Dalam Al-Qur'an, Allah SWT menurunkan berbagai ayat yang mengandung petunjuk, peringatan, dan nasihat berharga bagi seluruh umat manusia. Salah satu ayat yang memiliki makna mendalam dan relevansi universal adalah Surat An Nisa ayat 131. Ayat ini, meskipun singkat, memuat pesan penting tentang kewaspadaan diri dan kepatuhan terhadap perintah-Nya. Mari kita bedah makna dan pelajaran yang bisa kita ambil dari ayat mulia ini.
وَلِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الۡاَرۡضِؕ وَلَقَدۡ وَصَّيۡنَا الَّذِيۡنَ
"Dan hanya milik Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan sungguh, Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu – juga kepada kamu – agar bertakwa kepada Allah."
Ayat 131 dari Surat An Nisa ini diawali dengan sebuah pernyataan tauhid yang fundamental: "Dan hanya milik Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi." Kalimat ini menegaskan keesaan Allah sebagai Sang Pencipta, Penguasa, dan Pemilik mutlak atas segala sesuatu yang ada di alam semesta, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi. Tidak ada satupun makhluk, sekecil apapun, yang berada di luar pengetahuan dan kekuasaan-Nya. Pengakuan ini seharusnya menjadi dasar setiap hamba dalam menjalani kehidupan, menyadari bahwa segala sesuatu yang dimiliki hanyalah titipan semata.
Selanjutnya, ayat ini melanjutkan dengan perintah yang ditujukan kepada dua golongan sekaligus: "Dan sungguh, Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu – juga kepada kamu – agar bertakwa kepada Allah." Perintah untuk bertakwa ini bukanlah hal baru yang diwahyukan hanya kepada umat Nabi Muhammad SAW. Sebaliknya, ia merupakan ajaran inti yang telah diwariskan kepada para nabi dan rasul sebelumnya, serta kitab-kitab suci yang diturunkan kepada mereka. Ini menunjukkan betapa sentralnya konsep takwa dalam ajaran semua agama samawi.
Kata "takwa" secara harfiah berarti menjaga diri dari sesuatu yang ditakuti. Dalam konteks agama, takwa berarti melakukan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya, demi menjaga diri dari murka dan siksa-Nya. Ini bukan sekadar ritual ibadah, melainkan sebuah sikap hidup yang mencakup kesadaran ilahi dalam setiap detik kehidupan.
1. Penegasan Tauhid dan Kepemilikan Mutlak Allah: Ayat ini mengingatkan kita bahwa segala kenikmatan, kekuasaan, dan sumber daya yang kita miliki di dunia ini adalah milik Allah semata. Kesadaran ini seharusnya menumbuhkan rasa syukur, kerendahan hati, dan tidak menjadikan dunia sebagai tujuan akhir.
2. Universalitas Ajaran Takwa: Perintah bertakwa adalah ajaran mendasar yang menghubungkan semua umat beragama yang berpegang pada wahyu ilahi. Ini menunjukkan bahwa inti dari kebenaran ajaran ilahi adalah sama, yaitu mengarahkan manusia untuk patuh kepada Sang Pencipta.
3. Tanggung Jawab Individu dan Kolektif: Perintah ini berlaku untuk setiap individu, tanpa memandang latar belakang atau generasi. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk senantiasa menjaga hubungan baik dengan Allah melalui ketakwaan.
4. Membangun Ketaatan yang Konsisten: Perintah "agar bertakwa" merupakan instruksi yang berkelanjutan. Artinya, ketakwaan bukanlah sesuatu yang dicapai sekali lalu selesai, melainkan sebuah proses perjuangan terus-menerus untuk menjaga diri agar selalu berada dalam koridor keridhaan Allah.
5. Pentingnya Waspada Terhadap Lalai: Ayat ini juga tersirat sebagai peringatan agar tidak menjadi orang yang lalai dari perintah Allah. Mengingat Allah adalah pemilik segalanya, maka segala bentuk kelalaian dalam menaati-Nya akan berujung pada kerugian.
Surat An Nisa ayat 131 mengajarkan kepada kita untuk senantiasa menyandarkan diri kepada Allah, mengakui kebesaran-Nya, dan menjadikan takwa sebagai kompas dalam setiap langkah kehidupan. Dengan menerapkan nilai-nilai ketakwaan, kita tidak hanya berupaya meraih kebahagiaan dunia, tetapi yang terpenting adalah keselamatan dan keberkahan di akhirat kelak. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang senantiasa bertakwa.