Bagi sebagian orang yang baru mengenal budaya Korea, salah satu hal pertama yang menarik perhatian adalah aksara atau tulisan yang unik. Berbeda dengan aksara Latin yang sering kita gunakan sehari-hari, tulisan Korea memiliki estetika visual yang khas. Sistem penulisan ini dikenal sebagai Hangeul (한글), dan sering kali disebut sebagai "alfabet Korea" karena sifatnya yang fonetik dan terstruktur. Memahami Hangeul adalah kunci awal untuk membuka pintu ke dunia bahasa dan budaya Korea yang luas.
Hangeul bukanlah sistem penulisan kuno yang tumbuh secara organik selama berabad-abad. Sebaliknya, Hangeul diciptakan secara sengaja atas perintah Raja Sejong yang Agung dari Dinasti Joseon pada abad ke-15. Pada masa itu, masyarakat Korea umumnya menggunakan aksara Tionghoa (Hanja), yang sangat sulit dipelajari dan dikuasai oleh rakyat jelata. Hal ini menciptakan kesenjangan besar dalam literasi, di mana hanya kaum bangsawan dan terpelajar yang mampu membaca dan menulis.
Raja Sejong, dengan visi yang progresif, menyadari bahwa memiliki sistem penulisan yang mudah diakses akan memberdayakan rakyatnya. Ia kemudian mengumpulkan para sarjana untuk menciptakan sebuah aksara yang fonetik, mudah dipelajari, dan mencerminkan bunyi bahasa Korea secara akurat. Hasilnya adalah Hangeul, yang secara resmi diperkenalkan pada tahun 1446 dalam sebuah dokumen bernama Hunminjeongeum (훈민정음), yang berarti "Bunyi yang Benar untuk Mengajar Rakyat." Hangeul dirancang untuk menjadi sistem penulisan yang demokratis, memungkinkan setiap orang, tanpa memandang status sosial, untuk belajar membaca dan menulis.
Salah satu keunggulan Hangeul adalah strukturnya yang logis dan sistematis. Berbeda dengan alfabet Latin di mana setiap huruf mewakili satu bunyi, Hangeul terdiri dari dua jenis elemen dasar: konsonan dan vokal. Keduanya kemudian digabungkan dalam blok-blok suku kata.
Konsonan Dasar: Hangeul memiliki 14 konsonan dasar. Bentuk konsonan ini didesain berdasarkan bentuk organ bicara saat mengucapkan bunyi tersebut. Misalnya:
Vokal Dasar: Hangeul memiliki 10 vokal dasar yang terinspirasi dari filosofi Timur, seperti langit, bumi, dan manusia.
Konsonan dan vokal Hangeul tidak ditulis berurutan satu per satu seperti dalam alfabet Latin. Sebaliknya, mereka dikelompokkan menjadi "blok suku kata" yang persegi. Setiap blok mewakili satu suku kata. Ada beberapa pola umum dalam penyusunan blok suku kata:
Dibandingkan dengan banyak sistem penulisan lain di dunia, Hangeul terkenal karena kemudahan mempelajarinya. Ada beberapa alasan utama untuk hal ini:
Bahkan, ada anekdot yang mengatakan bahwa orang bijak dapat mempelajarinya dalam satu pagi, dan orang bodoh dalam sepuluh hari. Meskipun mungkin sedikit berlebihan, anekdot ini menekankan betapa efisiennya Hangeul dalam desainnya.
Memahami tulisan Korea alfabet, Hangeul, adalah langkah pertama yang menarik dan bermanfaat bagi siapa saja yang tertarik dengan bahasa dan budaya Korea. Keindahan Hangeul tidak hanya terletak pada tampilannya yang unik, tetapi juga pada sejarahnya yang inspiratif dan desainnya yang cerdas. Dengan sedikit usaha dan latihan, Anda akan segera dapat membaca dan bahkan menulis kata-kata dalam bahasa Korea, membuka gerbang baru untuk menikmati K-drama, K-pop, atau bahkan berinteraksi langsung dengan penutur bahasa Korea. Selamat belajar Hangeul!