Dalam Al-Qur'an, surat Al-Imran memiliki posisi yang signifikan, membahas berbagai aspek keimanan, perjuangan para nabi, dan pedoman hidup bagi umat Muslim. Di antara ayat-ayatnya yang kaya makna, terdapat satu ayat yang seringkali menjadi titik renungan mendalam, yaitu Al-Imran ayat 53. Ayat ini mengisahkan momen krusial dalam sejarah kenabian Isa Al-Masih 'alaihissalam, ketika para pengikutnya menyatakan keimanan dan penyerahan diri total kepada Allah SWT.
فَلَمَّا أَحَسَّ عِيسَىٰ مِنْهُمُ الْكُفْرَ قَالَ مَنْ أَنصَارِي إِلَى اللَّهِ ۚ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنصَارُ اللَّهِ آمَنَّا بِاللَّهِ وَاشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
"Maka tatkala 'Isa mengetahui kekafiran mereka (Bani Israil), berkatalah dia: 'Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menjalankan) agama Allah?' Al-Hawariyyun (sahabat-sahabat setia) menjawab: 'Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah, dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang Muslim'."
Ayat Al-Imran 53 ini muncul dalam konteks di mana Nabi Isa AS menghadapi penolakan dan permusuhan dari sebagian kaumnya, yaitu Bani Israil. Mereka ingkar terhadap kenabian dan ajaran yang dibawa oleh Isa AS. Dalam situasi yang penuh tantangan ini, Isa AS tidak gentar, melainkan secara aktif mencari dukungan spiritual dan moral dari orang-orang yang tulus beriman. Pertanyaan "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menjalankan) agama Allah?" bukanlah ekspresi kelemahan, melainkan panggilan untuk menegakkan kebenaran dan menyebarkan risalah ilahi.
Jawaban dari Al-Hawariyyun, yaitu para sahabat setia Isa AS, sungguh menggetarkan. Mereka tidak hanya menyatakan kesediaan untuk menjadi penolong, tetapi juga menegaskan keimanan mereka yang kokoh kepada Allah SWT dan kesaksian bahwa mereka adalah orang-orang Muslim. Frasa "Kami penolong-penolong (agama) Allah" menunjukkan pengakuan atas kekuasaan Allah dan kesediaan diri untuk menjadi agen kebenaran-Nya di muka bumi. Ini adalah momen penting yang menggarisbawahi kekuatan persatuan dalam keimanan dan perjuangan menegakkan syiar Islam.
Al-Imran ayat 53 memberikan pelajaran yang sangat relevan bagi setiap Muslim, baik di masa lalu maupun masa kini.
Di zaman modern yang penuh dengan berbagai tantangan ideologis dan godaan duniawi, pesan dari Al-Imran 53 menjadi semakin relevan. Umat Muslim dituntut untuk tidak hanya berdiam diri, tetapi aktif berkontribusi dalam menyebarkan nilai-nilai Islam, amar ma'ruf nahi munkar, dan menjadi agen perubahan yang positif di masyarakat. Keimanan yang sejati akan mendorong seseorang untuk senantiasa mencari ridha Allah, membantu sesama Muslim, dan bekerja keras demi kemaslahatan umat.
Mempelajari dan merenungkan Al-Imran 53 adalah sebuah pengingat untuk terus memperkuat tali persaudaraan sesama Muslim, meningkatkan kualitas keimanan, dan aktif berkontribusi dalam menegakkan syiar Islam di mana pun kita berada. Ini adalah panggilan untuk menjadi bagian dari barisan orang-orang yang beriman, yang siap menjadi penolong agama Allah, demi meraih keridhaan-Nya di dunia dan akhirat.