Surah An-Nas merupakan surah penutup dalam Al-Qur'an, sekaligus salah satu dari tiga surah Al-Mu'awwidzat (surah-surah pelindung) selain Al-Falaq dan Al-Ikhlas. Surah ini memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam karena dipercaya sebagai penangkal dari berbagai kejahatan, godaan, dan bisikan setan (waswas). Memahami bacaan An-Nas tulisan Arab secara benar adalah langkah awal untuk mengamalkan perlindungan yang terkandung di dalamnya.
Berikut adalah teks Surah An-Nas sebagaimana tertulis dalam aksara Arab, yang wajib dikuasai oleh setiap Muslim:
Surah An-Nas terdiri dari enam ayat pendek yang sangat padat makna. Meskipun singkat, kandungan maknanya mencakup permohonan perlindungan kepada Allah SWT dari segala jenis kejahatan yang datang dari musuh tersembunyi.
Memahami arti dari setiap ayat akan memperkuat kekhusyukan saat membacanya. Berikut adalah terjemahan dari An-Nas tulisan Arab tersebut:
(1) Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (Pemelihara) manusia."
(2) Raja manusia.
(3) Sembahan (Tuhan) manusia.
(4) Dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi,
(5) Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
(6) Dari (golongan) jin dan manusia."
Surah An-Nas membangun permohonan perlindungan berdasarkan tiga sifat utama Allah SWT yang disucikan dalam tiga ayat pertama. Ketiga sifat ini menjadi landasan mengapa hanya Allah yang layak dimintai pertolongan:
Setelah menetapkan siapa yang menjadi tempat berlindung, ayat 4 hingga 6 menjelaskan sumber bahaya yang harus dihindari. Sumber bahaya utama diidentifikasi sebagai "Al-Waswasil Khannas". Kata Waswas berarti bisikan atau godaan yang masuk perlahan ke dalam pikiran, sementara Khannas berarti sesuatu yang bersembunyi atau mundur ketika nama Allah disebut.
Para ulama sepakat bahwa Surah An-Nas, bersama Al-Falaq dan Al-Ikhlas, adalah benteng spiritual yang harus dibaca rutin. Rasulullah SAW seringkali membaca ketiga surah ini sebelum tidur, setelah salat, dan ketika merasa terancam oleh penyakit atau hasutan buruk. Membaca An-Nas tulisan Arab dengan tartil (membaca sesuai tajwid) memastikan bahwa doa perlindungan tersebut sampai dengan sempurna kepada Allah SWT.
Bisikan jahat tidak hanya datang dari setan dari golongan jin, tetapi juga dari manusia lain. Ayat terakhir, "minal jinnati wannas," secara eksplisit menyebutkan bahwa ada manusia yang bertindak sebagai pembisik kejahatan. Oleh karena itu, perlindungan dari Allah diperlukan untuk menjaga hati dan pikiran kita dari pengaruh buruk baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Dengan menguasai bacaan Arabnya dan merenungkan maknanya, seorang Muslim menguatkan imunisasi rohaninya sehari-hari.
Surah ini mengajarkan kerendahan hati; bahwa manusia, betapapun kuatnya, tetaplah makhluk yang membutuhkan perlindungan absolut dari Sang Pencipta dalam menghadapi musuh batiniah yang paling licik.