Sakit pada tenggorokan dan leher adalah keluhan umum yang sering dialami banyak orang. Rasa tidak nyaman ini bisa berkisar dari gatal ringan hingga nyeri hebat yang mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti menelan, berbicara, atau bahkan hanya menoleh. Memahami penyebab dan mengetahui langkah penanganan yang tepat adalah kunci untuk pemulihan yang cepat.
Penyebab Umum Tenggorokan dan Leher Sakit
Rasa sakit pada area ini sering kali saling berkaitan. Sakit tenggorokan (faringitis) dapat menjalar menyebabkan ketegangan pada otot leher, begitu pula sebaliknya. Beberapa penyebab utamanya meliputi:
Infeksi Virus dan Bakteri
Penyebab paling umum adalah infeksi saluran pernapasan atas. Virus seperti yang menyebabkan flu dan pilek, atau bakteri seperti Streptococcus (penyebab radang tenggorokan), menyebabkan peradangan hebat di faring. Peradangan ini tidak hanya menyakitkan saat menelan tetapi juga sering disertai pembengkakan kelenjar getah bening di leher, yang menimbulkan nyeri tekan.
Iritasi Lingkungan
Paparan terhadap alergen, asap rokok (baik aktif maupun pasif), polusi udara, atau udara yang sangat kering dapat mengiritasi lapisan sensitif tenggorokan. Iritasi kronis ini dapat menyebabkan kekeringan dan rasa gatal yang berkepanjangan.
Penyakit Asam Lambung (GERD)
Ketika asam lambung naik hingga mencapai kerongkongan dan tenggorokan (asam lambung), ini dapat menyebabkan sensasi terbakar dan iritasi kronis yang sering dirasakan di pagi hari. Kondisi ini sering kali disertai rasa tidak nyaman yang menjalar hingga ke area leher.
Ketegangan Otot Leher
Postur tubuh yang buruk saat bekerja di depan komputer, posisi tidur yang salah, atau stres emosional dapat menyebabkan otot-otot di sekitar leher dan bahu menegang. Ketegangan ini sering kali bermanifestasi sebagai nyeri leher yang kaku, dan terkadang memicu rasa sakit di pangkal tenggorokan.
Langkah-Langkah Mengatasi Gejala di Rumah
Untuk kasus sakit tenggorokan dan leher yang disebabkan oleh infeksi ringan atau iritasi biasa, penanganan rumahan seringkali sudah cukup efektif:
- Istirahat yang Cukup: Memberikan waktu bagi tubuh untuk memperbaiki diri adalah langkah pertama yang vital.
- Hidrasi Optimal: Minum banyak cairan hangat seperti air putih, teh herbal (dengan madu atau lemon), atau kaldu sup. Cairan membantu menjaga selaput lendir tetap lembap dan melunakkan lendir.
- Berkumur Air Garam Hangat: Larutan air hangat dengan setengah sendok teh garam dapat membantu mengurangi pembengkakan dan membunuh bakteri ringan di tenggorokan.
- Pereda Nyeri Bebas: Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen dapat meredakan nyeri dan mengurangi peradangan pada tenggorokan sekaligus otot leher yang tegang.
- Gunakan Pelembap Udara (Humidifier): Jika udara di ruangan kering, menggunakan humidifier dapat mencegah tenggorokan menjadi kering dan iritasi saat bernapas.
Kapan Harus Segera ke Dokter?
Meskipun sebagian besar kasus membaik dalam seminggu, ada beberapa gejala yang menandakan Anda perlu mencari pertolongan medis profesional:
- Nyeri yang sangat parah dan tidak membaik setelah tiga hari pengobatan di rumah.
- Kesulitan bernapas atau kesulitan membuka mulut.
- Demam tinggi yang persisten (di atas 38.5°C).
- Timbulnya ruam kulit yang tidak dapat dijelaskan.
- Adanya benjolan keras dan tidak nyeri pada leher yang menetap.
Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah penyebabnya adalah infeksi bakteri (yang memerlukan antibiotik) atau kondisi lain seperti radang amandel yang parah atau masalah muskuloskeletal pada leher. Jangan pernah mendiagnosis sendiri untuk infeksi serius.
Mengelola sakit tenggorokan dan leher seringkali membutuhkan pendekatan holistik, memperhatikan baik infeksi yang mungkin terjadi maupun kebiasaan postur tubuh sehari-hari. Dengan penanganan yang tepat, kenyamanan dapat segera kembali.