Ilustrasi: Refleksi Nilai-Nilai Spiritual dan Sosial
Surat An Nisa, yang berarti "Wanita", merupakan salah satu surat Madaniyyah yang kaya akan ajaran mengenai tatanan sosial, hukum, dan etika dalam Islam. Di antara ayat-ayatnya yang mendalam, rentang ayat 61 hingga 80 menawarkan pencerahan penting bagi kaum Muslimin. Ayat-ayat ini membimbing umat dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan, menegaskan prinsip keadilan, kejujuran, dan tanggung jawab.
Pada bagian awal rentang ini, Allah SWT berfirman mengenai pentingnya ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, serta perintah untuk menyelesaikan urusan dengan adil. Ayat 61 Surat An Nisa secara eksplisit menyatakan, "Apabila dikatakan kepada mereka: ‘Marilah kepada apa yang telah Allah turunkan dan kepada Rasul’, kamu lihat orang-orang munafik menghalangi dari padamu dengan sangat." Ayat ini menyoroti sikap orang munafik yang enggan tunduk pada hukum Allah dan ajaran Rasul, sebuah peringatan keras bagi siapa saja yang memiliki keraguan atau kemunafikan dalam diri.
Lebih lanjut, ayat-ayat ini juga membahas tentang bagaimana keputusan harus diambil berdasarkan hukum Ilahi. Perintah untuk berhukum dengan adil, sebagaimana tercermin dalam beberapa ayat, menekankan bahwa kebenaran harus ditegakkan tanpa pandang bulu. Tanggung jawab terhadap harta anak yatim dan perlunya memberikan hak-hak mereka juga menjadi perhatian utama. Ini menunjukkan betapa Islam sangat peduli terhadap kelompok rentan dalam masyarakat.
Memasuki ayat 71 hingga 80, fokus pembahasan bergeser pada aspek perjuangan dan kehati-hatian dalam menghadapi musuh. Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk berhati-hati dan mempersiapkan diri, namun juga mengingatkan agar tidak melakukan permusuhan tanpa sebab. Dalam konteks perang atau pertahanan diri, ayat-ayat ini memberikan panduan yang jelas mengenai etika bertindak, bahkan dalam kondisi konflik.
Ayat-ayat ini juga menyentuh pentingnya berserah diri kepada Allah setelah berusaha seoptimal mungkin. Perintah untuk menjaga diri dan tidak berputus asa dari rahmat Allah menjadi penegasan bahwa setiap perjuangan harus dibarengi dengan keyakinan akan pertolongan-Nya. Surat An Nisa ayat 78, misalnya, mengingatkan bahwa kesuksesan dan kegagalan datang dari Allah, sehingga umat manusia diperintahkan untuk selalu kembali kepada-Nya dalam segala keadaan.
Sebuah poin krusial yang dapat ditarik dari ayat-ayat ini adalah penekanan pada kebersamaan dan persatuan. Dalam menghadapi berbagai tantangan, baik internal maupun eksternal, ajaran dalam Surat An Nisa ayat 61-80 secara implisit maupun eksplisit mengajak kaum mukminin untuk bersatu padu, saling menasihati dalam kebaikan, dan menjauhi perpecahan. Perintah untuk menyelesaikan perselisihan dengan cara damai dan mengedepankan solusi yang diridhai Allah juga menjadi landasan penting dalam membangun masyarakat yang harmonis.
Secara keseluruhan, Surat An Nisa ayat 61-80 memberikan panduan yang komprehensif mengenai bagaimana seorang Muslim seharusnya bersikap dalam berbagai aspek kehidupan. Mulai dari ketaatan kepada ajaran agama, penegakan keadilan, tanggung jawab sosial, kewaspadaan dalam menghadapi ancaman, hingga pentingnya tawakal dan kebersamaan. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sangat relevan untuk diterapkan di masa kini. Di tengah maraknya informasi yang simpang siur, ajaran untuk selalu merujuk pada sumber yang benar (Al-Qur'an dan Sunnah) menjadi semakin penting. Demikian pula, di era globalisasi yang penuh tantangan, prinsip kehati-hatian dan perjuangan yang dibalut dengan tawakal kepada Allah menjadi bekal yang sangat berharga.
Memahami dan mengamalkan isi dari Surat An Nisa ayat 61-80 berarti membekali diri dengan prinsip-prinsip luhur yang akan membimbing langkah kita menuju keridhaan Allah SWT. Ayat-ayat ini adalah cahaya penerang yang mengingatkan kita akan hakikat kehidupan dan tanggung jawab kita sebagai hamba-Nya.