Arwana, sering dijuluki 'Ikan Naga' karena bentuknya yang anggun dan sisiknya yang menyerupai naga mitologi, adalah salah satu ikan air tawar paling prestisius di dunia. Bagi para penggemar, memelihara ikan ini dimulai dari tahap yang paling rapuh dan menantang: anakan arwana atau juvenile arowana. Tahap ini krusial karena menentukan kualitas pertumbuhan, kesehatan, dan potensi warna maksimal ikan di masa dewasanya. Perawatan anakan memerlukan perhatian detail yang jauh lebih tinggi dibandingkan ikan dewasa, mulai dari parameter air yang stabil, nutrisi yang tepat, hingga pencegahan penyakit yang sistematis.
Fokus utama dalam panduan komprehensif ini adalah memberikan pengetahuan mendalam bagi pemula maupun kolektor berpengalaman tentang cara optimal merawat anakan arwana, dengan penekanan pada identifikasi jenis unggulan seperti Super Red, Golden Crossback, dan Golden Red Tail, sejak mereka masih berukuran 5 hingga 15 cm.
1. Identifikasi dan Jenis-Jenis Anakan Arwana Premium
Identifikasi jenis arwana pada usia muda adalah keterampilan penting. Ciri fisik anakan seringkali belum menunjukkan intensitas warna penuh, namun detail morfologi tertentu, terutama pada sirip, mata, dan pola sisik, sudah dapat memberikan petunjuk signifikan.
1.1. Arwana Super Red (Scleropages formosus) – Fokus Asia
Anakan Super Red (SR) berasal dari Sungai Kapuas dan Danau Sentarum, Kalimantan Barat. Nilai investasinya sangat tinggi. Meskipun warnanya belum merah cerah saat kecil, ciri-ciri berikut harus diperhatikan saat memilih anakan Super Red berukuran 8–15 cm:
- Bentuk Tubuh dan Kepala: Anakan SR cenderung memiliki kepala yang lebih lancip dan moncong yang lebih panjang dibandingkan jenis Golden. Tubuh relatif ramping.
- Warna Dasar Sisik: Saat kecil, SR mungkin terlihat keperakan atau bahkan sedikit kehijauan. Namun, pinggiran sisik (rim) seringkali sudah menunjukkan pigmen oranye atau kemerahan tipis.
- Warna Sirip: Sirip dada, sirip anal, dan sirip ekor pada SR muda harus menunjukkan warna merah muda atau oranye yang jelas, kadang disebut 'pinkish'. Ini adalah indikator genetik merah yang kuat.
- Warna Bibir dan Insang: Calon SR unggulan biasanya memiliki bibir dan tutup insang yang mulai berwarna kemerahan atau oranye muda.
- Klasifikasi Warna: Peternak biasanya membagi SR menjadi Blood Red (merah pekat saat dewasa) dan Chili Red (merah menyala). Identifikasi ini sangat sulit pada anakan, tetapi biasanya Blood Red menunjukkan dasar sisik yang lebih gelap.
1.2. Arwana Golden (Scleropages formosus) – Crossback vs. Red Tail Gold (RTG)
Jenis Golden dihargai karena kilau emasnya. Perbedaan antara Golden Crossback (Malaysian Gold) dan Red Tail Gold (Indonesia/Sumatra) sangat signifikan, terutama dalam harga dan potensi cakupan sisik emas saat dewasa (ring coverage).
1.2.1. Golden Crossback (Xback)
Anakan Xback memiliki potensi paling tinggi untuk 'crosstheback' (emas menyeberang punggung) pada level sisik keenam. Saat anakan:
- Warna Dasar: Cenderung lebih terang, keemasan muda atau perak keemasan.
- Pinggiran Sisik (Ring): Emas sudah mulai terlihat menonjol pada level sisik 1 hingga 4. Kilau sisik cenderung lebih halus dan padat dibandingkan RTG.
- Bagian Punggung: Pada ukuran 10-15 cm, garis emas di sepanjang punggung (level 6) sudah dapat terlihat samar-samar, menunjukkan potensi Xback.
- Sirip: Semua sirip, termasuk sirip ekor, berwarna kuning atau emas pucat (tidak merah).
1.2.2. Red Tail Gold (RTG)
RTG, meskipun tetap emas, hanya menutupi emas hingga level sisik keempat atau kelima. Anakan RTG memiliki perbedaan mencolok:
- Ekor Merah: Nama 'Red Tail' berasal dari sirip ekor yang saat dewasa akan berwarna merah kecoklatan atau oranye kemerahan, berbeda dengan Xback yang emas. Bahkan saat anakan, pigmen ini sudah sedikit terlihat.
- Level Sisik: Batas emas pada anakan RTG lebih jelas; sisik level 5 dan 6 di punggung biasanya berwarna gelap atau kehijauan.
- Harga: Anakan RTG jauh lebih terjangkau dibandingkan Xback.
1.3. Arwana Silver (Osteoglossum bicirrhosum)
Berbeda spesies, Arwana Silver dari Amerika Selatan lebih umum dan tumbuh jauh lebih cepat. Anakan Silver sangat lincah, memiliki rahang bawah yang khas dan panjang, serta sisik perak yang besar. Mereka memerlukan ruang akuarium yang sangat luas dalam waktu singkat.
