Kondisi amandel merah, atau dalam istilah medis disebut tonsilitis, adalah peradangan pada tonsil (amandel) yang terletak di kedua sisi tenggorokan. Amandel merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang berfungsi menangkap kuman yang masuk melalui mulut. Ketika kuman berhasil melewati pertahanan ini atau jumlahnya terlalu banyak, amandel bisa meradang, membengkak, dan berubah warna menjadi merah pekat.
Penyebab Umum Terjadinya Amandel Merah
Penyebab utama dari amandel merah adalah infeksi. Infeksi ini bisa berasal dari virus maupun bakteri. Memahami penyebabnya sangat penting karena penanganan untuk infeksi virus dan bakteri seringkali berbeda.
1. Infeksi Virus
Sebagian besar kasus radang amandel disebabkan oleh virus, seperti virus yang menyebabkan flu biasa atau mononukleosis (disebabkan oleh Epstein-Barr Virus/EBV). Tonsilitis virus biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu seminggu hingga sepuluh hari tanpa memerlukan antibiotik.
2. Infeksi Bakteri
Penyebab bakteri yang paling umum adalah Streptococcus pyogenes, bakteri yang juga menyebabkan radang tenggorokan (strep throat). Tonsilitis bakteri memerlukan penanganan antibiotik agar penyembuhan maksimal dan mencegah komplikasi serius seperti demam rematik.
3. Faktor Lain
Selain infeksi, iritasi kronis akibat polusi udara, asap rokok, atau alergi juga dapat membuat amandel menjadi sensitif dan rentan mengalami kemerahan atau peradangan ringan.
Gejala Khas Amandel Merah
Ketika seseorang mengalami amandel merah, gejala yang dirasakan cukup mengganggu aktivitas sehari-hari. Gejala ini seringkali muncul secara tiba-tiba:
- Tenggorokan terasa sakit atau gatal, terutama saat menelan.
- Amandel tampak bengkak, memerah, dan terkadang muncul bercak putih kekuningan (nanah).
- Demam, seringkali tinggi.
- Nyeri kepala dan nyeri badan.
- Suara menjadi serak atau terdengar seperti "hot potato voice" (suara teredam).
- Pembesaran kelenjar getah bening di leher.
- Napas menjadi bau (halitosis).
Pada anak-anak, gejala tambahan mungkin termasuk sakit perut, muntah, atau kurang nafsu makan karena kesulitan menelan.
Kapan Harus Mencari Bantuan Medis?
Meskipun banyak kasus amandel merah bersifat ringan, Anda harus segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami gejala berikut:
- Kesulitan bernapas atau napas berbunyi (mengi).
- Kesulitan menelan air liur atau makanan padat secara ekstrem.
- Demam sangat tinggi yang tidak turun dengan obat penurun panas.
- Kekakuan leher atau nyeri hebat yang tak tertahankan.
- Gejala tidak membaik setelah 3-4 hari pengobatan di rumah.
Penanganan dan Perawatan di Rumah
Penanganan amandel merah sangat bergantung pada penyebabnya. Untuk kasus ringan yang diduga disebabkan virus, perawatan suportif di rumah biasanya sudah cukup efektif:
1. Istirahat Cukup
Tubuh memerlukan energi penuh untuk melawan infeksi. Istirahat total sangat dianjurkan.
2. Cairan Hangat
Minum banyak cairan hangat seperti teh herbal (dengan madu), air hangat lemon, atau sup kaldu dapat membantu meredakan rasa sakit saat menelan dan menjaga tubuh tetap terhidrasi.
3. Pereda Nyeri dan Demam
Obat bebas seperti parasetamol atau ibuprofen dapat digunakan untuk mengelola demam dan mengurangi nyeri tenggorokan.
4. Obat Kumur
Berkumur dengan larutan air garam hangat beberapa kali sehari dapat membantu mengurangi pembengkakan dan membersihkan area tenggorokan.
Peran Antibiotik
Jika dokter memastikan penyebabnya adalah bakteri (melalui tes usap tenggorokan), maka antibiotik akan diresepkan. Sangat penting untuk menghabiskan seluruh dosis antibiotik sesuai anjuran dokter, bahkan jika gejala sudah membaik dalam beberapa hari. Menghentikan antibiotik terlalu cepat dapat menyebabkan bakteri resisten atau infeksi kambuh kembali dengan lebih parah.
Tonsilitis yang terjadi berulang kali (kronis) atau yang menyebabkan komplikasi seperti abses peritonsil (penumpukan nanah di belakang amandel) mungkin memerlukan prosedur pengangkatan amandel atau tonsilektomi. Namun, ini adalah pilihan terakhir setelah mempertimbangkan manfaat dan risiko jangka panjang.