Keagungan Surat An-Nas: Benteng Perlindungan Terakhir

Memahami Ayat Perlindungan Terpenting dalam Al-Qur'an

An-Nas (Perlindungan) Waswas

Ilustrasi visual permohonan perlindungan dari bisikan jahat.

Pengantar Surat An-Nas

Surat An-Nas adalah surat ke-114 sekaligus surat penutup dalam urutan mushaf Al-Qur'an. Surat ini memiliki kedudukan yang sangat mulia karena bersama dengan Surat Al-Falaq (surat ke-113), ia dikenal sebagai Al-Mu'awwidzatain, yaitu dua surat yang berfungsi sebagai benteng pelindung spiritual tertinggi bagi seorang Muslim. An-Nas sering disebut sebagai surat an nas yang kedua dalam konteks urutan pembacaannya setelah Al-Falaq saat mencari perlindungan, meskipun secara nomor urut ia adalah yang terakhir.

Surat ini diturunkan di Mekkah, dan berdasarkan riwayat yang sahih, ia diturunkan sebagai respons atas upaya sihir yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW. Permintaan perlindungan yang terkandung di dalamnya sangat mendasar dan universal: memohon perlindungan dari kejahatan yang datang dari dalam diri sendiri (bisikan) maupun dari luar diri.

Teks dan Terjemahan Surat An-Nas

Surat An-Nas terdiri dari enam ayat pendek yang padat makna. Berikut adalah teks Arab dan terjemahan Indonesianya:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ (Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.) قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1) Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (pemelihara dan pelindung) manusia." مَلِكِ النَّاسِ (2) Raja manusia. إِلَٰهِ النَّاسِ (3) Sembahan (yang berhak disembah) manusia. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4) Dari kejahatan (bisikan) setan yang tersembunyi (yang menghilang bila disebut nama Allah). الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5) Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ (6) Dari (golongan) jin dan manusia."

Konteks dan Makna Ayat

Ayat pertama hingga ketiga membangun landasan tauhid yang kokoh sebagai syarat utama permohonan perlindungan. Seorang hamba berserah diri kepada tiga sifat mutlak Allah SWT:

Dengan mengakui tiga otoritas ini, seorang mukmin menegaskan bahwa hanya Allah SWT yang mampu memberikan perlindungan sejati.

Fokus Perlindungan: Al-Waswas Al-Khannas

Inti permohonan perlindungan terdapat pada ayat keempat hingga keenam, yakni berlindung dari "syarri al-waswas al-khannas". Kata "waswas" merujuk pada bisikan atau keraguan yang ditanamkan secara halus ke dalam hati. Sementara "khannas" berarti sesuatu yang menarik diri atau menghilang saat sesuatu yang lebih kuat datang.

Para ulama menafsirkan "al-khannas" ini sebagai iblis atau setan. Setan jenis ini memiliki kebiasaan buruk: ia akan aktif membisikkan godaan ketika manusia lalai atau berada dalam kondisi lemah (seperti saat sakit atau takut). Namun, ketika seorang hamba mengingat Allah (berzikir atau membaca Al-Qur'an), maka bisikan itu akan surut atau menghilang untuk sementara waktu.

Ayat kelima menjelaskan bahwa tempat operasi bisikan ini adalah "shudur an-nas" (dalam dada manusia), yaitu area hati dan pikiran, tempat bersemayamnya iman dan niat.

Kategori Sumber Bisikan: Jin dan Manusia

Ayat terakhir dari surat an nas yang kedua ini memberikan cakupan perlindungan yang sangat luas. Perlindungan diminta "minal jinnati wan nas" (dari golongan jin dan manusia). Ini adalah penegasan bahwa sumber kejahatan yang dapat merusak keimanan tidak hanya berasal dari entitas gaib (jin/setan), tetapi juga dari sesama manusia yang memiliki niat buruk, seperti para penyihir, penipu, atau orang yang menyebarkan fitnah dan keraguan.

Oleh karena itu, membaca surat An-Nas secara rutin, terutama sebelum tidur dan setelah salat Subuh dan Maghrib bersama Al-Falaq, berfungsi sebagai penutupan spiritual yang memastikan bahwa seorang Muslim dilindungi dari segala bentuk intervensi negatif, baik yang datang dari alam tak kasat mata maupun dari lingkungan sosialnya. Ini adalah doa paling ringkas namun paling komprehensif untuk menjaga kemurnian hati dan akidah hingga akhir hayat.

🏠 Homepage