Cermin Ajaib

Simbolisme Kisah Putri Salju

Mengurai Alur Cerita Klasik Putri Salju (Snow White)

Kisah Putri Salju adalah salah satu dongeng paling abadi yang diceritakan turun-temurun. Dikenal karena tema kecantikan murni, kedengkian, dan penebusan, alur ceritanya kaya akan peristiwa dramatis yang membentuk narasi ikonik ini. Meskipun terdapat berbagai adaptasi, inti dari alur cerita ini tetap berpusat pada konflik antara kebaikan alami dan kejahatan yang didorong oleh kesombongan.

Babak 1: Keinginan dan Pengkhianatan

Kisah dimulai dengan Ratu, ibu tiri Putri Salju, yang memiliki cermin ajaib. Setiap hari, ia bertanya, "Cermin, cermin di dinding, siapakah yang paling cantik di negeri ini?" Selama bertahun-tahun, jawabannya adalah dirinya. Namun, suatu hari, cermin itu menjawab, "Wahai Ratu, engkau memang cantik, namun Putri Salju jauh lebih cantik." Kecemburuan sang Ratu langsung membara.

Dorongan untuk mempertahankan gelar kecantikan tunggal mendorong Ratu untuk bertindak kejam. Ia memanggil seorang pemburu dan memerintahkannya untuk membawa Putri Salju ke hutan, membunuhnya, dan membawa kembali bukti (biasanya jantung rusa sebagai gantinya). Pemburu itu, yang tidak tega melakukannya karena melihat kemurnian Salju, melepaskan sang putri di kedalaman hutan dan kembali membawa jantung hewan liar.

Babak 2: Perlindungan di Hutan dan Tujuh Kurcaci

Tersesat dan ketakutan, Putri Salju berlari tanpa arah hingga ia menemukan sebuah pondok kecil yang nyaman. Karena lelah dan lapar, ia membersihkan rumah itu—yang ternyata adalah milik tujuh kurcaci penambang (Doc, Grumpy, Happy, Sleepy, Bashful, Sneezy, dan Dopey). Ketika para kurcaci pulang, mereka terkejut melihat tuan rumah baru. Setelah mendengar kisah pilunya, mereka setuju untuk melindunginya dengan satu syarat: ia harus menjaga rumah mereka dan tidak boleh membiarkan orang asing masuk.

Sementara itu, Ratu mengetahui bahwa ia masih kalah saing kecantikan. Setelah bertanya lagi pada cermin, ia menyadari bahwa Putri Salju masih hidup. Ia memutuskan untuk bertindak sendiri, menggunakan sihir hitamnya untuk menyamar.

Babak 3: Upaya Pembunuhan Berulang

Alur cerita mencapai puncaknya melalui serangkaian upaya pembunuhan yang dilakukan Ratu dalam penyamaran. Pertama, ia mencoba menjerat Salju dengan tali pengikat yang mencekik. Kedua, ia mencoba dengan sisir beracun. Dalam kedua upaya ini, para kurcaci berhasil menyelamatkan Salju tepat waktu.

Namun, upaya ketiga Ratu jauh lebih mematikan: ia menawarkan Putri Salju sebuah apel merah mengkilap yang separuh sehat dan separuh beracun. Karena haus dan percaya pada kebaikan penyamar itu, Salju menggigit bagian beracun tersebut. Sang Putri langsung jatuh tak sadarkan diri, tampak seperti sedang tidur lelap. Para kurcaci tidak dapat membangunkannya dan, mengira ia telah meninggal, menempatkannya dalam peti kaca agar dapat terus melihat kecantikannya.

Babak 4: Kebangkitan dan Akhir Bahagia

Ratu, yakin bahwa ia telah menang, kembali bertanya pada cerminnya. Cermin itu mengonfirmasi bahwa ia kini adalah yang tercantik. Namun, takdir memiliki rencana lain.

Ketika para kurcaci membawa peti kaca itu melintasi hutan, rombongan pangeran tiba. Pangeran yang jatuh cinta pada kecantikan Salju yang tak lekang oleh kematian, meminta izin untuk melihatnya lebih dekat. Saat para pengawal mengangkat peti itu, mereka tersandung. Guncangan tersebut menyebabkan potongan apel beracun terlepas dari tenggorokan Putri Salju. Ia pun terbangun.

Dalam beberapa versi, Pangeran membawa Salju kembali ke kerajaannya, sementara di versi lain, Ratu jahat menerima hukuman setimpal (seringkali dipaksa menari dengan sepatu besi yang dipanaskan). Putri Salju dan Pangeran akhirnya menikah, dan Salju hidup bahagia selamanya, melambangkan kemenangan kebaikan atas kejahatan dan kecantikan sejati yang tak bisa dirusak oleh kedengkian.

🏠 Homepage