Tonsilitis, atau radang amandel, adalah kondisi umum yang ditandai dengan pembengkakan dan peradangan pada tonsil, yaitu dua bantalan jaringan limfoid yang terletak di belakang tenggorokan. Meskipun seringkali dikaitkan dengan infeksi bakteri, mayoritas kasus tonsilitis disebabkan oleh infeksi virus. Memahami virus yang menyebabkan tonsilitis adalah komponen kunci dalam menentukan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Secara umum, diperkirakan bahwa 70% hingga 90% kasus tonsilitis pada anak-anak dan persentase yang signifikan pada orang dewasa dipicu oleh infeksi virus. Berbeda dengan tonsilitis bakteri, yang sering kali memerlukan antibiotik, tonsilitis virus biasanya bersifat swasembuh (self-limiting) dan memerlukan perawatan suportif.
Ada beberapa kelompok virus utama yang bertanggung jawab atas kondisi ini. Kelompok virus yang paling sering diidentifikasi sebagai virus yang menyebabkan tonsilitis adalah:
Adenovirus adalah salah satu penyebab utama infeksi saluran pernapasan atas pada anak-anak, dan tonsilitis sering menjadi manifestasi klinisnya. Infeksi adenovirus cenderung disertai gejala lain seperti konjungtivitis (mata merah), gejala pilek, dan kadang diare. Virus ini sangat menular dan dapat bertahan lama di lingkungan.
Rhinovirus adalah agen penyebab utama dari "common cold" atau flu biasa. Karena tonsilitis sering terjadi bersamaan dengan gejala flu lainnya, Rhinovirus secara tidak langsung merupakan kontributor besar dalam kasus tonsilitis ringan hingga sedang. Gejala yang menyertai biasanya meliputi hidung tersumbat, bersin-bersin, dan sakit tenggorokan yang ringan.
Virus yang menyebabkan penyakit influenza (flu) dan parainfluenza juga tergolong sebagai virus yang menyebabkan tonsilitis adalah agen patogen yang penting. Infeksi oleh virus ini seringkali lebih parah dibandingkan Rhinovirus, ditandai dengan demam tinggi, nyeri otot (mialgia), kelelahan ekstrem, selain radang pada amandel.
EBV dikenal sebagai penyebab mononukleosis infeksiosa (sering disebut "kissing disease"). Tonsilitis yang disebabkan oleh EBV seringkali sangat parah, dengan pembengkakan amandel yang masif, seringkali disertai dengan eksudat (nanah) yang menyerupai tonsilitis bakteri. Selain itu, pembengkakan kelenjar getah bening di leher dan kelelahan yang berkepanjangan adalah ciri khas infeksi EBV.
Meskipun lebih dikenal menyebabkan luka dingin (cold sores), HSV tipe 1 juga dapat menginfeksi area tenggorokan dan menyebabkan faringitis atau tonsilitis, terutama pada bayi dan anak kecil. Lesi berupa vesikel atau ulserasi di mulut dan tenggorokan dapat diamati.
Perbedaan antara tonsilitis yang disebabkan oleh virus yang menyebabkan tonsilitis adalah dengan yang disebabkan oleh bakteri (terutama Streptococcus grup A) sangat penting untuk pengobatan. Jika penanganan yang salah diberikan (misalnya antibiotik untuk infeksi virus), hal itu tidak hanya tidak efektif tetapi juga dapat berkontribusi terhadap resistensi antimikroba.
Beberapa petunjuk klinis yang mengarah pada diagnosis viral antara lain: adanya gejala infeksi pernapasan atas lainnya (seperti batuk, pilek, atau diare), timbulnya gejala secara bertahap, dan biasanya tidak adanya demam yang sangat tinggi (kecuali pada kasus EBV). Sebaliknya, tonsilitis bakteri cenderung muncul tiba-tiba, disertai demam tinggi, dan sering menunjukkan eksudat putih kekuningan yang tebal pada amandel tanpa gejala pilek yang signifikan.
Karena mayoritas kasus disebabkan oleh virus yang menyebabkan tonsilitis adalah, fokus pengobatan adalah pada manajemen gejala. Ini termasuk istirahat yang cukup, hidrasi yang baik, serta penggunaan obat pereda nyeri dan penurun demam seperti parasetamol atau ibuprofen.
Penggunaan antibiotik tidak dianjurkan untuk tonsilitis yang terbukti disebabkan oleh virus. Antibiotik hanya diberikan jika ada kecurigaan kuat atau konfirmasi infeksi bakteri. Dalam kasus tonsilitis virus, tubuh akan membersihkan infeksi secara mandiri dalam waktu sekitar 7 hingga 10 hari. Edukasi mengenai penularan virus juga sangat penting untuk mencegah penyebaran di lingkungan sekolah atau rumah.
Sebagai kesimpulan, pemahaman bahwa virus yang menyebabkan tonsilitis adalah kelompok patogen yang beragam, mulai dari Rhinovirus hingga EBV, membantu klinisi dan masyarakat untuk mengharapkan perjalanan penyakit yang berbeda dan menerapkan strategi perawatan yang sesuai, yang mayoritas berfokus pada dukungan simptomatik daripada intervensi antimikroba.