Al-Qur'an Al-Karim merupakan kitab suci yang diturunkan Allah SWT sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat manusia. Setiap ayat di dalamnya mengandung hikmah, petunjuk, dan keajaiban yang tak terhingga. Salah satu ayat yang sarat makna dan sering menjadi bahan kajian adalah Surah Ali Imran ayat 51. Ayat ini tidak hanya penting dalam konteks sejarah kenabian, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang keesaan Allah, nubuwah (kenabian), dan pentingnya mengikuti petunjuk-Nya.
Ayat 51 dari Surah Ali Imran secara spesifik menceritakan tentang perkataan Nabi Isa Al-Masih 'alaihis salam ketika beliau diutus kepada kaum Bani Israil. Firman Allah SWT berbunyi:
Teks ayat ini membuka cakrawala pemahaman kita terhadap beberapa poin krusial. Pertama, pengakuan Nabi Isa atas statusnya sebagai utusan Allah. Hal ini menegaskan akidah Islam yang memuliakan para nabi dan rasul, termasuk Nabi Isa, sebagai hamba Allah yang dipilih untuk menyampaikan risalah-Nya. Namun, pengakuan ini juga sekaligus membantah anggapan sebagian kalangan yang mengultuskan Nabi Isa melebihi kedudukannya sebagai seorang hamba.
Kedua, validitas dan kesinambungan risalah kenabian. Nabi Isa menegaskan bahwa kedatangannya adalah untuk membenarkan kitab-kitab suci yang telah diturunkan sebelumnya, khususnya Taurat kepada Nabi Musa 'alaihissalam. Ini menunjukkan bahwa ajaran para nabi pada hakikatnya bersumber dari satu Tuhan yang sama, yaitu Allah SWT, dengan syariat yang mungkin berbeda-beda namun akidah dasarnya tetap sama: tauhid (keesaan Allah). Islam memandang dirinya sebagai penyempurna dari risalah-risalah sebelumnya, bukan sebagai sesuatu yang datang untuk meniadakan kebenaran yang telah ada.
Poin paling signifikan dari Surah Ali Imran ayat 51 adalah pemberitaan Nabi Isa tentang kedatangan seorang rasul setelahnya yang akan bernama Al-Ahmad, yang tak lain adalah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Pemberian kabar gembira (basyarah) ini merupakan salah satu bukti kenabian Nabi Muhammad, karena telah diinformasikan jauh-jauh hari sebelum kelahiran beliau, bahkan oleh nabi dari kalangan Bani Israil sendiri.
Nama "Al-Ahmad" yang disebutkan dalam ayat ini adalah salah satu nama Nabi Muhammad. Nama ini memiliki makna "yang paling terpuji". Kehadiran Nabi Muhammad sebagai penutup para nabi dan rasul membawa risalah Islam yang paripurna, yaitu ajaran yang mencakup seluruh aspek kehidupan, baik spiritual, sosial, ekonomi, maupun politik. Islam datang sebagai rahmatan lil 'alamin, membawa keselamatan dan kebaikan bagi seluruh alam semesta.
Umat Islam diwajibkan untuk membenarkan dan meyakini semua nabi dan rasul yang diutus Allah, termasuk Nabi Isa 'alaihissalam. Namun, setelah datangnya Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, maka tidak ada lagi nabi setelah beliau. Kitab Al-Qur'an yang diturunkan kepada beliau adalah kitab terakhir yang terjaga keasliannya hingga akhir zaman.
Para mufasir (ahli tafsir) menjelaskan berbagai aspek mendalam dari ayat ini. Di antaranya adalah bagaimana ayat ini menjadi saksi bisu mengenai proses pewahyuan Allah yang bersifat berkelanjutan. Allah tidak pernah membiarkan umat manusia tanpa petunjuk, melainkan senantiasa mengutus para rasul dengan membawa ajaran yang sesuai dengan zaman dan kondisi umatnya.
Penyebutan nama "Al-Ahmad" juga memiliki keistimewaan tersendiri. Nama ini bukanlah nama yang umum di kalangan bangsa Arab pada masa itu. Kemunculannya sebagai kabar gembira dari Nabi Isa memberikan petunjuk yang jelas dan spesifik tentang identitas rasul terakhir. Hal ini menambah keyakinan para sahabat dan pengikut Nabi Muhammad bahwa beliau benar-benar utusan Allah.
Lebih jauh lagi, Surah Ali Imran ayat 51 mengajarkan kita pentingnya sikap terbuka terhadap kebenaran. Meskipun kaum Bani Israil memiliki kedekatan historis dengan para nabi sebelumnya, namun mereka dituntut untuk menerima kebenaran yang datang dari luar kalangan mereka, yaitu Nabi Muhammad. Hal ini menjadi pengingat bagi kita semua agar tidak berprasangka buruk dan senantiasa berlapang dada dalam menerima petunjuk ilahi, apapun bentuk dan sumbernya selama bersumber dari Allah SWT.
Memahami makna Surah Ali Imran ayat 51 berarti meneguhkan keyakinan kita terhadap Al-Qur'an sebagai kitab suci yang otentik dan tak terputus kesinambungan risalah kenabiannya. Ayat ini adalah salah satu bukti keajaiban Al-Qur'an yang terus relevan dan memberikan pencerahan bagi setiap insan yang mau merenungkannya. Dengan merenungkan ayat-ayat seperti ini, keimanan kita semakin bertambah dan kita semakin mantap dalam mengamalkan ajaran Islam sebagai jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.