Trimester ketiga kehamilan, yang mencakup usia kehamilan dari minggu ke-28 hingga kelahiran, merupakan periode yang sangat intens dan krusial. Pada fase ini, pertumbuhan janin mencapai puncaknya, organ-organ vital mengalami pematangan akhir, dan penimbunan lemak terjadi secara masif. Di antara semua nutrisi yang dibutuhkan, Asam Folat, atau Vitamin B9, seringkali disalahpahami sebagai nutrisi yang hanya penting di awal kehamilan untuk mencegah cacat tabung saraf (Neural Tube Defects/NTDs).
Namun, penelitian ilmiah modern menunjukkan bahwa peran asam folat jauh melampaui fase awal. Pada trimester ketiga, asam folat memainkan peranan sentral dalam proses biokimia yang mendukung perkembangan neurologis janin yang sangat cepat, memelihara kesehatan plasenta yang menua, dan menjaga status kesehatan darah ibu. Artikel komprehensif ini akan mengupas tuntas mengapa mempertahankan kadar asam folat yang optimal adalah kunci keberhasilan persalinan dan fondasi kesehatan jangka panjang bagi bayi.
Ketika sebagian besar ibu hamil telah disiplin mengonsumsi suplemen folat sejak sebelum konsepsi atau trimester pertama, ada kecenderungan untuk mengurangi perhatian terhadap nutrisi ini di trimester ketiga. Hal ini adalah kesalahan. Kebutuhan asam folat tidak berkurang; justru, laju pertumbuhan dan pematangan sel darah, baik pada ibu maupun janin, menuntut ketersediaan folat yang berkelanjutan.
Meskipun penutupan tabung saraf sudah selesai di awal kehamilan, perkembangan neurologis tidak berhenti. Trimester ketiga adalah masa ledakan sinaptogenesis—pembentukan koneksi saraf—dan mielinisasi (proses pelapisan serat saraf dengan selubung mielin) yang sangat cepat. Mielin sangat penting untuk kecepatan transmisi sinyal saraf, yang merupakan dasar bagi fungsi kognitif dan motorik di masa depan.
Trimester ketiga seringkali ditandai dengan peningkatan volume darah ibu hingga 50%. Peningkatan ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi plasenta. Folat sangat penting dalam pencegahan anemia megaloblastik (anemia defisiensi folat), yang dapat memperburuk kelelahan dan meningkatkan risiko komplikasi persalinan. Selain itu, folat mendukung:
Untuk memahami sepenuhnya urgensi folat di trimester ketiga, kita harus melihat metabolisme satu-karbon, sebuah jalur biokimia yang vital. Folat tidak bekerja sendiri; ia adalah bagian dari tim besar vitamin B.
Asam folat yang kita konsumsi (atau asam folat sintetis) harus diubah menjadi bentuk aktif biologisnya, 5-Methyltetrahydrofolate (5-MTHF). Perubahan ini dikatalis oleh enzim MTHFR (Methylenetetrahydrofolate Reductase).
Seiring pertumbuhan janin, ia bertindak seperti 'parasit' nutrisi, menarik sumber daya dari ibu. Janin membutuhkan sekitar 200 hingga 300 mikrogram (mcg) folat per hari di akhir kehamilan, jumlah ini diambil langsung dari sirkulasi ibu.
Meningkatnya permintaan ini, ditambah dengan laju pergantian sel yang cepat di jaringan ibu (terutama peningkatan eritropoiesis atau pembentukan sel darah merah), membuat ibu hamil rentan terhadap penipisan cadangan folat, bahkan jika ia memulai kehamilan dengan cadangan yang baik. Oleh karena itu, dosis pemeliharaan yang konsisten dan memadai di trimester ketiga adalah tindakan pencegahan yang penting.
Rekomendasi dosis asam folat seringkali bervariasi berdasarkan lembaga kesehatan dan apakah ibu memiliki faktor risiko tambahan, seperti riwayat melahirkan bayi dengan NTD atau adanya variasi gen MTHFR. Namun, secara umum, dosis untuk ibu hamil tanpa risiko tinggi disarankan untuk dipertahankan hingga akhir masa kehamilan.
