Dalam ajaran Islam, terdapat surat-surat pendek di dalam Al-Qur'an yang memiliki keutamaan luar biasa sebagai penangkal keburukan, sihir, dan gangguan jin atau setan. Dua surat yang paling sering dirujuk dalam konteks perlindungan ini adalah Surat Al-Falaq (Surat Pembuka Fajar) dan Surat An-Nas (Surat Manusia). Kedua surat ini secara kolektif dikenal sebagai Al-Mu'awwidzatain (Dua Penjaga).
Kisah turunnya kedua surat ini sangat erat kaitannya dengan kebutuhan mendesak Nabi Muhammad SAW akan perlindungan dari tipu daya jahat. Ketika ancaman sihir menimpa beliau, Allah SWT menurunkan kedua surah ini sebagai wahyu langsung, memberikan petunjuk agung tentang cara berlindung kepada Rabb pencipta alam semesta, Rabb yang menguasai waktu fajar, dan Rabb Yang Maha Menguasai seluruh umat manusia.
Membaca Surat Al-Falaq an Nas secara rutin adalah amalan sunnah yang sangat ditekankan, terutama pada pagi hari setelah subuh dan petang hari sebelum tidur. Keduanya bekerja sebagai tameng spiritual yang komprehensif, melindungi dari kejahatan yang nyata maupun yang tersembunyi.
Surat Al-Falaq memerintahkan kita untuk memohon perlindungan kepada Rabb Pemilik Subuh (Fajar). Ayat-ayatnya merinci jenis-jenis kejahatan yang harus kita hindari perlindungannya:
Dengan mengakui bahwa hanya Allah SWT, Sang Pemilik waktu terbitnya cahaya dari kegelapan, yang mampu menolak semua keburukan tersebut, seorang mukmin menempatkan ketergantungannya pada kekuatan tertinggi. Cahaya fajar (Al-Falaq) adalah metafora kemenangan atas kegelapan, dan dengan memintanya, kita memohon agar Allah menghilangkan semua bentuk kegelapan dan bahaya dari hidup kita.
Jika Al-Falaq berfokus pada perlindungan dari bahaya eksternal dan fisik, Surat An-Nas fokus pada pertahanan internal dan psikologis. Surat ini meminta perlindungan kepada Rabb Penguasa Manusia:
Fokus utama An-Nas adalah melawan musuh yang paling licik: bisikan waswas. Syaitan dan jin beroperasi dengan cara membisikkan keraguan, ketakutan, kesombongan, dan godaan untuk berbuat maksiat. Permintaan perlindungan kepada Rabb Yang menguasai 'Ilah' (Dzat yang diibadahi) memastikan bahwa kehendak dan pengabdian kita tidak dibelokkan oleh tipu daya makhluk halus tersebut.
Ketika Surat Al-Falaq an Nas dibaca bersamaan, mereka membentuk benteng pertahanan yang paripurna. Al-Falaq membersihkan medan pertempuran dari ancaman eksternal (sihir, penyakit, kegelapan malam), sementara An-Nas mengamankan markas utama, yaitu hati dan pikiran manusia, dari serangan musuh tersembunyi (waswas).
Rasulullah SAW mengajarkan bahwa mengamalkan keduanya dengan keyakinan penuh adalah salah satu cara terbaik untuk menjaga diri. Ini bukan sekadar ritual pengucapan kata-kata, melainkan penegasan tauhid yang mendalam; bahwa segala bentuk kejahatan, tidak peduli seberapa besar kekuatannya—apakah kekuatan alam semesta (fajar), kegelapan, dengki, atau bisikan halus—semuanya berada di bawah kendali dan kekuasaan mutlak Allah SWT. Dengan memahami makna Surat Al-Falaq an Nas, kita tidak hanya melindungi diri, tetapi juga memperkuat hubungan spiritual kita dengan Sang Pelindung Sejati.