2. Persiapan Akuarium Kritis untuk Anakan Arwana (5-15 cm)
Lingkungan yang stabil adalah kunci utama kelangsungan hidup anakan. Kesalahan sedikit pun dalam parameter air dapat menyebabkan stres fatal. Ukuran akuarium harus disesuaikan dengan fase pertumbuhan, namun harus diperhatikan bahwa arwana kecil memerlukan akuarium yang tidak terlalu besar agar mereka tidak stres mencari makanan, namun cukup luas untuk mencegah kelainan bentuk tulang.
2.1. Ukuran dan Konfigurasi Akuarium
- Fase Awal (5–8 cm): Akuarium 60x40x40 cm (100 liter) sudah cukup. Tujuannya adalah meminimalkan stres dan memudahkan monitoring pakan.
- Fase Pertumbuhan (8–15 cm): Pindah ke akuarium yang lebih besar, minimal 100x50x50 cm. Ukuran ini ideal untuk mempromosikan pertumbuhan lurus.
- Penutup dan Penerangan: Wajib menggunakan penutup yang sangat berat. Arwana adalah pelompat ulung. Gunakan lampu T5 atau LED khusus untuk menonjolkan warna; untuk SR gunakan lampu yang memancarkan spektrum merah (6000K ke bawah), sementara untuk Golden gunakan lampu yang lebih putih (6500K ke atas) untuk kilau emas.
2.2. Manajemen Parameter Air yang Presisi
Anakan arwana sangat sensitif terhadap fluktuasi kimia air. Stabilitas adalah segalanya. Pengujian air harus dilakukan minimal dua kali seminggu pada tahap awal.
- Suhu (Temperature): Suhu ideal berkisar antara 28°C hingga 30°C. Stabilitas termal sangat penting; fluktuasi 2°C dalam sehari bisa menyebabkan stres dan ich (white spot). Gunakan pemanas yang andal.
- pH (Derajat Keasaman): Arwana Asia (SR, Golden) menyukai air asam hingga netral, idealnya pH 6.0 hingga 7.0. Jauhkan dari pH di atas 7.5. Air yang terlalu basa dapat menghambat perkembangan warna dan menyebabkan iritasi insang.
- Kekerasan Air (GH/KH): Kekerasan karbonat (KH) harus dijaga agar pH tidak turun mendadak. Gunakan bahan buffering alami seperti kayu apung (driftwood) untuk membantu menjaga pH asam secara stabil dan alami, sekaligus memberikan tanin yang bermanfaat bagi kulit ikan.
- Nitrit dan Amonia: Harus nol mutlak (0 ppm). Bahkan kadar nitrit atau amonia yang sangat kecil (0.1 ppm) dapat membakar insang anakan dan menyebabkan penyakit serius seperti red spot atau pop eye.
2.3. Filtrasi dan Sifon
Sistem filtrasi harus kuat tetapi tidak menghasilkan arus yang terlalu kencang. Anakan arwana mudah lelah jika harus terus berenang melawan arus kuat. Idealnya gunakan:
- Filter Biologis: Media seperti bioball, keramik ring, atau Matrix yang memadai untuk menampung koloni bakteri nitrifikasi yang besar. Ini adalah pertahanan utama terhadap amonia.
- Filter Mekanis: Kapas atau busa untuk menjebak kotoran kasar. Ini harus dicuci atau diganti secara teratur (minimal 2-3 hari sekali) karena kotoran sisa pakan anakan sangat cepat membusuk.
- Filter Kimia: Karbon aktif atau Purigen digunakan secara periodik (bukan terus-menerus) untuk menghilangkan zat kimia berbahaya dan menjaga kejernihan air, terutama jika terjadi pengobatan.
- Rutinitas Penggantian Air (Water Change): Ganti air 20-30% setiap 3-4 hari. Ini jauh lebih penting pada anakan daripada pada ikan dewasa, karena mereka mengeluarkan hormon pertumbuhan yang perlu diencerkan (dilution effect) untuk memastikan perkembangan optimal.
3. Strategi Nutrisi dan Pemberian Pakan Anakan Arwana
Nutrisi adalah pilar kedua setelah kualitas air. Anakan yang kekurangan nutrisi vital akan menunjukkan pertumbuhan yang terhambat, warna yang kusam, dan rentan terhadap penyakit. Pola makan anakan harus bervariasi dan kaya akan protein tinggi.
3.1. Fase Pemberian Pakan Berdasarkan Ukuran
3.1.1. Anakan Sangat Kecil (5–10 cm)
Pada fase ini, anakan membutuhkan pakan yang mudah dicerna dan berukuran kecil. Frekuensi makan sangat tinggi, 3 hingga 5 kali sehari dalam porsi kecil. Ini untuk memastikan perut kecil mereka selalu terisi dan laju metabolisme tinggi terjaga.
- Pakan Utama: Cacing darah beku (Bloodworm) yang sudah dibilas, artemia beku, atau udang kecil kupas cincang halus.
- Pakan Penguat Warna (Untuk SR/Golden): Udang kecil (peci atau rebon) yang dimasak sebentar dan dicincang, karena mengandung karotenoid alami yang membantu pigmen warna muncul lebih cepat.
- Pakan Hidup (Terbatas): Jangkrik kecil (pinhead cricket) yang sudah dihilangkan kakinya untuk mencegah tersedak.
