Surat An-Nas adalah surat penutup dalam Al-Qur'an, menjadikannya surat ke-114. Surat ini bersama dengan Surat Al-Falaq sering disebut sebagai "Al-Mu'awwidzatain" (Dua Surah Perlindungan). Keutamaan membaca Surat An-Nas sangat besar, terutama dalam memohon perlindungan kepada Allah SWT dari segala macam kejahatan, bisikan jahat (waswas), jin, maupun kejahatan manusia.
Namun, amalan tidak berhenti hanya pada pembacaan semata. Dalam tradisi Islam, terdapat anjuran spesifik mengenai kapan dan bagaimana seharusnya kita mengamalkan pembacaan An-Nas, terutama ketika menyertainya dengan dua surat pelindung lainnya. Memahami konteks amalan ini sangat penting untuk memaksimalkan manfaat spiritual yang terkandung di dalamnya.
Waktu Utama Mengamalkan An-Nas
Amalan membaca Surat An-Nas, bersama Al-Falaq, memiliki waktu-waktu spesifik yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Waktu-waktu ini merupakan periode di mana umat Muslim paling membutuhkan perlindungan spiritual dari gangguan yang kasat mata maupun yang tidak kasat mata.
1. Setelah Salat Wajib
Salah satu amalan rutin setelah menyelesaikan salat wajib (lima waktu) adalah membaca Al-Mu'awwidzatain (Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas). Rasulullah SAW mengajarkan bahwa pembacaan ini berfungsi sebagai benteng harian.
- Setelah salam dari salat Subuh.
- Setelah salam dari salat Maghrib.
Dalam beberapa riwayat, dianjurkan membaca ayat-ayat ini sebanyak tiga kali setelah kedua salat tersebut untuk menyempurnakan perlindungan hingga waktu salat berikutnya.
2. Sebelum Tidur Malam
Amalan yang paling terkenal adalah membacanya sebelum beranjak tidur. Ini adalah tradisi yang sangat ditekankan. Ketika seseorang merebahkan diri untuk tidur, ia berada dalam kondisi lengah dan rentan terhadap gangguan setan sepanjang malam.
Sebelum tidur, Rasulullah SAW mencontohkan dengan menggenggam kedua telapak tangan, meniupkan ke dalamnya setelah membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas secara berurutan, kemudian mengusapkan kedua tangan tersebut ke seluruh tubuh yang dapat dijangkau, dimulai dari wajah, kepala, hingga bagian depan tubuh. Amalan ini diulang sebanyak tiga kali.
Fokus Makna di Balik An-Nas
Mengapa Surat An-Nas begitu penting dalam rutinitas zikir? Karena fokus utama surat ini adalah memohon perlindungan dari An-Naas (manusia) dan Al-Jinn (jin) yang menjadi sumber waswas.
Setelah membaca An-Nas, seorang Muslim menyadari bahwa musuh terbesarnya sering kali datang melalui bisikan yang mendorong pada perbuatan buruk, baik bisikan itu berasal dari jin yang menyesatkan maupun dari hawa nafsu diri sendiri yang dipengaruhi oleh godaan luar.
Doa Sebagai Penutup Perlindungan
Setelah menyelesaikan bacaan Surat An-Nas, praktik yang baik adalah memanjatkan doa permohonan perlindungan secara lisan, meskipun doa tersebut sudah terkandung dalam ayat itu sendiri. Ini menegaskan penyerahan diri penuh kepada Sang Pencipta.
Beberapa ulama menyarankan untuk menggabungkan bacaan An-Nas dengan doa perlindungan yang lebih umum setelahnya, seperti permohonan agar ditetapkan di atas keimanan dan dijauhkan dari fitnah duniawi, sebagai penekanan dari makna yang baru saja dibaca.
Keutamaan Rutin Mengamalkan
Konsistensi dalam mengamalkan pembacaan An-Nas (dan Al-Falaq serta Al-Ikhlas) setelah salat dan sebelum tidur memberikan dampak signifikan pada ketenangan batin seorang Muslim.
- Ketenangan Jiwa: Rasa aman karena berlindung langsung kepada Rabb Manusia (Rabb An-Naas).
- Pertahanan Diri: Membentuk benteng spiritual melawan serangan sihir, santet, atau gangguan halus lainnya yang seringkali terjadi tanpa disadari.
- Disiplin Ibadah: Menjadikan pembacaan ayat-ayat pendek ini sebagai penutup ibadah wajib, yang memudahkan konsistensi.
Oleh karena itu, setelah selesai mengucapkan ayat terakhir dari Surat An-Nas, kita seolah menutup semua pintu gangguan dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT, Sang Raja, Sang Ilah, tempat kita berlindung dari segala kejahatan yang tersembunyi maupun yang tampak. Amalan sederhana ini, jika dilakukan dengan penuh kesadaran dan keyakinan, menjadi investasi perlindungan yang tak ternilai harganya dalam kehidupan sehari-hari.