Surat An-Nas adalah surat ke-114 dan merupakan surat terakhir dalam susunan mushaf Al-Qur'an. Surat ini termasuk dalam golongan surat pendek, terdiri dari enam ayat, dan dikenal sebagai salah satu surat pelindung (Mu'awwidzatain), bersama dengan Surat Al-Falaq. Pemahaman mendalam mengenai **surat an nas urutan** terakhir ini sangat penting bagi setiap Muslim karena keutamaan dan fungsinya sebagai benteng spiritual harian.
Simbol perlindungan dari bisikan jahat.
Teks dan Urutan Ayat Surat An-Nas
Surat ini diturunkan setelah Surat Al-Falaq (surat ke-113) dan menjadi penutup dari rangkaian perlindungan yang diperintahkan Allah SWT. Meskipun secara surat an nas urutan adalah yang terakhir, substansinya adalah permohonan perlindungan dari tiga sumber kejahatan utama.
Makna Tiga Sifat Allah dalam An-Nas
Surat An-Nas mengajarkan kita untuk mencari perlindungan hanya kepada Allah SWT, yang digambarkan melalui tiga sifat utama dalam tiga ayat pertama. Memahami **surat an nas urutan** ini dari perspektif makna memberikan kedalaman pada ibadah kita:
- Rabbun Naas (Tuhan Manusia): Allah adalah Pencipta, Pengatur, dan Pemelihara seluruh umat manusia. Perlindungan dari Sang Pencipta adalah yang paling hakiki.
- Malikun Naas (Raja Manusia): Allah adalah penguasa mutlak atas segala urusan manusia. Tidak ada yang dapat menghalangi kuasa-Nya.
- Ilaahun Naas (Sembahan Manusia): Hanya Allah yang berhak disembah. Dengan mengakui keesaan-Nya, kita menguatkan tauhid kita dari pengaruh jahat.
Sumber Kejahatan yang Dimohonkan Perlindungan
Ayat keempat hingga keenam secara spesifik menyebutkan musuh utama manusia dalam perjuangan spiritual, yaitu Al-Waswas Al-Khannas. Makna dari frasa ini sangat mendalam. "Al-Waswas" berarti bisikan yang merayu dan menipu, sementara "Al-Khannas" berarti sesuatu yang menarik diri atau bersembunyi ketika nama Allah disebut.
Bisikan ini dapat datang dari dua sumber yang disebutkan di ayat terakhir: Jin (setan yang tidak terlihat) dan Manusia (setan dari kalangan manusia yang mempengaruhi orang lain). Oleh karena itu, ketika kita membaca surat ini, kita berlindung secara komprehensif dari setiap godaan, baik yang tersembunyi maupun yang terlihat secara kasat mata.
Keutamaan dan Praktik Pembacaan
Keutamaan membaca Surat An-Nas—bersama Al-Falaq dan Al-Ikhlas—sangat besar. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa surat-surat ini adalah perlindungan terbaik. Bahkan, ketika beliau sakit atau ketika ada yang sakit, beliau senantiasa membacakan tiga surat pelindung ini, meniupkannya pada telapak tangan, lalu mengusapkannya ke seluruh tubuh.
Meskipun penempatan **surat an nas urutan** adalah yang terakhir dalam mushaf, fungsinya adalah sebagai penutup pertahanan spiritual kita sebelum tidur dan sesudah salat fardu. Memahami bahwa kita meminta perlindungan dari Tuhan, Raja, dan Ilah seluruh manusia, menegaskan bahwa kekuatan apa pun yang mencoba mengganggu, akan selalu kalah di hadapan kekuatan ilahi.
Pengulangan kata "An-Nas" (Manusia) sebanyak lima kali dalam enam ayat menunjukkan bahwa ujian terbesar dan target utama bisikan kejahatan adalah kaum manusia itu sendiri. Dengan mempraktikkan pembacaan rutin, seorang Muslim membangun benteng yang kokoh melawan segala jenis kegelisahan dan godaan yang merusak iman dan amal perbuatannya.
Menghafal dan memahami surat ini bukan sekadar tradisi, melainkan kebutuhan esensial dalam menghadapi tantangan dunia modern yang penuh dengan distraksi dan godaan tak kasat mata.