Surat An-Nas, yang berarti "Manusia", adalah surat penutup dalam mushaf Al-Qur'an. Surat ini memiliki posisi yang sangat istimewa karena merupakan doa perlindungan yang ringkas namun sangat mendalam maknanya. Fokus utama kita dalam pembahasan ini adalah tuliskan surat an nas ayat 1.
Surat An-Nas diturunkan setelah Surat Al-Falaq, dan keduanya sering disebut sebagai "Al-Mu'awwidzatain" (Dua Surat Permohonan Perlindungan). Penurunan kedua surat ini sering dikaitkan dengan kisah ketika Nabi Muhammad SAW mengalami gangguan sihir. Oleh karena itu, inti ajaran dalam kedua surat ini adalah permohonan perlindungan total kepada Allah SWT dari segala bentuk keburukan yang kasat mata maupun yang tersembunyi.
Ayat pertama, Qul a'uudzu bi Rabbin Naas, adalah perintah langsung dari Allah kepada Rasul-Nya untuk memulai pengakuan ini. Kata "Qul" (Katakanlah) menunjukkan bahwa ini adalah perintah ilahiah yang harus disampaikan oleh Nabi, dan secara implisit, harus kita tiru sebagai umatnya.
Mari kita telaah tiga komponen penting dalam ayat pembuka ini:
Dengan menyatakan berlindung kepada "Tuhan Manusia", kita mengakui keunikan dan kelemahan spesies kita. Manusia memerlukan pemeliharaan khusus karena potensi kejahatan yang ada di sekitarnya dan di dalam dirinya sendiri. Kepercayaan ini sangat fundamental; tidak ada entitas lain yang lebih layak disandarkan permohonan perlindungan selain Dia yang mengatur segala urusan manusia.
Memahami tuliskan surat an nas ayat 1 bukan sekadar kemampuan menghafal teks Arab dan terjemahannya. Nilai sejatinya terletak pada pengamalan. Para ulama menekankan bahwa mengucapkan doa ini di pagi dan petang hari, atau sebelum tidur, adalah benteng spiritual yang amat kuat. Ketika kita mengucapkan "Aku berlindung kepada Rabb-nya Manusia", kita sedang menancapkan kesadaran bahwa sumber daya, musuh, dan solusi atas segala masalah manusiawi berasal dan kembali kepada Allah SWT.
Ayat ini membuka jalan bagi tiga ayat berikutnya, yang menjelaskan jenis-jenis kejahatan yang kita hindari: waswas setan dari kalangan jin dan manusia. Oleh karena itu, pondasi perlindungan dimulai dari pengakuan tunggal bahwa hanya Rabb manusialah yang mampu melindungi manusia dari tipu daya terburuk yang mengancam akal, iman, dan tindakan kita sehari-hari. Ayat pertama ini adalah deklarasi kedaulatan Allah atas eksistensi manusia secara keseluruhan.
Pengulangan ayat ini menumbuhkan rasa tawakkal sejati. Kita menyadari bahwa sebesar apapun kekuatan jahat yang mengintai (seperti penyakit, kesulitan ekonomi, atau godaan moral), kekuasaan Rabb yang kita sandari jauh melampauinya. Surat An-Nas, dimulai dari ayat pertamanya yang kuat, adalah pengingat abadi akan sumber kekuatan tertinggi yang harus selalu kita hubungi dalam setiap langkah kehidupan kita.