Munculnya benjolan di area leher, terutama yang terletak di dekat amandel (tonsil), adalah kondisi yang seringkali menimbulkan kekhawatiran. Amandel adalah sepasang jaringan berbentuk oval di bagian belakang tenggorokan yang merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh. Ketika terjadi infeksi atau peradangan, benjolan yang terlihat atau teraba di sekitarnya seringkali merujuk pada pembengkakan kelenjar getah bening (KGB) yang bekerja keras melawan infeksi tersebut.
Memahami apa yang menyebabkan munculnya benjolan di dekat amandel sangat penting untuk menentukan langkah penanganan yang tepat. Meskipun sebagian besar kasus bersifat jinak dan sementara, beberapa kondisi memerlukan perhatian medis lebih lanjut.
Benjolan yang teraba di leher, khususnya di bawah rahang atau di sisi leher (yang bisa jadi berdekatan dengan area tonsil), umumnya adalah kelenjar getah bening yang membengkak (limfadenopati). Kelenjar ini berfungsi menyaring zat asing, bakteri, dan sel kanker. Ketika sistem imun bertarung, KGB akan membesar.
Ini adalah penyebab paling umum. Infeksi seperti flu biasa, pilek, radang tenggorokan (faringitis), atau infeksi telinga dapat menyebabkan pembengkakan KGB di area leher.
Infeksi gigi, abses gusi, atau infeksi kulit ringan di wajah atau kulit kepala dapat memicu reaksi pada kelenjar getah bening yang lebih dekat dengan area tenggorokan.
Meskipun jarang, benjolan yang menetap dan tidak disertai gejala infeksi dapat disebabkan oleh kondisi yang lebih serius, yang membutuhkan evaluasi menyeluruh oleh dokter spesialis:
Penting untuk memperhatikan gejala lain yang menyertai munculnya benjolan di dekat amandel. Jika benjolan terjadi karena infeksi ringan, gejala yang menyertai biasanya meliputi:
Jika benjolan di dekat amandel Anda hanya merupakan respons terhadap infeksi umum, biasanya akan mengecil dalam waktu satu hingga dua minggu setelah infeksi sembuh. Namun, Anda harus berkonsultasi dengan dokter jika Anda mengalami tanda-tanda peringatan berikut:
Benjolan yang Persisten: Benjolan tidak mengecil setelah 2-4 minggu, atau malah semakin membesar secara progresif.
Karakteristik Benjolan: Benjolan terasa sangat keras, tidak bergerak saat disentuh (terfiksir), dan tidak nyeri saat ditekan. Benjolan yang keras tanpa rasa sakit sering kali memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Gejala Penyerta Serius: Mengalami penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, keringat malam berlebihan, suara serak yang berkepanjangan, atau kesulitan bernapas.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, menanyakan riwayat kesehatan, dan mungkin merekomendasikan tes tambahan. Diagnosis sering kali melibatkan pemeriksaan darah untuk melihat tanda-tanda infeksi atau inflamasi. Dalam beberapa kasus, ultrasonografi (USG) leher diperlukan untuk melihat ukuran dan struktur benjolan lebih detail. Jika kecurigaan mengarah pada keganasan, biopsi (pengambilan sampel jaringan) mungkin harus dilakukan.
Penanganan sangat bergantung pada penyebabnya. Untuk infeksi bakteri, antibiotik akan diresepkan. Jika disebabkan oleh virus, penanganan biasanya hanya bersifat suportif (istirahat, cairan, obat pereda nyeri). Pada kasus benjolan yang terbukti merupakan jaringan abnormal atau kanker, penanganan akan melibatkan spesialis onkologi atau bedah.
Kesimpulannya, meskipun benjolan di dekat amandel paling sering merupakan tanda pertahanan tubuh yang bekerja melawan infeksi, penting untuk tidak mengabaikan benjolan yang menetap atau disertai gejala mengkhawatirkan lainnya. Pemeriksaan rutin oleh profesional kesehatan adalah kunci untuk memastikan kesehatan jangka panjang Anda.