Surah An-Nas (Manusia) adalah surah ke-114 sekaligus surah terakhir dalam urutan Mushaf Al-Qur'an. Surah ini merupakan surah pendek yang sangat penting, termasuk dalam golongan Al-Mu'awwidzatain (bersama Surah Al-Falaq) yang berfungsi sebagai pelindung diri dari godaan jahat. Memahami cara membaca dan menghayati maknanya adalah kunci untuk mendapatkan manfaat perlindungan darinya.
Surah An-Nas, bersama Surah Al-Falaq, diyakini oleh umat Islam sebagai benteng pertahanan spiritual yang ampuh. Rasulullah SAW sering membacanya sebagai doa perlindungan sebelum tidur dan ketika menghadapi kegelisahan. Karena merupakan penutup kitab suci, membacanya melatih kita untuk mengakhiri segala urusan duniawi dengan memohon perlindungan hanya kepada Allah SWT, Rabbnya seluruh manusia.
Berikut adalah teks Surah An-Nas lengkap dengan transliterasi Latin dan terjemahannya agar memudahkan Anda dalam membaca dan menghafalnya dengan tartil (benar).
Membaca Al-Qur'an tidak hanya sekadar melafalkan huruf, tetapi juga memperhatikan kaidah ilmu tajwid. Surah An-Nas, meskipun pendek, memiliki beberapa poin penting dalam pengucapannya:
Pada ayat pertama, Bismillaahir-Rahmaanir-Rahiim, terdapat hukum alif lam syamsiyah (Ar-Rahman). Kemudian pada ayat 5, terdapat Al-Waswaasil-Khannaas. Pastikan huruf 's' dibaca dengan jelas dan tidak tertukar dengan bunyi 'ts'.
Perhatikan perbedaan antara huruf Qaf (ق) dan Kaf (ك). Contohnya pada kata Qul (قُلْ) di ayat kedua, huruf Qaf dibunyikan lebih berat dan tebal, berbeda dengan Kaf pada kata An-Naas (النَّاسِ).
Kata الْخَنَّاسِ (Al-Khannaas) berarti sesuatu yang bersembunyi atau menarik diri saat diingat. Ketika seseorang mulai berzikir atau membaca Al-Qur'an, bisikan setan itu akan mundur. Memahami makna ini membantu meningkatkan kekhusyukan saat membaca.
Inti dari surah ini adalah penyerahan diri total kepada Allah SWT sebagai satu-satunya Rabb, Malik (Raja), dan Ilaah (Sesembahan) bagi seluruh umat manusia. Saat membaca, hadirkan perasaan bahwa hanya Allah yang mampu melindungi dari tipu daya musuh yang paling dekat, yaitu bisikan di dalam diri sendiri.
Dianjurkan membaca surah ini dengan perlahan (tartil) dan memberikan jeda yang tepat di setiap akhir ayat. Tempo yang lambat memastikan setiap huruf dan harakat mendapatkan haknya, sehingga bacaan menjadi lebih bermakna dan terhindar dari kesalahan.