Panduan Lengkap Memerah ASI dengan Tangan: Teknik Terbaik

Mengapa Memerah ASI dengan Tangan (Hand Expression) Penting?

Memerah ASI dengan tangan, atau hand expression, adalah keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh setiap ibu menyusui. Metode ini bukan sekadar alternatif ketika pompa tidak tersedia; sebaliknya, memerah dengan tangan seringkali merupakan cara paling efektif untuk mendapatkan kolostrum—cairan emas yang kental—di hari-hari pertama pascapersalinan. Keunggulan utama teknik ini adalah kemampuannya meniru ritme isapan bayi, membantu stimulasi refleks let-down (LDR) secara alami, dan mengatasi berbagai masalah menyusui tanpa memerlukan alat bantu elektronik atau mekanis.

Fakta Kunci: Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi memerah dengan tangan segera setelah persalinan dan penggunaan pompa menghasilkan volume ASI yang lebih tinggi dalam jangka panjang dibandingkan hanya menggunakan pompa saja. Teknik ini juga berperan krusial dalam pencegahan dan penanganan engorgement (payudara bengkak).

Keunggulan Utama Metode Tangan

Fase I: Persiapan Menuju Refleks Let-Down

Keberhasilan memerah ASI sangat bergantung pada kesiapan psikologis dan fisik ibu, khususnya kemampuan untuk memicu refleks let-down (LDR) atau refleks keluarnya susu. ASI mengalir berkat hormon oksitosin; tanpa oksitosin, meskipun payudara penuh, ASI akan sulit dikeluarkan. Persiapan yang baik dapat meningkatkan kadar oksitosin secara signifikan.

Langkah 1: Menciptakan Lingkungan yang Kondusif

Pilihlah tempat yang tenang, hangat, dan bebas dari gangguan. Stres adalah penghambat utama oksitosin. Ibu harus merasa aman dan rileks. Matikan ponsel sejenak jika memungkinkan.

Langkah 2: Kebersihan Mutlak (Hygiene)

Meskipun ASI memiliki sifat antibakteri alami, penting untuk memastikan ASI yang akan disimpan atau diberikan kepada bayi tidak terkontaminasi.

Ilustrasi Mencuci Tangan Cuci Tangan dengan Sabun

Pastikan tangan dicuci bersih dengan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik.

  1. Cuci Tangan: Gunakan sabun dan air hangat. Keringkan dengan handuk bersih atau tisu sekali pakai.
  2. Siapkan Wadah: Gunakan wadah steril—botol kaca atau wadah plastik keras khusus ASI yang telah direbus atau disterilkan. Hindari wadah sekali pakai yang belum teruji keamanannya.

Langkah 3: Stimulasi Oksitosin dan Pijatan Lembut

Ini adalah langkah yang paling diabaikan namun paling penting. Stimulasi yang tepat akan membuat ASI mengalir deras, bukan menetes perlahan. Pijatan lembut dilakukan untuk membuka saluran-saluran susu yang mungkin tersumbat atau tegang.

Teknik Pijat Payudara untuk Let-Down

Idealnya, rangsangan ini berlangsung 3-5 menit sampai ibu merasakan sensasi kesemutan atau melihat ASI mulai menetes spontan. Ini adalah tanda bahwa refleks LDR telah aktif.

Fase II: Teknik Memerah ASI yang Tepat (Modifikasi Teknik Marmet)

Teknik Marmet adalah metode memerah dengan tangan yang paling diakui dan efektif. Kunci keberhasilannya terletak pada posisi tangan yang tepat, ritme, dan menghindari cedera pada jaringan payudara.

Penempatan Tangan yang Presisi

Bayangkan payudara sebagai wajah jam. Ibu perlu menempatkan jari-jari pada area yang tepat di sekitar areola (area gelap di sekitar puting). Area ini menampung sinus laktiferus—kantong kecil tempat ASI disimpan sementara sebelum keluar.

Ilustrasi Teknik Memerah Tangan C-Shape Jari Telunjuk & Jempol pada Sinus Laktiferus Area Tekan

Penempatan yang tepat: Jari membentuk huruf 'C' di sekitar areola.

4 Langkah Inti Teknik Marmet

  1. Posisi Tangan (The C-Shape):

    Tempatkan ibu jari di bagian atas areola (posisi jam 12) dan jari telunjuk di bagian bawah areola (posisi jam 6). Kedua jari harus berjarak sekitar 2,5 hingga 4 sentimeter dari pangkal puting. Pastikan jari-jari berada di belakang batas areola, tepat di tempat ASI berkumpul. Jari-jari lain menopang payudara tanpa menekan.