3.1.2. Anakan Tengah (10–15 cm)
Ikan mulai menunjukkan selera makan yang agresif. Frekuensi makan bisa dikurangi menjadi 2-3 kali sehari, tetapi porsi lebih besar. Variasi pakan harus ditingkatkan untuk memastikan asupan gizi seimbang.
- Jangkrik: Merupakan pakan standar yang sangat baik, kaya protein. Pastikan gut loading (memberi makan jangkrik itu sendiri dengan sayuran bernutrisi) sebelum diberikan ke arwana.
- Ulat Hongkong/Ulat Jerman: Diberikan dalam jumlah terbatas, sekitar 10% dari total diet, karena kandungan lemaknya tinggi. Kelebihan lemak dapat menyebabkan droopy eye.
- Pelet Khusus Arwana: Mulai biasakan anakan menerima pelet. Ini penting untuk memastikan mereka mendapatkan vitamin dan mineral yang mungkin hilang dalam pakan hidup. Pelet dapat dibasahi sedikit agar tenggelam perlahan dan mudah dimakan.
3.2. Masalah Mogok Makan (Puasa) pada Anakan
Mogok makan adalah hal yang menakutkan bagi pemilik anakan arwana. Ini sering disebabkan oleh stres, perubahan parameter air mendadak, atau infeksi awal. Langkah penanganan:
- Cek Kualitas Air: 90% kasus mogok makan berhubungan dengan amonia atau nitrit yang melonjak. Lakukan penggantian air darurat (50%).
- Isolasi Visual: Jika akuarium berada di tempat ramai, tutup bagian samping akuarium dengan kertas buram agar ikan merasa aman.
- Variasi Pakan: Coba tawarkan jenis pakan yang paling disukai (misalnya, udang segar) dalam porsi sangat kecil.
- Peningkatan Suhu: Naikkan suhu akuarium perlahan hingga 31°C selama beberapa hari untuk merangsang metabolisme.
4. Penyakit Umum dan Manajemen Kesehatan pada Anakan
Karena ukurannya yang kecil dan sistem kekebalan yang belum matang, anakan arwana lebih rentan terhadap patogen. Pencegahan melalui sanitasi akuarium yang baik dan air yang bersih adalah lini pertahanan terbaik.
4.1. Penyakit yang Sering Menyerang Anakan
4.1.1. White Spot (Ichthyophthirius multifiliis)
Sering muncul akibat fluktuasi suhu. Anakan akan terlihat seperti ditaburi garam. Penanganan cepat sangat diperlukan:
- Protokol: Naikkan suhu air menjadi 30–32°C secara bertahap. Gunakan methylene blue atau larutan garam ikan yang aman. Pastikan filtrasi kimia (karbon aktif) dihilangkan selama pengobatan.
4.1.2. Fin Rot (Sirip Busuk) dan Tail Rot
Biasanya disebabkan oleh bakteri akibat kebersihan air yang buruk atau luka fisik. Sirip akan terlihat sobek, berawan, atau menghitam pada pinggirannya. Pengobatan melibatkan penggantian air secara masif dan penggunaan antibiotik spektrum luas yang aman bagi ikan (misalnya Acriflavine atau Kalium Permanganat dengan dosis sangat hati-hati).
4.1.3. Pop Eye (Mata Menonjol)
Mata anakan terlihat bengkak dan menonjol keluar. Ini seringkali merupakan gejala infeksi bakteri internal yang disebabkan oleh kualitas air yang sangat buruk (tingginya nitrat atau infeksi ginjal). Penanganan membutuhkan karantina, air 100% bersih, dan pengobatan antibiotik internal (jika memungkinkan dicampur dengan pakan).
4.1.4. Droopy Eye (DE) – Pencegahan Dini
Walaupun DE (kelainan di mana mata arwana melihat ke bawah) lebih sering terjadi pada ikan dewasa, fondasinya bisa diletakkan sejak anakan. Penyebab utamanya adalah penumpukan lemak di orbit mata dan seringnya ikan melihat ke dasar akuarium untuk mencari pakan.
- Pencegahan: Jaga diet rendah lemak (batasi ulat). Pertahankan pakan mengambang. Gunakan bola pingpong hitam atau benda apung di permukaan air untuk mendorong ikan melihat ke atas. Beberapa kolektor menggunakan metode 'tank miring' untuk sementara waktu.
4.2. Pentingnya Karantina dan Sanitasi
Setiap anakan baru yang masuk harus menjalani karantina minimal 14 hari di akuarium terpisah. Akuarium karantina harus mudah dibersihkan dan bebas dari substrat. Selama karantina, perhatikan gejala penyakit, perkenalkan pakan baru, dan pastikan ikan bebas dari parasit eksternal sebelum dipindahkan ke akuarium utama.
5. Pertumbuhan, Perkembangan Sisik, dan Potensi Warna
Memelihara anakan adalah proses menunggu dan mengamati perkembangan warna. Proses coloring (maturasi warna) dipengaruhi oleh genetika, nutrisi, dan pencahayaan.
5.1. Tingkat Pertumbuhan yang Diharapkan
Anakan arwana premium (SR, Golden) harus tumbuh pesat jika dirawat dengan benar. Tingkat pertumbuhan ideal adalah 2 hingga 4 cm per bulan pada tahun pertama. Pertumbuhan cepat pada usia muda adalah indikasi kesehatan yang prima dan tulang belakang yang kuat.
