Banyak orang awam mengasosiasikan amandel yang membesar (tonsilomegali) dengan rasa sakit hebat, radang tenggorokan, atau demam tinggi. Namun, seringkali muncul kondisi di mana amandel terlihat jelas membesar, bahkan mungkin terasa lebih besar saat menelan, tetapi pasien sama sekali tidak merasakan nyeri atau ketidaknyamanan akut. Kondisi 'amandel besar tapi tidak sakit' ini seringkali menimbulkan kebingungan dan kekhawatiran. Penting untuk dipahami bahwa pembesaran amandel bisa disebabkan oleh berbagai faktor, tidak semuanya mengindikasikan infeksi aktif.
Pembesaran amandel kronis atau yang tidak disertai rasa sakit akut seringkali dikaitkan dengan beberapa kondisi, yang paling umum adalah hipertrofi jinak. Amandel adalah bagian dari sistem limfatik yang bertugas menyaring bakteri dan virus. Ketika terus-menerus terpapar mikroorganisme (bahkan dalam dosis kecil), amandel bisa menjadi lebih besar sebagai bentuk adaptasi atau respons imun jangka panjang.
Pada anak-anak, terutama, amandel dapat tetap membesar setelah periode infeksi berulang (tonsilitis) selesai. Jaringan amandel yang "terlatih" mungkin tidak pernah kembali ke ukuran semula, meskipun infeksi aktif telah hilang. Ini adalah pembesaran struktural, bukan pembengkakan akibat peradangan akut.
Paparan alergen seperti debu, serbuk sari, atau asap rokok secara konstan dapat menyebabkan iritasi ringan pada jaringan lunak tenggorokan, termasuk amandel. Reaksi alergi seringkali menyebabkan pembengkakan jaringan tanpa disertai nyeri hebat seperti pada infeksi bakteri.
Pada kasus yang lebih serius, amandel yang sangat besar (meskipun tidak sakit) dapat menyumbat saluran napas saat tidur, menyebabkan OSA. Gejala utamanya adalah mendengkur keras, sering terbangun, atau merasa lelah di siang hari, bukan nyeri tenggorokan. Ini sangat umum terjadi pada anak-anak dengan amandel besar.
Dalam kasus yang jarang, pembesaran bisa disebabkan oleh pertumbuhan sel jinak lainnya. Meskipun demikian, setiap pembesaran amandel yang signifikan harus dievaluasi oleh dokter THT untuk menyingkirkan kemungkinan yang lebih serius.
Walaupun tidak ada nyeri, pembesaran amandel tetap perlu diperhatikan, terutama jika ukurannya mengganggu fungsi normal. Fokus perhatian beralih dari rasa sakit ke dampak fisik yang ditimbulkan.
Diagnosis untuk kondisi 'amandel besar tapi tidak sakit' biasanya dimulai dengan anamnesis riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik oleh dokter spesialis Telinga Hidung Tenggorokan (THT). Dokter akan menilai ukuran amandel (biasanya menggunakan skala 1 hingga 4) dan memeriksa apakah ada tanda-tanda penyumbatan.
Jika pembesaran terbukti hanya hipertrofi kronis tanpa komplikasi fungsional (tidak menyebabkan OSA atau kesulitan menelan parah), dokter mungkin merekomendasikan observasi berkala. Dalam kasus ini, penanganan berfokus pada menjaga kebersihan tenggorokan dan menghindari iritan.
Namun, jika pembesaran menyebabkan Sleep Apnea atau kesulitan menelan yang signifikan, operasi pengangkatan amandel (tonsilektomi) seringkali menjadi pilihan pengobatan definitif. Keputusan operasi didasarkan pada kualitas hidup pasien dan dampak fungsional pembesaran tersebut, bukan semata-mata pada ada atau tidaknya rasa sakit saat ini. Konsultasi profesional adalah langkah terbaik untuk memastikan diagnosis dan rencana penanganan yang tepat.