Pertanyaan mengenai posisi spesifik Surah An-Nahl dalam mushaf Al-Qur'an sering kali muncul di kalangan pembaca Al-Qur'an, baik yang baru belajar maupun yang ingin memastikan urutan ayat suci. Untuk menjawab secara langsung pertanyaan surah an nahl muka surat berapa, jawabannya bergantung pada format standar mushaf yang digunakan, namun secara umum, surah ini berada di pertengahan Al-Qur'an.
Secara urutan turunnya wahyu (nubuwwah), Surah An-Nahl merupakan surah Makkiyah, meskipun terdapat beberapa ayat di dalamnya yang turun di Madinah. Namun, dalam susunan mushaf standar yang kita kenal saat ini (disebut juga susunan Utsmani), Surah An-Nahl menempati urutan ke-16.
Dalam mushaf Al-Qur'an yang baku dan lazim digunakan di seluruh dunia Muslim, urutan surah telah ditetapkan berdasarkan kesepakatan para sahabat Nabi Muhammad SAW. Surah An-Nahl (النَّحْل), yang berarti 'Lebah', adalah surah ke-16.
Jika kita merujuk pada penomoran halaman (muka surat) yang umum, Surah An-Nahl biasanya dimulai di sekitar halaman 267 atau 270, tergantung pada metodologi penomoran dan ukuran cetak mushaf (apakah menggunakan standar cetakan Madinah, Indonesia, atau lainnya). Jumlah ayatnya adalah 129 ayat. Karena surah ini cukup panjang dan berada di pertengahan, perpindahannya antar halaman bisa bervariasi.
Meskipun surah-surah Makkiyah (seperti An-Nahl) turun lebih dulu secara kronologis sebelum hijrah, penempatan mereka dalam mushaf tidak mengikuti urutan turunnya. Susunan mushaf modern mengikuti tertib yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril, di mana surah-surah disusun berdasarkan petunjuk ilahi, bukan murni kronologi pewahyuan. Surah An-Nahl ditempatkan setelah Surah Maryam (ke-15) dan sebelum Surah Al-Isra (ke-17).
Memahami posisi ini membantu pembaca Al-Qur'an untuk menjaga kontinuitas bacaan (tilawah) dan memudahkan pencarian jika mereka sedang mengikuti tadarus atau hafalan. Karena sudah tahu bahwa An-Nahl adalah surah ke-16, pencarian akan lebih efisien dibandingkan hanya mengandalkan perkiraan muka surat yang rentan berubah antar penerbit.
Surah An-Nahl kaya akan ayat-ayat yang menunjukkan kebesaran Allah SWT melalui fenomena alam, khususnya yang berkaitan dengan penciptaan. Nama surah ini diambil dari ayat 68-69 yang berbicara tentang wahyu Allah kepada lebah:
"Dan Tuhan mewahyukan kepada lebah: 'Buatlah sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di bangunan-bangunan yang mereka buat. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu).' Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat kesembuhan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berpikir."
Ayat ini menjadi bukti ilmiah dan teologis tentang bagaimana Allah SWT memberikan ilham kepada makhluk-Nya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat luar biasa bagi manusia, yaitu madu. Selain itu, An-Nahl juga membahas tentang tauhid, hari kiamat, dan pentingnya bersyukur atas nikmat-nikmat duniawi seperti air, makanan, dan hewan ternak.
Meskipun posisi Surah An-Nahl secara urutan adalah ke-16, mengingat kebutuhan praktis dalam membaca Al-Qur'an, mengetahui kira-kira di muka surat berapa ia berada sangat membantu. Di sebagian besar mushaf standar cetakan Timur Tengah atau Indonesia yang berjumlah 604 halaman (atau lebih), An-Nahl akan Anda temukan di sekitar sepertiga bagian akhir Al-Qur'an. Selalu pastikan untuk merujuk pada daftar isi (Fihris) di awal Al-Qur'an Anda untuk penomoran halaman yang pasti, karena variasi cetakan sangat mungkin terjadi. Namun, posisi urutannya (ke-16) tetap absolut dan tidak berubah.