- Faktor Pemicu Pertumbuhan: Air yang sangat bersih, penggantian air rutin untuk menghilangkan hormon penghambat pertumbuhan, dan protein berkualitas tinggi.
- Bahaya Pertumbuhan Lambat: Pertumbuhan yang lambat di bawah 1 cm per bulan setelah usia 6 bulan dapat menyebabkan stunting (kekerdilan) dan kelainan bentuk tubuh.
5.2. Pengembangan Sisik dan Ring Emas (Golden)
Pada anakan Golden, sisik emas akan 'naik' dari level bawah ke atas (level 1 hingga 6). Proses ini dikenal sebagai shining atau scaling. Untuk Xback, perhatian utama adalah kapan emas mulai 'pecah' di level 5 dan 6.
- Periode 6-12 Bulan: Emas biasanya sudah mencakup level 1 hingga 3. Kilau sudah jelas terlihat.
- Periode 12-24 Bulan: Proses paling penting. Emas mulai masuk ke level 4 dan 5. Di sinilah perbedaan genetik antara RTG dan Xback semakin terlihat.
- Pencahayaan untuk Sisik: Penggunaan lampu yang memiliki spektrum warna yang tepat (misalnya 10.000K untuk meniru sinar matahari dan mendorong kilau) harus dilakukan secara konsisten selama 8–10 jam sehari.
5.3. Pengembangan Warna Merah (Super Red)
Warna merah pada SR akan muncul belakangan, biasanya mulai terlihat signifikan setelah ikan berumur 1,5 hingga 2 tahun. Pada anakan, fokusnya adalah menjaga dasar pigmen merah tetap sehat.
- Dasar Warna: Warna merah akan mulai muncul dari bibir, sirip, dan pinggiran sisik (rim).
- Tanning: Proses tanning (penyinaran intensif) menggunakan lampu merah khusus sering dilakukan untuk merangsang pigmen merah, namun harus dilakukan dengan hati-hati pada anakan karena mata mereka sensitif. Tanning sebaiknya dimulai perlahan setelah anakan mencapai ukuran 20 cm.
- Diet Karotenoid: Memberikan udang (Astaxanthin) adalah cara alami terbaik untuk memperkuat pigmen merah tanpa risiko overdosis yang berbahaya.
6. Manajemen Perilaku dan Tankmates untuk Anakan
Anakan arwana, terutama Arwana Asia, cenderung teritorial, namun mereka juga dapat menunjukkan perilaku gelisah jika terlalu kesepian atau lingkungannya terlalu steril.
6.1. Stres dan Perilaku Abnormal
- Kepala ke Bawah (Head Down): Indikasi utama stres atau sakit, seringkali terkait dengan fluktuasi air atau infeksi kandung kemih (swim bladder).
- Goresan/Menggosok Tubuh: Tanda adanya parasit eksternal atau iritasi kimia (misalnya, klorin atau amonia).
- Berenang Gelisah (Glass Banging): Sering terjadi setelah dipindahkan ke akuarium baru atau ketika ada pergerakan mendadak di luar kaca. Minimalisir gangguan visual.
6.2. Strategi Tankmates (Ikan Pendamping)
Memperkenalkan ikan pendamping pada anakan dapat mengurangi stres dan mendorong arwana untuk makan lebih agresif. Namun, pilihan tankmates harus sangat selektif.
Kriteria Tankmates Ideal: Cepat, non-agresif, berukuran lebih kecil dari arwana, dan berenang di zona air yang berbeda.
- Ikan Sapu-sapu (Pleco/Loricariidae): Spesies tertentu (misalnya Pleco Albino) bisa menjadi pilihan baik untuk membersihkan sisa makanan, tetapi hindari spesies yang terlalu besar atau agresif yang mungkin menempel pada tubuh arwana.
- Ikan Oscar atau Manfish (Cichlids): Boleh digunakan jika ukurannya jauh lebih kecil dari anakan arwana, namun harus siap dipindahkan ketika mereka mulai tumbuh terlalu besar dan berisiko melukai arwana.
- Ikan Mas Koki (Goldfish): Tidak disarankan sebagai pakan rutin karena kandungan tiaminase yang menghambat penyerapan vitamin B1, tetapi aman sebagai tankmate sementara selama ukurannya tidak muat dimakan.
- Feeder Fish: Jika menggunakan ikan umpan hidup (misalnya Ikan Guppy), pastikan mereka dikarantina dan diberi makan dengan baik terlebih dahulu untuk menghindari penularan penyakit.
7. Dokumentasi dan Nilai Investasi Anakan Premium
Untuk Arwana Asia premium, seperti Super Red dan Golden Crossback, dokumentasi dan legalitas adalah bagian integral dari kepemilikan dan investasi. Anakan arwana harus dibeli dari peternak resmi dengan sertifikasi CITES.
7.1. Pentingnya Microchip dan Sertifikat
Setiap anakan Arwana Asia (Scleropages formosus) yang dijual secara legal harus dilengkapi dengan microchip yang ditanam di tubuh ikan dan sertifikat CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora).
- Fungsi Microchip: Bertindak sebagai nomor identifikasi unik, memastikan ikan tersebut adalah hasil budidaya, bukan tangkapan liar. Posisi penanaman chip biasanya di dekat sirip punggung atau di bawah mata.