Organisasi kesehatan internasional umumnya merekomendasikan asupan harian yang konsisten, seringkali mencakup suplementasi yang melebihi asupan dari makanan (Dietary Folate Equivalents/DFEs).
| Fase Kehamilan | Rekomendasi Asupan Folat Harian | Catatan Penting |
|---|---|---|
| Pre-konsepsi | 400 mcg asam folat (suplemen) | Dimulai minimal 1 bulan sebelum konsepsi. |
| Trimester 1 & 2 | 600 mcg DFE (suplemen + diet) | Fokus pada pencegahan NTDs dan perkembangan organ. |
| Trimester 3 | 600 – 800 mcg DFE (suplemen + diet) | Fokus pada hematologi maternal dan perkembangan otak janin. |
| Risiko Tinggi (Riwayat NTD) | 4000 mcg (4 mg) asam folat | Dosis tinggi ini harus dipantau oleh dokter. |
Di pasaran terdapat dua bentuk utama suplemen:
A. Asam Folat Sintetis (Folic Acid):
B. Metilfolat (5-Methyltetrahydrofolate atau Metafolin):
Bagi ibu hamil di trimester ketiga, terutama yang mengonsumsi multivitamin prenatal, penting untuk memeriksa label suplemen. Pastikan suplemen memberikan minimal 400 mcg hingga 600 mcg folat, baik dalam bentuk asam folat atau metilfolat. Jika ada riwayat komplikasi kehamilan atau kondisi genetik, konsultasi dengan ahli gizi atau obgyn sangat dianjurkan.
Asam folat tidak berfungsi secara terisolasi. Dalam konteks trimester ketiga—periode yang paling menuntut secara hematologis—interaksi folat dengan Vitamin B12 dan Zat Besi menjadi sangat penting. Ketiganya sering disebut 'Trio Hematopoietik'.
Seperti yang dijelaskan di bagian biokimia, B12 adalah mitra folat dalam siklus metilasi. Kekurangan B12 dapat menutupi defisiensi folat dan sebaliknya. Gejala defisiensi B12 pada ibu seringkali berupa neuropati (gangguan saraf) dan anemia. Karena B12 sebagian besar berasal dari produk hewani, ibu hamil vegetarian atau vegan memiliki risiko tinggi kekurangan B12 dan harus memastikan suplementasi yang memadai. Status B12 yang baik mendukung:
Kebutuhan zat besi melonjak drastis di trimester ketiga. Janin membutuhkan besi untuk membangun cadangan yang akan bertahan selama 6 bulan pertama kehidupan pasca-lahir. Folat membantu sintesis DNA yang diperlukan untuk produksi sel darah merah (eritropoiesis). Jika kekurangan folat terjadi, produksi sel darah merah menjadi besar dan tidak berfungsi (megaloblastik), yang dapat memperburuk anemia defisiensi besi yang sudah ada.
Dosis yang dianjurkan untuk besi di trimester 3 seringkali mencapai 27 mg per hari, dan konsumsi bersama folat, vitamin C (untuk penyerapan besi), dan B12, akan memastikan efisiensi maksimal dalam pembentukan darah dan pengiriman oksigen ke janin yang sedang tumbuh cepat.
Meskipun bukan anggota keluarga vitamin B, Kolin sering dikelompokkan bersama karena perannya dalam metabolisme satu-karbon. Kolin adalah nutrisi penting untuk perkembangan otak janin (terutama pembentukan memori) dan struktur sel. Di trimester ketiga, kolin diperlukan dalam jumlah besar. Kadar folat yang rendah dapat meningkatkan kebutuhan kolin karena tubuh mencoba menggunakan jalur metabolisme alternatif untuk metilasi.
Meskipun suplementasi sangat disarankan untuk mencapai dosis yang optimal dan konsisten, asupan makanan alami harus menjadi dasar nutrisi. Folat yang berasal dari makanan disebut "folat makanan."
Penting untuk dicatat bahwa folat dari makanan dan asam folat dari suplemen memiliki tingkat penyerapan yang berbeda:
Memasukkan makanan-makanan ini secara teratur dapat membantu menjaga kadar DFE harian:
Walaupun komplikasi NTD sudah berlalu di trimester 3, defisiensi folat pada fase ini membawa risiko yang tidak kalah serius bagi ibu dan janin, yang sebagian besar terkait dengan pertumbuhan seluler dan kesehatan vaskular.
Beberapa kondisi ibu hamil membutuhkan pemantauan dan penyesuaian dosis folat yang lebih ketat di trimester ketiga. Konsultasi dokter wajib dilakukan untuk semua kasus berikut.
