Memilih grit amplas yang tepat adalah kunci hasil akhir yang memukau.
Proses penghalusan (sanding) adalah tahap krusial dalam setiap proyek pengerjaan kayu. Banyak pemula sering meremehkan pentingnya memilih ukuran amplas untuk finishing kayu yang sesuai. Salah memilih grit amplas dapat menyebabkan goresan dalam yang sulit dihilangkan, atau sebaliknya, tidak mampu menghilangkan cacat permukaan dengan efektif. Memahami sistem penomoran grit (angka yang tertera pada bagian belakang amplas) adalah langkah awal menuju permukaan kayu yang halus sempurna.
Secara umum, sistem penomoran grit amplas mengikuti standar FEPA (Federation of European Producers of Abrasives) atau standar ANSI (American National Standards Institute). Prinsip dasarnya sederhana: Semakin kecil angkanya, semakin kasar amplasnya. Sebaliknya, semakin besar angkanya, semakin halus butiran abrasifnya.
Pengamplasan yang baik selalu dimulai dari grit yang kasar untuk menghilangkan ketidakrataan atau bekas alat potong, dan diakhiri dengan grit yang sangat halus untuk persiapan akhir sebelum aplikasi lapisan pelindung (seperti pernis atau minyak).
Urutan pengamplasan harus selalu bertahap. Tidak disarankan melompat dari grit yang sangat kasar (misalnya grit 60) langsung ke grit yang sangat halus (misalnya grit 320). Setiap langkah harus berfungsi menghilangkan bekas goresan dari langkah sebelumnya.
Tahap ini digunakan untuk meratakan permukaan kayu yang masih sangat kasar, menghilangkan bekas gergaji besar, atau menghilangkan bekas dempul yang sudah kering. Untuk pekerjaan berat, Anda bisa mulai dengan grit yang sangat rendah. Namun, hati-hati, penggunaan grit di bawah 60 harus dilakukan dengan pertimbangan matang agar tidak merusak serat kayu secara permanen.
Ini adalah tahap paling umum yang melibatkan penghilangan goresan dari grit sebelumnya. Jika Anda memulai dengan grit 80, maka langkah selanjutnya adalah melanjutkan dengan grit 100 atau 120. Transisi ini memastikan bahwa goresan kasar mulai tersamarkan.
Ini adalah tahap penentu hasil akhir. Permukaan harus benar-benar mulus tanpa terasa kasar saat disentuh. Untuk kebanyakan jenis finishing berbasis minyak atau wax, grit hingga 220 sudah memadai. Namun, jika Anda menggunakan cat dengan lapisan gloss tinggi atau cat duco, mungkin diperlukan grit yang lebih tinggi.
Amplas dengan grit di atas 240 biasanya jarang digunakan untuk kayu solid biasa, tetapi sangat penting jika Anda ingin hasil yang sangat licin, misalnya pada kayu yang akan dilapisi cat otomotif atau veneer yang sangat tipis.
Berikut adalah ringkasan panduan langkah demi langkah untuk proyek finishing kayu standar:
| Tujuan Tahap | Grit Amplas Umum | Catatan Penting |
|---|---|---|
| Kayu Mentah/Sangat Kasar | 60 - 80 | Hanya untuk menghilangkan ketidakrataan besar. |
| Penghalusan Awal | 100 - 120 | Hilangkan bekas grit 80. |
| Persiapan Finishing | 150 - 180 | Standar untuk kebanyakan finishing. |
| Finishing Sangat Halus | 220 | Wajib jika menggunakan cat high-gloss. |
Saat memilih ukuran amplas untuk finishing kayu, pertimbangkan jenis kayu. Kayu lunak seperti pinus lebih mudah tergores dan mungkin tidak memerlukan grit sekasar kayu keras seperti Jati atau Merbau. Selalu uji amplas pada area tersembunyi terlebih dahulu.
Jangan pernah melompat lebih dari dua ukuran grit berturut-turut. Misalnya, dari grit 80 ke 150 akan meninggalkan bekas goresan grit 80 yang tidak akan hilang sepenuhnya saat Anda beralih ke grit 220. Selalu pastikan bahwa semua goresan dari grit sebelumnya telah hilang sebelum Anda beralih ke grit yang lebih halus. Pengamplasan yang baik adalah investasi waktu yang akan terbayar lunas dengan hasil akhir yang terlihat profesional dan tahan lama.