Dalam lautan ayat-ayat Al-Qur'an yang luas, terdapat firman-firman yang memancarkan cahaya penuntun luar biasa bagi kehidupan manusia. Salah satu di antaranya adalah ayat yang terdapat dalam Surah Ali Imran, ayat ke-55 (Ali Imran 3:55). Ayat ini bukan sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah peristiwa ilahi yang menggambarkan momen kritis dalam kisah Nabi Isa Al-Masih dan memberikan pelajaran berharga tentang takdir, kebangkitan, dan keagungan Tuhan.
Ayat Ali Imran 3:55 berbunyi:
"Dan ingatlah ketika Allah berfirman: 'Hai Isa, sesungguhnya Aku akan mewafatkanmu dan mengangkatmu kepada-Ku, serta menyucikanmu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti engkau di atas agama yang benar hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku akan memberikan keputusan atas apa yang kamu perselisihkan."
Penggalan ayat ini mengandung beberapa elemen penting yang perlu dicermati. Pertama, ungkapan "Aku akan mewafatkanmu" yang seringkali disalahpahami. Dalam konteks Al-Qur'an, 'wafat' tidak selalu berarti kematian fisik dalam pengertian yang umum. Terkadang, ia bisa merujuk pada kematian spiritual, terangkatnya dari suatu fase kehidupan, atau bahkan tidur yang diakhiri dengan kebangkitan. Para ulama menafsirkan bahwa ayat ini merujuk pada pengangkatan Nabi Isa ke sisi Allah, bukan kematian dalam arti yang sebenarnya. Beliau tidak disalib sebagaimana yang diyakini oleh sebagian umat, melainkan Allah angkat ke langit.
Kedua, frasa "mengangkatmu kepada-Ku" adalah poin krusial. Ini menegaskan kedudukan tinggi Nabi Isa di sisi Allah. Pengangkatan ini bersifat fisik dan spiritual, menandakan bahwa beliau belum menghadapi kematian yang final, melainkan akan kembali di akhir zaman. Hal ini selaras dengan keyakinan Islam tentang turunnya Nabi Isa menjelang hari kiamat untuk memerangi Dajjal dan menegakkan keadilan.
Ketiga, "menyucikanmu dari orang-orang yang kafir" menunjukkan pemisahan yang tegas antara kebenaran yang dibawa Nabi Isa dan penolakan serta kekafiran dari kaumnya pada masa itu. Allah berjanji untuk membersihkan jejak Nabi Isa dari tuduhan palsu dan fitnah yang dilancarkan oleh mereka yang menentangnya.
Keempat, janji untuk menjadikan "orang-orang yang mengikuti engkau di atas agama yang benar hingga hari kiamat" adalah sebuah kepastian. Meskipun ada berbagai kelompok yang mengklaim mengikuti ajaran Nabi Isa, Al-Qur'an menegaskan bahwa inti ajarannya yang murni akan tetap terjaga dan menjadi pegangan bagi umat yang mengikuti jalan yang lurus hingga akhir zaman. Kelompok ini adalah kaum Muslimin yang membenarkan risalah Nabi Isa sebagai bagian dari rangkaian kenabian.
Kelima, "Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku akan memberikan keputusan atas apa yang kamu perselisihkan." Ini adalah penegasan akhir tentang kekuasaan mutlak Allah sebagai hakim tertinggi. Semua perselisihan, perbedaan pendapat, dan penafsiran tentang kenabian dan risalah akan kembali kepada-Nya untuk diadili. Ini mengingatkan kita bahwa pada akhirnya, hanya Allah yang mengetahui kebenaran sejati.
Ayat Ali Imran 3:55 memberikan serangkaian hikmah mendalam bagi kaum Muslimin:
Dengan memahami dan merenungkan Ali Imran 3:55, kita diajak untuk menggali lebih dalam makna keimanan, mengagungkan kekuasaan ilahi, serta memelihara keteguhan hati dalam mengemban risalah kebenaran. Ayat ini adalah mercusuar yang menerangi perjalanan rohani kita, mengingatkan bahwa setiap momen adalah bagian dari rencana agung Allah yang memiliki tujuan akhir yang mulia.