    Penting: Hindari menjepit puting itu sendiri. Tindakan ini tidak akan mengeluarkan ASI, justru hanya menimbulkan rasa sakit dan iritasi.

  2. Tekan ke Dalam (Push Back):

    Tekan ibu jari dan jari telunjuk lurus ke belakang, menuju dinding dada. Bayangkan Anda sedang mencoba menyentuh tulang rusuk Anda. Tekanan ini harus dilakukan tanpa menggeser posisi jari di kulit. Tekanan yang masuk ke dalam membantu mengumpulkan ASI dari saluran-saluran susu yang lebih dalam.

    Kedalaman Tekanan: Tekanan harus tegas tetapi tidak menyakitkan. Jika payudara terasa seperti spons, tekan sedikit lebih dalam; jika terasa seperti daging padat, Anda sudah berada di kedalaman yang benar.

  3. Gulirkan dan Kompres (Roll and Compress):

    Sambil mempertahankan tekanan ke dalam, gulirkan (atau tekan) ibu jari dan jari telunjuk ke depan, menuju puting. Gerakan ini harus menghasilkan "perasan" lembut yang mendorong ASI keluar dari sinus laktiferus dan melewati puting. Gerakan ini harus ritmis dan sinkron antara ibu jari dan jari telunjuk.

    Kesalahan Umum: Jangan menggeser atau menyeret jari di atas kulit. Ini menyebabkan gesekan dan dapat merusak kulit payudara atau puting. Gerakan harus berupa guliran internal di bawah kulit.

  4. Ulangi dan Rotasi (Repeat and Rotate):

    Ulangi langkah 2 dan 3 dengan ritme yang stabil: Tekan – Gulirkan – Lepaskan. Setelah ASI berhenti mengalir (biasanya setelah 30-60 detik), putar posisi jari Anda. Misalnya, pindahkan posisi jari ke jam 3 dan jam 9, lalu ulangi proses Tekan – Gulirkan – Lepaskan.

    Rotasi Penuh: Posisikan jari Anda di semua sisi payudara (seperti jam 12-6, 3-9, 2-8, 10-4) untuk memastikan semua saluran susu (ducts) telah dikosongkan secara merata. ASI keluar dari berbagai saluran di seluruh area payudara.

Ritme dan Durasi Memerah

Memerah dengan tangan seharusnya meniru pola isapan bayi, yang terdiri dari dua fase:

  1. Fase Cepat (Stimulasi): Gerakan cepat, pendek, dan ringan untuk memicu let-down.
  2. Fase Lambat (Pengeluaran): Gerakan Tekan-Gulir yang dalam, ritmis, dan lebih lambat ketika ASI sudah mulai mengalir deras.

Durasi total memerah satu payudara idealnya adalah 5-7 menit, diikuti dengan beralih ke payudara lain, dan kembali lagi (teknik bouncing). Pola ini membantu memicu beberapa kali refleks let-down.

Pola Memerah yang Direkomendasikan (Bouncing Technique)

Fase III: Memaksimalkan Pengosongan Payudara dan Efisiensi

Tujuan utama memerah ASI, selain mendapatkan hasil perahan, adalah memastikan pengosongan payudara secara maksimal. Pengosongan yang baik adalah sinyal bagi tubuh untuk terus memproduksi ASI. Susu yang tersisa di payudara dapat memperlambat produksi (penumpukan Feedback Inhibitor of Lactation / FIL).

Mengatasi Aliran yang Lambat

Jika ASI hanya menetes atau alirannya melambat sebelum waktu yang diharapkan, jangan panik. Hal ini berarti refleks let-down mungkin sudah berakhir dan perlu distimulasi kembali.

Pentingnya Hindmilk (ASI Akhir)

Susu yang keluar di awal (foremilk) encer dan kaya akan laktosa dan air. Susu yang keluar di akhir (hindmilk) lebih kental, kaya lemak, dan kalori. Memerah dengan tangan sangat efektif untuk mendapatkan hindmilk karena ibu dapat fokus pada pengosongan yang tuntas.

Untuk memastikan Anda mendapatkan hindmilk yang berharga, lanjutkan memerah selama 1-2 menit setelah aliran melambat menjadi tetesan. Fokus pada tekanan yang dalam saat memerah bagian akhir ini.

Teknik Memerah Saat Payudara Bengkak (Engorgement)

Engorgement terjadi ketika payudara terlalu penuh, menyebabkan jaringan bengkak dan keras. Pembengkakan dapat membuat areola menjadi sangat keras, sehingga sulit bagi bayi untuk menempel dan sulit bagi ASI untuk keluar, bahkan dengan pompa.

