Memahami Kekuatan Tawakkul: Surat An-Nahl Ayat 98

س

Simbol Keteguhan Hati

Teks dan Terjemahan An-Nahl Ayat 98

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
"Maka apabila kamu membaca Al-Qur'an, permohonlah perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk."

Ayat 98 dari Surah An-Nahl (Lebah) ini merupakan penggalan instruksi penting dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, yang secara universal berlaku bagi seluruh umat Islam. Ayat ini menekankan pentingnya mencari perlindungan spiritual sebelum melakukan ibadah membaca Al-Qur'an, yaitu dengan mengucapkan "A'udzu billahi minas syaithonir rojiim" (Aku berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutuk).

Konteks Ayat dan Pentingnya Isti'adzah

Surah An-Nahl secara keseluruhan membahas berbagai nikmat Allah, keesaan-Nya, serta peringatan terhadap kesyirikan. Ayat 98 ini hadir dalam konteks yang lebih luas mengenai kedudukan Al-Qur'an sebagai petunjuk. Syaitan, sang pembisik kejahatan, selalu berusaha mengganggu fokus dan pemahaman seorang hamba saat ia mendekatkan diri kepada Kalamullah (Firman Allah).

Isti'adzah (meminta perlindungan) bukan sekadar ritual lisan. Ini adalah pengakuan otentik bahwa kekuatan manusia terbatas dalam menghadapi tipu daya musuh yang gaib. Dengan membaca isti'adzah, seorang Muslim menyatakan imannya bahwa hanya Allah SWT yang memiliki kekuatan penuh untuk melindungi hati dan pikirannya dari bisikan was-was yang dapat merusak kekhusyukan tadarus.

Mengapa Perlindungan Itu Diperlukan Saat Membaca Al-Qur'an?

Al-Qur'an adalah penawar bagi penyakit hati dan petunjuk menuju kebenaran mutlak. Karena sifatnya yang sangat mulia dan mengandung kebenaran yang menyingkap kebatilan, ia menjadi target utama gangguan syaitan. Ada beberapa aspek gangguan yang berusaha dilakukan syaitan:

  1. Mengalihkan Fokus (Waswas): Syaitan berusaha membuat pikiran melayang ke urusan duniawi atau menimbulkan keraguan saat ayat-ayat penting sedang dibaca.
  2. Merusak Pemahaman: Ia mungkin mencoba menanamkan penafsiran yang keliru atau pandangan sinis terhadap makna yang disampaikan Allah.
  3. Menghalangi Tadabbur: Tujuan utamanya adalah mencegah seorang Muslim merenungkan (tadabbur) isi Al-Qur'an dan mengambil hikmah darinya, sehingga pesan Ilahi tidak dapat meresap ke dalam jiwa.

Oleh karena itu, perintah dalam An-Nahl ayat 98 ini menjadi fondasi penting sebelum memasuki lautan ilmu yang terkandung dalam Al-Qur'an. Ini memastikan bahwa interaksi kita dengan wahyu berjalan dalam suasana yang murni dan aman dari intervensi eksternal yang menyesatkan.

Implikasi Spiritual Ayat Ini

Meskipun ayat ini secara eksplisit memerintahkan isti'adzah saat membaca Al-Qur'an, maknanya dapat diperluas menjadi sebuah prinsip hidup. Prinsip ini mengajarkan umat Islam untuk selalu memohon perlindungan kepada Allah di setiap langkah, terutama ketika akan melakukan perbuatan baik atau menghadapi godaan besar. Rasa rendah diri di hadapan keagungan Allah dan kesadaran akan keberadaan musuh spiritual (syaitan) harus selalu menyertai seorang mukmin.

Ayat ini mengingatkan kita bahwa perjuangan spiritual tidak pernah berhenti. Setiap kali kita membuka mushaf, kita memasuki medan pertempuran spiritual di mana iman kita diuji. Perlindungan yang diminta adalah sebuah penyerahan diri total (tawakkul) bahwa Allah adalah sebaik-baik Pelindung. Dengan memohon perlindungan sebelum memulai, kita menancapkan niat yang kuat untuk menjadi pendengar yang taat, bukan pendengar yang mudah terdistraksi.

🏠 Homepage