Polimorfisme gen MTHFR (terutama variasi C677T) mengurangi kemampuan tubuh untuk mengaktifkan asam folat sintetis. Ibu hamil dengan variasi ini yang masih mengonsumsi asam folat standar di trimester 3 mungkin tidak memiliki kadar 5-MTHF yang cukup untuk mendukung pertumbuhan janin yang masif.
Diabetes Mellitus Gestasional (DMG) atau diabetes tipe 1/2 sebelum kehamilan dapat mengganggu penyerapan dan metabolisme nutrisi. Wanita dengan diabetes seringkali membutuhkan dosis folat yang lebih tinggi karena peningkatan risiko komplikasi vaskular dan perkembangan janin yang terganggu.
Beberapa obat dapat mengganggu metabolisme folat, di antaranya:
Jika ibu hamil mengonsumsi obat-obatan ini, suplementasi folat ekstra, di luar multivitamin standar, mungkin diperlukan untuk mengimbangi interaksi obat-nutrisi.
Dampak folat meluas hingga periode postpartum. Trimester ketiga adalah kesempatan terakhir untuk memaksimalkan cadangan nutrisi yang akan menunjang kesehatan ibu selama persalinan, pemulihan, dan selama menyusui.
Persalinan, baik normal maupun caesar, menyebabkan kehilangan darah dan stres fisiologis yang signifikan. Cadangan folat yang memadai membantu tubuh ibu dalam regenerasi sel darah yang cepat dan perbaikan jaringan. Status folat yang baik juga dikaitkan dengan dukungan suasana hati yang lebih stabil, membantu mengurangi risiko depresi pasca-persalinan, meskipun mekanisme ini kompleks dan melibatkan B12 dan asam lemak omega-3.
Bayi yang baru lahir sepenuhnya bergantung pada Air Susu Ibu (ASI) untuk mendapatkan folat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan cepatnya. Konsentrasi folat dalam ASI secara langsung dipengaruhi oleh status nutrisi ibu. Penelitian menunjukkan bahwa ibu dengan defisiensi folat memiliki konsentrasi folat yang lebih rendah dalam ASI, berpotensi memengaruhi asupan bayi.
Oleh karena itu, suplemen folat yang dimulai atau dilanjutkan di trimester ketiga harus dipertimbangkan untuk terus dikonsumsi selama menyusui (seringkali dengan dosis yang sama atau sedikit lebih rendah, sekitar 500 mcg DFE), untuk memastikan bayi mendapatkan asupan yang optimal selama masa pertumbuhan kritis pasca-lahir.
Bagaimana memastikan asupan folat optimal selama 12-14 minggu terakhir kehamilan?
Memaksimalkan folat makanan tidak hanya tentang jumlah, tetapi juga tentang cara persiapan. Hindari merebus sayuran berdaun hijau dalam air dalam waktu lama. Lebih baik mengukus atau menumis dengan sedikit minyak. Selain itu, konsumsilah makanan yang kaya vitamin C (seperti paprika merah atau stroberi) bersamaan dengan sumber folat, karena vitamin C membantu melindungi folat dari kerusakan oksidatif.
Contoh target harian folat makanan di Trimester 3:
Pemeriksaan darah rutin di trimester ketiga biasanya mencakup pengukuran hemoglobin dan hematokrit untuk memantau anemia. Namun, tes yang lebih spesifik dapat dilakukan jika ada kekhawatiran defisiensi:
Jika hasil laboratorium menunjukkan defisiensi, dokter dapat meresepkan dosis terapeutik folat (biasanya 1000 mcg atau lebih) untuk jangka waktu tertentu, sebelum kembali ke dosis pemeliharaan 600 mcg.
Asam folat di trimester ketiga berfungsi sebagai pilar vital yang menopang pertumbuhan akhir janin, kesehatan vaskular ibu, dan persiapan bagi masa menyusui. Ini bukanlah nutrisi ‘pilihan,’ melainkan kebutuhan fisiologis yang esensial, terutama saat tubuh ibu menghadapi peningkatan permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Peran folat di akhir kehamilan dapat diringkas melalui empat dimensi utama:
Dengan pemahaman yang mendalam tentang peran multidimensi Asam Folat di periode krusial ini, calon ibu dapat mengambil langkah proaktif untuk memastikan mereka dan janin mereka memasuki tahap persalinan dengan status nutrisi yang paling optimal.