Peringatan Engorgement

Jika areola sangat keras, perah sedikit ASI (sekitar 1-2 sendok teh) untuk melunakkan areola sebelum mencoba menyusui atau memerah lebih banyak. Teknik melunakkan areola ini dikenal sebagai Reverse Pressure Softening (RPS).

Teknik Reverse Pressure Softening (RPS)

Gunakan ujung jari-jari Anda atau ibu jari untuk memberikan tekanan lembut dan mantap di sekitar dasar puting/areola selama sekitar satu menit. Tekanan ini mendorong sebagian cairan (bukan ASI) ke belakang dan sedikit melunakkan area tersebut, memungkinkan saluran susu terbuka dan mengurangi ketegangan pada areola. Setelah RPS, barulah ibu bisa memulai teknik memerah Marmet.

Fase IV: Penerapan Memerah Tangan dalam Skenario Khusus

Memerah ASI dengan tangan memiliki peran unik dalam berbagai kondisi menyusui yang menantang.

1. Mendapatkan Kolostrum di Awal Kehidupan

Pada 72 jam pertama setelah melahirkan, jumlah kolostrum yang diproduksi masih sangat sedikit, terkadang hanya beberapa mililiter. Pompa ASI konvensional seringkali tidak efisien untuk mengumpulkan volume sekecil ini.

2. Mengatasi Saluran Susu Tersumbat (Clogged Ducts)

Saluran tersumbat terasa seperti benjolan keras dan nyeri. Memerah dengan tangan seringkali lebih efektif daripada pompa untuk kondisi ini karena ibu dapat menargetkan benjolan tersebut secara spesifik.

3. Meningkatkan Suplai ASI Jangka Panjang

Untuk ibu yang memerah secara eksklusif, memerah dengan tangan sebagai tambahan setelah sesi pompa (dikenal sebagai power pumping finish) dapat membantu meningkatkan volume. Hal ini didasarkan pada prinsip pengosongan payudara secara maksimal.

Ketika pompa sudah tidak mampu mengeluarkan tetesan lagi, memerah dengan tangan seringkali masih bisa mengeluarkan 10-20 ml ASI tambahan, terutama hindmilk. Pengosongan tambahan ini merangsang produksi ASI yang lebih besar pada sesi berikutnya.

4. Memerah Saat Ibu dan Bayi Terpisah

Jika bayi berada di NICU atau sakit, memerah tangan adalah cara untuk memberikan nutrisi optimal. Frekuensi memerah harus meniru frekuensi menyusu bayi baru lahir (8-12 kali dalam 24 jam) untuk membangun suplai yang kuat.

Fase V: Penanganan dan Penyimpanan ASI Perahan

Setelah ASI berhasil diperah dengan tangan, penanganan yang tepat sangat penting untuk menjaga kualitas nutrisinya dan menghindari kontaminasi. Prinsip utama adalah kebersihan dan suhu yang konsisten.

Labeling dan Pengumpulan

  1. Gunakan Wadah Steril: Pindahkan ASI dari wadah penampung ke botol penyimpanan atau kantong ASI yang telah disterilkan.
  2. Pemberian Label: Selalu labeli wadah dengan tanggal dan jam perahan. Jika ASI akan dibawa ke penitipan atau rumah sakit, tambahkan nama bayi.
  3. Menggabungkan ASI: ASI dari sesi perahan yang berbeda dapat digabungkan, asalkan keduanya sudah didinginkan (suhu sama) dan tanggal perahan tertua digunakan sebagai acuan batas kedaluwarsa. Jangan pernah menambahkan ASI hangat ke ASI yang sudah didinginkan.

Pedoman Penyimpanan Suhu

Ikuti pedoman penyimpanan yang ketat untuk memastikan keamanan ASI:

Lokasi Suhu (Perkiraan) Durasi Maksimal
Suhu Ruangan 19°C – 26°C 4 jam
Pendingin (Cooler Bag) dengan Ice Pack ≤ 15°C 24 jam
Kulkas (Bagian Utama) ≤ 4°C 4 hari (Ideal), 5-8 hari (Dapat diterima)
Freezer Kulkas Satu Pintu Variatif 2 minggu
Freezer Kulkas Dua Pintu (Dedicated) -18°C 3-6 bulan

Catatan: Selalu konsultasikan dengan pedoman yang dikeluarkan oleh otoritas kesehatan setempat atau rumah sakit, terutama untuk bayi prematur atau sakit yang memerlukan standar penyimpanan lebih ketat.

Fase VI: Pemecahan Masalah dan Kesalahan Umum (Troubleshooting)

Meskipun memerah dengan tangan adalah proses alami, ibu sering menghadapi tantangan. Memahami mengapa hasilnya minim atau prosesnya menyakitkan sangat penting.