- Fungsi Sertifikat: Dokumen legal yang mencantumkan nomor microchip, jenis ikan, tanggal penetasan, dan nama peternakan. Sertifikat ini menjamin keaslian dan legalitas kepemilikan.
- Verifikasi: Selalu periksa apakah nomor pada sertifikat sesuai dengan nomor yang terbaca saat microchip dipindai.
7.2. Faktor yang Mempengaruhi Nilai Anakan
Nilai anakan arwana ditentukan oleh kombinasi faktor genetik, bentuk fisik (body conformation), dan kejelasan ciri khas di usia muda.
- Kualitas Genetik: Untuk SR, ini dilihat dari potensi merah pada sirip, bibir, dan keturunan induk (garis keturunan 'juara'). Untuk Golden, dinilai dari seberapa cepat 'ring' emas menampakkan diri.
- Kesehatan dan Bentuk: Anakan harus bebas dari cacat fisik seperti mulut yang tidak sejajar (undershot/overshot jaw), kelainan tulang belakang (kyphosis), atau sirip yang rusak. Bentuk tubuh yang ideal adalah lurus dan proporsional.
- Kejelasan Sisik: Sisik harus tersusun rapi, tidak ada sisik yang 'pecah' (melipat ke dalam) atau 'terangkat' (terlalu menonjol keluar).
8. Aspek Psikologis dan Filosofis Memelihara Anakan Arwana
Di luar aspek teknis, memelihara anakan arwana memiliki dimensi filosofis, terutama di budaya Asia. Ikan ini sering dikaitkan dengan status, keberuntungan, dan Feng Shui. Pemeliharaannya membutuhkan kesabaran yang ekstrem, yang mengajarkan nilai ketekunan.
8.1. Mitos dan Kepercayaan Seputar Arwana
Arwana dipercaya dapat membawa rezeki dan melindungi pemilik dari nasib buruk. Warna dan gerakannya dipercaya mencerminkan energi di sekitar pemilik. Anakan Super Red, misalnya, sering diyakini sebagai simbol keberanian dan kekuasaan yang sedang tumbuh.
Mitos yang paling sering dikaitkan dengan anakan adalah:
- Kegagalan Makan: Jika ikan menolak makan setelah dibeli, dipercaya bahwa ikan tersebut "tidak cocok" dengan pemiliknya. Secara ilmiah, ini hampir selalu masalah stres akibat transportasi atau kualitas air.
- Droopy Eye (DE): Dipercaya sebagai indikasi ketidakseimbangan energi di akuarium atau nasib buruk yang menargetkan ikan. Faktanya, DE adalah masalah fisiologis akibat diet lemak dan gravitasi.
8.2. Membangun Ikatan dengan Ikan
Anakan arwana dapat mengenali pemiliknya. Pemberian pakan secara konsisten oleh orang yang sama, dan interaksi visual yang tenang, akan membantu mengurangi stres pada ikan. Membesarkan anakan dari ukuran kecil hingga dewasa adalah hadiah tersendiri, karena pemilik dapat menyaksikan transformasi penuh dari ikan perak kecil menjadi naga yang berwarna-warni dan megah.
Penutup: Merawat anakan arwana adalah perjalanan yang membutuhkan dedikasi, penelitian tanpa henti, dan komitmen terhadap kebersihan air yang sempurna. Dengan pemahaman mendalam tentang genetika, nutrisi, dan manajemen lingkungan, para penggemar dapat memastikan 'Naga' kecil mereka tumbuh menjadi spesimen yang sehat, indah, dan bernilai tinggi.
9. Eksplorasi Mendalam: Kimia Air Tingkat Lanjut untuk Pertumbuhan Maksimal
Untuk mencapai pertumbuhan maksimal pada anakan arwana, khususnya Super Red dan Golden, sekadar menjaga pH netral tidaklah cukup. Kita perlu memahami bagaimana mikroelemen dan zat terlarut memengaruhi penyerapan kalsium (untuk tulang) dan perkembangan pigmen.
9.1. Peran Mineral dan Osmoregulasi
Anakan arwana membutuhkan lingkungan air yang sedikit lunak untuk mempermudah osmoregulasi (keseimbangan garam dalam tubuh). Air yang terlalu keras (GH tinggi) memaksa ikan mengeluarkan energi lebih banyak untuk menjaga keseimbangan internal. Eksperimen menunjukkan bahwa GH ideal untuk anakan arwana Asia adalah 4–8 dGH.
- Kalsium (Ca): Penting untuk struktur tulang yang kuat dan mencegah kelainan bentuk tulang belakang saat ikan mengalami percepatan pertumbuhan. Pastikan kandungan Ca memadai tanpa membuat GH melonjak terlalu tinggi.
- Buffer KH: KH (Kekerasan Karbonat) yang rendah (misalnya 2–4 dKH) adalah ideal untuk arwana Asia yang suka air asam. Namun, KH yang terlalu rendah membuat pH sangat rentan turun drastis (pH crash). Penggunaan media penyangga alami seperti Peat Moss yang aman dalam filter dapat membantu menstabilkan pH rendah.
9.2. Detail Sistem Filtrasi Biologis
Filtrasi biologis adalah jantung dari sistem akuarium anakan. Karena anakan diberi makan sering dan kotorannya cepat membusuk, volume media biologis harus berlebihan.
