muslim dianjurkan untuk menundukkan hati, merenungkan makna ayat tersebut—yakni memohon perlindungan dari Rabb-nya manusia, Raja manusia, dan Ilah manusia dari bisikan jahat yang tersembunyi—dan kemudian menutupnya dengan penyerahan diri penuh melalui doa-doa yang diajarkan.

Pentingnya Niat dan Kekhusyukan

Apapun bacaan yang dilakukan setelah surah An-Nas, faktor penentu keberkahan dan penerimaan amal adalah kekhusyukan (khusyu'). Membaca Al-Qur'an, termasuk An-Nas, bukan sekadar ritual melisankan huruf, melainkan proses interaksi spiritual. Setelah selesai memohon perlindungan dengan kalimat agung tersebut, Muslim diharapkan berada dalam keadaan hati yang terikat kuat kepada Allah, siap menghadapi hari dengan kesadaran bahwa pertolongan hanya datang dari-Nya.

Jadi, meskipun tidak ada satu bacaan tunggal yang wajib persis setelah An-Nas, mengintegrasikannya ke dalam rangkaian zikir pagi/petang, khususnya dengan mengulang, membaca Ayat Kursi, dan mengucapkan doa perlindungan lainnya, adalah cara terbaik untuk memaksimalkan manfaat dari surat perlindungan terpenting dalam Islam ini. Tujuannya adalah menutup usaha perlindungan diri secara berlapis, yang dimulai dari surat terpendek namun terkuat maknanya.

🏠 Homepage