Alt text: Ilustrasi visual sederhana amandel yang terlihat meradang atau mengalami iritasi/luka.
Kondisi amandel, atau tonsil, yang mengalami pembengkakan dan peradangan (tonsilitis) adalah hal yang umum terjadi. Namun, dalam kasus yang lebih parah, muncul istilah seperti "amandel pecah". Istilah ini sering kali merujuk pada kondisi di mana tonsil sangat meradang sehingga muncul cairan bernanah (abses) yang kemudian pecah atau robek. Kondisi ini memerlukan perhatian medis segera karena dapat memicu komplikasi serius.
Secara medis, amandel pecah biasanya merujuk pada pecahnya abses peritonsil (disebut juga Quinsy), yaitu penumpukan nanah di belakang salah satu tonsil. Abses ini terbentuk ketika infeksi bakteri yang menyebabkan tonsilitis menyebar ke jaringan di sekitar amandel.
Ketika tekanan di dalam abses menjadi terlalu tinggi, dindingnya dapat robek. Pecahnya abses ini bisa terjadi secara spontan atau karena tekanan saat menelan atau membuka mulut lebar-lebar. Nanah yang keluar dapat mengalir ke tenggorokan dan terkadang tertelan, atau keluar melalui mulut dan hidung.
Penyebab utama yang mengarah pada kondisi ini adalah infeksi bakteri, terutama Streptococcus grup A, yang juga bertanggung jawab atas radang tenggorokan (strep throat). Faktor-faktor yang meningkatkan risiko terjadinya abses hingga pecah meliputi:
Sebelum amandel "pecah," penderita biasanya mengalami gejala tonsilitis yang sangat parah. Setelah pecah, gejala bisa berubah drastis, namun beberapa tanda peringatan perlu diidentifikasi:
Jika Anda mencurigai adanya abses atau amandel yang pecah, kunjungan ke dokter THT atau unit gawat darurat sangat penting. Penanganan umumnya melibatkan drainase dan antibiotik.
Ini adalah langkah paling penting untuk meredakan nyeri dan mencegah komplikasi. Prosedur ini dilakukan oleh dokter menggunakan teknik yang disebut insisi dan drainase (I&D). Dokter akan menyuntikkan anestesi lokal, kemudian membuat sayatan kecil pada area abses untuk mengeluarkan nanah yang terkumpul. Setelah nanah dikeluarkan, tekanan akan berkurang drastis, dan rasa sakit akan mereda signifikan.
Antibiotik spektrum luas akan diresepkan untuk memberantas sisa bakteri penyebab infeksi. Penting sekali untuk menghabiskan seluruh dosis antibiotik sesuai anjuran dokter, meskipun gejala sudah membaik.
Bagi pasien yang mengalami abses peritonsil berulang, dokter mungkin akan merekomendasikan operasi pengangkatan amandel (tonsilektomi). Prosedur ini umumnya dijadwalkan beberapa minggu setelah infeksi akut mereda untuk mengurangi risiko pendarahan selama operasi.
Setelah mendapat penanganan medis, perawatan di rumah sangat membantu pemulihan:
Pencegahan terbaik adalah menjaga kebersihan mulut dan segera mencari pengobatan medis jika Anda atau anak Anda menunjukkan tanda-tanda awal tonsilitis parah. Jangan pernah mencoba memencet atau memecahkan benjolan di tenggorokan sendiri, karena ini dapat menyebarkan infeksi lebih dalam.