- Rasio Media: Idealnya, media biologis harus mengisi 10% dari total volume air akuarium. Misalnya, akuarium 300 liter membutuhkan sekitar 30 liter media biologis berkualitas tinggi.
- Media Pilihan: Selain keramik ring standar, media berpori tinggi seperti sintered glass atau media khusus bakteri nitrifikasi menawarkan area permukaan yang jauh lebih besar.
- Manajemen Aliran Air: Pastikan air mengalir melalui media biologis dengan kecepatan yang cukup lambat agar bakteri memiliki waktu untuk memproses amonia dan nitrit. Filter samping (sump) dengan aliran yang diatur adalah sistem yang paling efisien.
10. Protokol Perawatan untuk Mencegah Cacat Fisik
Bentuk tubuh yang sempurna sangat menentukan nilai arwana. Banyak cacat fisik (seperti bibir miring, tulang bengkok, atau sirip tidak sempurna) terjadi selama fase anakan karena perawatan yang tidak tepat. Pencegahan dini sangat penting.
10.1. Mencegah Kelainan Tulang Belakang (Stunting dan Kyphosis)
Kelainan tulang belakang (punggung bungkuk) terjadi jika ikan tumbuh terlalu cepat dalam ruang yang sempit, atau jika nutrisi kalsiumnya tidak seimbang saat pertumbuhan cepat.
- Ruang Gerak: Pastikan anakan selalu memiliki ruang gerak yang cukup. Pindah ke akuarium yang lebih besar segera setelah mereka mencapai 15 cm.
- Vitamin D dan Sinar UV: Walaupun arwana akuarium tidak mendapatkan sinar matahari langsung, pastikan lampu akuarium memiliki spektrum yang mendukung sintesis vitamin D, yang penting untuk penyerapan kalsium.
10.2. Mengatasi Sirip yang Tidak Sempurna (Curl dan Clamp)
Sirip yang melengkung ke dalam (fin curl) atau yang menutup rapat (fin clamp) biasanya merupakan tanda stres kronis, air yang terlalu asam, atau infeksi bakteri ringan.
- Perawatan: Peningkatan suhu, sedikit garam ikan (0.1–0.2%), dan peningkatan penggantian air. Untuk sirip yang rusak parah, terkadang dibutuhkan fin clipping (pemotongan sirip) oleh profesional untuk mendorong pertumbuhan kembali yang sempurna.
10.3. Penanganan Mulut Miring (Jaw Deformity)
Mulut arwana harus tertutup rapat dan sejajar. Kelainan sering disebabkan oleh benturan saat melompat atau diet yang terlalu sering memaksa mereka menyerang pakan di permukaan. Pastikan penutup akuarium tertutup rapat dan pakan diberikan dengan cara yang tenang.
11. Strategi Pemberian Pakan Hidup yang Aman dan Efektif
Pakan hidup sangat dianjurkan untuk anakan karena meniru pola makan alami dan mempromosikan insting berburu, yang vital untuk menjaga vitalitas ikan. Namun, pakan hidup membawa risiko penyakit yang tinggi.
11.1. Protokol Gut Loading (Pengisian Usus)
Gut loading adalah praktik memberi makan pakan hidup (jangkrik, ulat) dengan makanan bernutrisi tinggi sebelum diberikan kepada arwana. Ini memastikan nutrisi pakan hidup secara langsung dialihkan ke arwana.
- Jangkrik: Diberi makan potongan wortel, sayuran hijau gelap, atau pelet bernutrisi tinggi selama 24 jam sebelum diberikan.
- Udang dan Ikan Umpan: Diberi makan pelet Spirulina atau pakan kaya Astaxanthin untuk meningkatkan kandungan karotenoid.
11.2. Sterilisasi dan Pengendalian Parasit
Semua pakan hidup harus dicuci bersih. Ulat dan jangkrik sering membawa tungau atau parasit cacing. Beberapa kolektor memilih untuk membekukan pakan hidup selama 24 jam sebelum diberikan untuk membunuh parasit, meskipun ini menghilangkan beberapa vitamin. Jika memberikan ikan umpan (feeder fish), wajib dikarantina selama 3 hari dan diobati dengan larutan anti-parasit yang ringan.
12. Detail Spesifik Pencahayaan dan Tanning (Khusus Jenis Premium)
Pencahayaan memegang peran ganda: sebagai pengatur siklus harian (biologis) dan sebagai katalisator pigmen (estetika). Penerapan yang salah bisa menyebabkan stres atau warna yang tidak maksimal.
12.1. Pencahayaan Awal (Anakan di Bawah 15 cm)
Pada fase ini, pencahayaan harus lembut. Tujuannya adalah untuk membiasakan ikan tanpa menyebabkan kebutaan atau stres. Gunakan lampu dengan intensitas sedang, dengan siklus 10 jam menyala dan 14 jam mati.
Penting: Selalu gunakan latar belakang akuarium yang gelap (hitam atau biru tua) pada anakan Golden untuk mendorong emas naik ke level sisik 5 dan 6. Latar belakang yang terlalu terang dapat menyebabkan emas 'turun' (menjadi pudar).
12.2. Protokol Tanning untuk Warna Merah (Setelah 20 cm)
Tanning adalah proses penyinaran intensif yang memicu sel-sel pigmen merah (erythrophore) untuk menghasilkan warna. Jangan memulai tanning pada anakan yang terlalu kecil; ikan harus sudah berukuran minimal 20 cm dan stabil.
