Memahami dan Mengatasi Demam dan Sakit Tenggorokan Saat Menelan

Ilustrasi Tenggorokan Meradang

Demam tenggorokan sakit saat menelan adalah keluhan umum yang seringkali mengganggu aktivitas harian. Kondisi ini, yang dikenal secara medis sebagai faringitis atau radang tenggorokan, sering kali disertai dengan sensasi nyeri hebat, terbakar, atau gatal ketika seseorang berusaha menelan makanan, minuman, atau bahkan ludah sendiri. Fenomena ini jarang berdiri sendiri; ia sering menjadi gejala dari infeksi yang lebih luas, termasuk flu biasa, pilek, hingga infeksi bakteri yang lebih serius.

Penyebab Utama Nyeri Tenggorokan dan Demam

Ketika tenggorokan meradang, jaringan di dalamnya akan membengkak dan menjadi sensitif. Kombinasi peradangan ini dengan kenaikan suhu tubuh (demam) menandakan bahwa sistem kekebalan tubuh sedang bekerja keras melawan patogen. Penyebab paling umum meliputi:

Mengapa Menelan Menjadi Sulit dan Menyakitkan?

Rasa sakit saat menelan disebut odinofagia. Ketika Anda menelan, makanan atau cairan harus melewati faring (tenggorokan) dan laring (kotak suara). Jika jaringan tenggorokan mengalami inflamasi (bengkak dan merah), gerakan menelan akan meregangkan dan menekan area yang meradang tersebut. Tekanan mekanis dari proses menelan inilah yang memicu rasa sakit tajam atau perih. Jika terjadi pembengkakan parah pada amandel (tonsilitis), proses menelan menjadi sangat menyiksa karena pembengkakan menghalangi jalur makanan.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika demam tinggi bertahan lebih dari tiga hari, terdapat kesulitan bernapas, pembengkakan leher yang signifikan, atau Anda tidak mampu menelan sama sekali, segera cari bantuan medis profesional. Ini bisa mengindikasikan infeksi bakteri yang memerlukan antibiotik.

Strategi Penanganan di Rumah untuk Meredakan Nyeri

Meskipun infeksi virus biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu seminggu, ada beberapa langkah perawatan di rumah yang efektif untuk meredakan gejala demam tenggorokan sakit saat menelan:

1. Mengelola Demam dan Nyeri

Gunakan obat pereda nyeri dan penurun panas yang dijual bebas seperti parasetamol (acetaminophen) atau ibuprofen. Obat-obatan ini tidak hanya menurunkan suhu tubuh tetapi juga membantu mengurangi peradangan di tenggorokan.

2. Hidrasi Maksimal

Minum banyak cairan adalah kunci. Cairan membantu menjaga selaput lendir tetap lembap dan mencegah dehidrasi akibat demam. Pilih air putih hangat, teh herbal (seperti teh chamomile dengan madu), atau kaldu hangat. Hindari minuman yang terlalu dingin atau terlalu asam karena dapat memperburuk iritasi.

3. Berkumur dengan Air Garam Hangat

Ini adalah solusi klasik yang sangat efektif. Larutkan setengah sendok teh garam dalam segelas air hangat. Berkumurlah selama beberapa detik lalu buang. Air garam membantu menarik kelebihan cairan dari jaringan yang bengkak (efek osmosis), sehingga mengurangi pembengkakan dan rasa sakit.

4. Menggunakan Pelembap Udara (Humidifier)

Udara kering, terutama di malam hari, dapat mengeringkan tenggorokan yang sudah meradang. Penggunaan humidifier di kamar tidur dapat menambahkan kelembapan di udara, membantu melegakan tenggorokan saat bernapas dan tidur.

5. Konsumsi Makanan yang Lembut

Selama masa penyembuhan, pilih makanan yang mudah ditelan. Contohnya termasuk bubur, sup krim, yoghurt, atau es loli (yang dingin bisa memberikan efek mati rasa sementara pada tenggorokan).

Kesimpulannya, demam dan sakit tenggorokan saat menelan adalah respons tubuh terhadap peradangan. Dengan manajemen gejala yang tepat di rumah dan kesadaran akan kapan harus mencari pertolongan medis, pemulihan dari kondisi yang menyakitkan ini dapat dipercepat. Prioritaskan istirahat dan hidrasi yang cukup untuk membantu tubuh Anda melawan infeksi.

🏠 Homepage