Sakit tenggorokan saat menelan adalah keluhan umum yang sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Rasa nyeri, gatal, atau sensasi terbakar di area tenggorokan membuat proses makan, minum, bahkan berbicara terasa menyiksa. Kondisi ini seringkali disebabkan oleh infeksi virus (seperti flu atau pilek), bakteri (seperti radang tenggorokan), atau iritasi dari lingkungan.
Ilustrasi ketidaknyamanan saat menelan.
Mengapa Tenggorokan Terasa Sakit Saat Menelan?
Rasa sakit ini adalah respons peradangan dari jaringan tenggorokan (faring) terhadap iritasi atau infeksi. Penyebab paling umum meliputi:
- Infeksi Virus: Ini adalah penyebab tersering, seperti pilek biasa atau influenza.
- Infeksi Bakteri: Strep throat (radang tenggorokan akibat bakteri Streptococcus) memerlukan penanganan antibiotik.
- Alergi: Debu, serbuk sari, atau alergen lain dapat menyebabkan post-nasal drip yang mengiritasi tenggorokan.
- Asam Lambung (GERD): Asam yang naik ke kerongkongan dapat membakar lapisan tenggorokan.
- Udara Kering atau Iritan: Merokok, polusi udara, atau terlalu banyak berteriak.
Cara Cepat dan Efektif Menghilangkan Sakit Saat Menelan
Untuk meredakan gejala sementara sambil menunggu pemulihan atau penanganan medis lebih lanjut, ada beberapa langkah rumahan yang sangat efektif. Fokus utamanya adalah menjaga kelembapan dan mengurangi peradangan.
1. Hidrasi Adalah Kunci Utama
Menjaga tenggorokan tetap lembap membantu mengurangi gesekan saat menelan. Minumlah cairan secara teratur sepanjang hari.
- Air Putih Hangat: Jangan terlalu panas, cukup hangat untuk membantu melancarkan aliran darah dan meredakan iritasi.
- Teh Herbal dengan Madu: Madu adalah agen antimikroba alami dan melapisi tenggorokan. Padukan dengan teh chamomile atau jahe.
- Sup Kaldu Hangat: Selain menghidrasi, kaldu memberikan nutrisi yang mudah dicerna saat nafsu makan berkurang.
2. Berkumur dengan Air Garam
Ini adalah pengobatan klasik yang terbukti ampuh. Larutan air garam menciptakan lingkungan yang tidak ramah bagi bakteri dan membantu menarik lendir dari tenggorokan yang meradang.
3. Menggunakan Pelembap Udara (Humidifier)
Udara kering, terutama di kamar ber-AC atau saat musim dingin, dapat memperburuk sakit tenggorokan. Menggunakan pelembap udara (humidifier) di kamar tidur akan menambahkan kelembapan di udara, membuat bernapas dan menelan lebih nyaman.
4. Konsumsi Makanan yang Mudah Ditelan
Saat menelan terasa sakit, hindari makanan yang keras, pedas, asam (seperti jeruk atau tomat), atau renyah (seperti keripik). Pilih makanan yang lembut dan dingin atau hangat yang menenangkan.
- Yogurt atau smoothies dingin.
- Es loli (tanpa pewarna buatan yang berlebihan).
- Kentang tumbuk (mashed potato) yang lembut.
- Telur orak-arik.
5. Obat Pereda Nyeri yang Dijual Bebas
Jika rasa sakitnya signifikan, obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) seperti ibuprofen atau parasetamol dapat membantu mengurangi peradangan dan nyeri.
Kapan Harus Menghubungi Dokter?
Meskipun kebanyakan sakit tenggorokan membaik dalam beberapa hari dengan perawatan mandiri, ada tanda-tanda bahaya yang tidak boleh diabaikan. Jika Anda mengalami hal-hal berikut, segera cari bantuan profesional:
- Sakit tenggorokan yang berlangsung lebih dari seminggu.
- Kesulitan bernapas atau kesulitan membuka mulut.
- Demam tinggi (di atas 38.5°C) yang tidak kunjung turun.
- Timbulnya ruam pada tubuh.
- Adanya pembengkakan kelenjar getah bening yang sangat nyeri.
- Terdapat bercak putih atau nanah di amandel.
Penanganan yang tepat tergantung pada penyebabnya. Jika disebabkan oleh bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik. Namun, untuk kasus virus, istirahat yang cukup dan perawatan suportif adalah langkah terbaik untuk pemulihan total.