- Lampu: Lampu Tanning khusus (UV-A spektrum 600–700 nm) atau lampu yang sangat merah.
- Durasi Awal: Mulai dengan tanning bagian atas (top tanning) selama 4 jam sehari. Naikkan durasi secara bertahap.
- Reaksi: Jika arwana terlihat stres, sering melompat ke permukaan atau bersembunyi di sudut, kurangi intensitas dan durasi tanning.
13. Penanganan Arwana yang Baru Dibeli (Proses Aklimatisasi)
Proses aklimatisasi adalah saat yang paling berbahaya bagi anakan arwana. Perubahan suhu dan kimia air yang mendadak dapat menyebabkan syok osmotik yang fatal.
- Penyamaan Suhu: Biarkan kantong ikan mengapung di akuarium tujuan selama 30 menit.
- Penyamaan Air (Drip Acclimation): Cara terbaik adalah meneteskan air akuarium tujuan ke dalam wadah ikan secara perlahan menggunakan selang kecil. Proses ini harus berlangsung setidaknya 1 hingga 2 jam untuk menyesuaikan ikan dengan pH dan kekerasan air yang baru secara bertahap.
- Pelepasan: Setelah aklimatisasi selesai, pindahkan ikan menggunakan jaring ke akuarium, buang air lama dari kantong atau wadah. Jangan pernah memasukkan air dari kantong pengiriman ke akuarium utama.
- Lampu Mati: Biarkan lampu akuarium mati selama 24 jam setelah pelepasan. Ini membantu ikan beradaptasi dalam lingkungan yang tenang dan minim stres.
- Puasa Awal: Jangan beri makan anakan selama 24-48 jam pertama untuk mengurangi stres pencernaan.
14. Pemeliharaan Jangka Panjang dan Prospek Nilai
Keputusan perawatan yang diambil selama fase anakan (5–20 cm) akan memiliki efek jangka panjang hingga ikan mencapai kematangan penuh (5–7 tahun). Perawatan yang konsisten adalah investasi waktu dan uang yang hasilnya akan terlihat saat ikan menunjukkan keindahan maksimalnya.
Nilai seekor arwana premium yang dirawat sejak anakan dengan pertumbuhan sempurna (straight body, clean scales, perfect jaw) bisa berlipat ganda saat mencapai kematangan, terutama jika ia berasal dari garis keturunan Super Red atau Golden Crossback yang sudah terbukti. Keberhasilan membesarkan anakan arwana adalah indikator tertinggi dari dedikasi seorang akuaris.
14.1. Konsistensi dalam Manajemen Rutinitas
Jadwal harian, mingguan, dan bulanan yang ketat adalah wajib. Anakan arwana berkembang dalam lingkungan yang dapat diprediksi. Deviasi sekecil apa pun, seperti terlambat mengganti air atau perubahan merek pakan, dapat memicu respons stres. Pertimbangkan penggunaan alat otomatis seperti auto top-off system (pengisi air otomatis) dan auto feeder untuk menjaga konsistensi, terutama saat bepergian.
Ringkasan Perawatan Anakan yang Berhasil:
- Air Bersih (Nitrit/Amonia 0 ppm)
- Suhu Stabil (29°C ± 0.5°C)
- Diet Bervariasi dan Kaya Protein (5 kali sehari pada fase 5 cm)
- Pencegahan Trauma (Tutup akuarium kuat dan ruang gerak memadai)
- Validasi Genetik (Microchip dan Sertifikat CITES yang valid)
Memelihara anakan arwana adalah seni dan ilmu. Keberhasilan dalam membesarkan makhluk ini menjadi ikon status air tawar yang sempurna adalah puncak pencapaian dalam hobi akuakultur.
Selain parameter dasar air yang telah dibahas, perhatian khusus perlu diberikan pada kualitas sumber air yang digunakan. Air PDAM, meskipun telah diolah, sering mengandung klorin atau kloramin. Zat ini sangat beracun bagi insang anakan arwana. Selalu gunakan dechlorinator berkualitas tinggi dan biarkan air yang akan digunakan mengendap minimal 24 jam dalam wadah terpisah sebelum digunakan untuk penggantian air. Jika menggunakan sumur bor, pastikan air bebas dari logam berat (seperti tembaga atau besi) yang dapat terakumulasi dalam organ arwana. Beberapa akuaris profesional bahkan memilih menggunakan sistem reverse osmosis (RO) untuk mendapatkan air murni, kemudian menambahkannya kembali dengan mineral esensial (re-mineralisasi) untuk mencapai spesifikasi air yang sempurna untuk jenis Super Red.
Proses ini, yang disebut 'akuarium buatan', memberikan kontrol mutlak atas lingkungan kimia ikan. Dalam konteks pemeliharaan anakan, investasi pada sistem pengujian air yang akurat, seperti kit tetes daripada strip, adalah pengeluaran yang tidak bisa ditawar. Pemahaman mendalam tentang siklus nitrogen—proses di mana amonia diubah menjadi nitrit, dan kemudian menjadi nitrat—harus menjadi pengetahuan dasar. Ketika amonia atau nitrit terdeteksi, itu berarti koloni bakteri biologis belum matang atau telah mati. Pada anakan, ini adalah situasi darurat yang menuntut penggantian air 50% atau lebih, dan penambahan bakteri starter segera.
Pertimbangan lain dalam manajemen anakan adalah arus air. Arwana, sebagai predator yang menunggu, tidak dirancang untuk terus-menerus melawan arus deras. Arus yang terlalu kuat tidak hanya melelahkan tetapi juga dapat menyebabkan pertumbuhan sirip yang tidak merata atau bahkan kelainan bentuk wajah karena tekanan air yang konstan. Gunakan spray bar atau deflektor pada output filter untuk mendistribusikan aliran air secara merata, menghasilkan arus yang lembut namun cukup untuk mencegah stagnasi air di sudut-sudut akuarium.
Khusus pada nutrisi, perdebatan antara pakan hidup dan pelet seringkali muncul. Meskipun pakan hidup memberikan insting berburu dan protein yang utuh, pelet yang diformulasikan secara khusus menyediakan vitamin, mineral, dan asam lemak Omega-3/Omega-6 dalam rasio yang seimbang, yang sering kurang dalam diet pakan tunggal (misalnya, hanya jangkrik). Kombinasi terbaik adalah 70% pakan hidup yang terjamin nutrisinya (gut-loaded) dan 30% pelet atau pakan beku berkualitas tinggi. Pastikan pelet tersebut dikonsumsi dalam waktu dua menit setelah dilemparkan; pelet yang tersisa dan membusuk adalah sumber polusi nitrat yang serius.
Untuk anakan Super Red, perhatian terhadap potensi Chili Red atau Blood Red harus dimulai sejak dini. Chili Red cenderung menunjukkan warna oranye yang lebih terang pada sirip anakan dan saat dewasa menghasilkan warna yang lebih 'berkilauan', sementara Blood Red seringkali terlihat lebih gelap, bahkan sedikit kehijauan, saat muda, tetapi menghasilkan merah pekat yang dalam. Perawatan intensif melalui diet udang dan pencahayaan spektrum merah pada fase remaja adalah penting untuk mengunci pigmen tersebut. Namun, pencahayaan berlebihan pada usia sangat muda (di bawah 10 cm) dapat menyebabkan ikan menjadi pemalu atau bahkan merusak mata yang masih berkembang.
Aspek keamanan adalah mutlak. Arwana dikenal dengan kemampuan melompatnya yang luar biasa, terutama ketika kaget atau sedang berburu. Penutup akuarium tidak hanya harus ada tetapi harus sangat berat dan terkunci. Anakan, karena sifatnya yang lebih panik, rentan melompat mengenai penutup, yang dapat menyebabkan cedera parah pada rahang atau mata. Beberapa akuaris memasang lampu akuarium dengan kabel atau pengaman agar tidak jatuh ke air jika arwana melompat dan mengenai tutup lampu. Cedera sekecil apa pun pada anakan sering kali membutuhkan waktu pemulihan yang jauh lebih lama dan berpotensi meninggalkan bekas luka permanen yang mengurangi nilai estetika ikan.
Pengelolaan warna pada anakan Golden Crossback juga menuntut strategi yang rumit. Untuk mendorong emas menyeberang (crosstheback), lingkungan harus disimulasikan agar ikan merasa aman dan perlu ‘menarik’ emasnya ke atas. Selain penggunaan latar belakang gelap, beberapa peternak menggunakan akuarium soliter (tanpa tankmates) untuk beberapa waktu agar fokus pertumbuhan ikan hanya pada dirinya sendiri. Mereka juga sering menggunakan lampu dengan spektrum tinggi (biru-putih) untuk 'membakar' warna emas agar menjadi lebih tebal dan naik lebih cepat. Proses ini, jika berhasil, menghasilkan Golden Crossback yang mencapai level 6 dalam waktu kurang dari dua tahun, sebuah pencapaian yang sangat dihargai di pasar kolektor.
Penyakit parasit seperti cacing jangkar (Anchor Worm) atau kutu air (Fish Lice) juga menjadi ancaman nyata pada anakan yang diberi pakan hidup tidak steril. Inspeksi visual harian adalah keharusan. Cacing jangkar terlihat seperti benang putih yang menempel pada tubuh, dan jika dibiarkan, dapat menyebabkan infeksi sekunder bakteri di luka tempat parasit menancap. Penanganan harus segera, seringkali melibatkan pencabutan parasit secara manual dengan pinset (sangat hati-hati pada anakan) diikuti dengan pengobatan anti-parasit di dalam air. Manajemen sanitasi harus mencakup alat-alat akuarium; jaring, ember, dan selang harus didesinfeksi secara rutin dan tidak pernah digunakan untuk akuarium lain untuk mencegah penularan silang.
Terakhir, pentingnya membangun hubungan yang tenang dengan anakan. Hindari gerakan tiba-tiba di depan kaca. Anakan arwana dapat panik hingga menabrak kaca, menyebabkan luka internal. Biasakan interaksi pada jam-jam tertentu, dan jika diperlukan perbaikan atau pembersihan mendalam, gunakan penenang alami seperti ekstrak almond (yang berfungsi sebagai penenang saraf ringan) sebelum pekerjaan dimulai. Kesabaran dan konsistensi adalah kunci utama dalam mengubah seekor anakan yang rapuh menjadi ‘Naga’ yang perkasa dan berharga.