Masalah 1: Nyeri atau Tidak Nyaman

Rasa sakit saat memerah dengan tangan hampir selalu disebabkan oleh teknik yang salah.

  1. Menjepit Puting: Pastikan Anda menekan dan menggulir di area areola, bukan puting itu sendiri. Puting sangat sensitif.
  2. Gesekan Kulit: Jika jari bergeser dan menyeret kulit, ini akan menyebabkan iritasi. Pastikan tekanan Anda ke dalam (menuju dada) sebelum menggulirkan jari ke depan.
  3. Tekanan Berlebihan: Jangan menekan payudara terlalu keras. Tekanan berlebihan dapat menutup saluran susu dan menyebabkan memar.

Masalah 2: Hasil Perahan Sangat Sedikit

Jika Anda sudah mencoba selama 10 menit tetapi hanya mendapat tetesan, fokus utama adalah pada hormon oksitosin.

Diagnosis dan Solusi:

Masalah 3: Kelelahan dan Kaku Tangan

Memerah dengan tangan bisa melelahkan, terutama di awal.

Kepercayaan Diri dan Koneksi Emosional

Seringkali, ibu yang merasa yakin bahwa dirinya "tidak bisa" memerah dengan tangan secara efektif akan mengalami kesulitan. Memerah adalah keterampilan, dan seperti keterampilan lainnya, ia membutuhkan latihan, kesabaran, dan kepercayaan pada kemampuan tubuh. Visualisasikan ASI mengalir deras, bayangkan suara bayi Anda, atau lihat foto bayi saat memerah. Koneksi emosional adalah kunci keberhasilan refleks let-down.

Fase VII: Elaborasi Mendalam tentang Mekanika Payudara dan Hormon

Memahami fisiologi di balik memerah ASI sangat membantu dalam meningkatkan teknik dan hasil. Payudara adalah kelenjar yang kompleks, dan aliran ASI dikendalikan oleh interaksi hormon dan mekanika jaringan.

Anatomi Payudara Terkait Memerah

Kita sering beranggapan ASI disimpan di satu kantong besar, padahal ia diproduksi dan didistribusikan melalui sistem yang rumit.

Teknik Marmet yang tepat menargetkan kompresi pada Sinus Laktiferus (Langkah 3: Gulirkan/Kompres), memastikan ASI terdorong keluar. Jika Anda menekan terlalu jauh ke pangkal payudara, Anda hanya menekan lemak; jika Anda menekan terlalu dekat dengan puting, Anda tidak akan memeras sinus laktiferus.

Peran Oksitosin: Kunci Pintu Aliran

Oksitosin adalah hormon "cinta" atau "koneksi." Fungsinya dalam menyusui adalah menyebabkan sel-sel mioepitel berkontraksi. Ini adalah tindakan aktif—seperti keran yang dibuka.

Pemicu Oksitosin Kuat:

  1. Bau dan Sentuhan Bayi: Sentuhan kulit ke kulit adalah pemicu tercepat.
  2. Hangat dan Tenang: Suhu tubuh yang nyaman dan ketiadaan rasa sakit atau stres.
  3. Ritme dan Rasa Percaya Diri: Setelah ibu menemukan ritme memerah yang efektif, pelepasan oksitosin cenderung menjadi refleks terkondisi.

Ketika stres memblokir oksitosin, saluran susu tetap tertutup. Ini adalah alasan mengapa seorang ibu mungkin merasa payudaranya penuh, tetapi ASI tidak mau keluar—gerbangnya terkunci.

Prolaktin dan Pengosongan

Prolaktin adalah hormon produksi ASI. Kadar prolaktin meningkat sebagai respons terhadap pengosongan payudara. Semakin tuntas payudara dikosongkan (baik oleh bayi maupun oleh tangan/pompa), semakin banyak prolaktin yang dilepaskan, dan semakin banyak ASI yang diproduksi selanjutnya.

Ini menegaskan mengapa memerah ASI dengan tangan sangat berharga untuk 'menguras' payudara setelah pompa—pengosongan ekstra ini memaksimalkan produksi prolaktin di siklus berikutnya, membantu membangun suplai jangka panjang.

Fase VIII: Tanya Jawab Mendalam (Extensive FAQ)

Q1: Kapan waktu terbaik untuk memerah ASI dengan tangan?

A: Ada beberapa waktu optimal. Untuk volume tertinggi, cobalah memerah 30-60 menit setelah sesi menyusui pertama di pagi hari, karena kadar prolaktin cenderung tinggi. Jika tujuannya untuk mengumpulkan kolostrum atau melunakkan areola, lakukan sebelum menyusui. Jika tujuannya untuk meningkatkan suplai, lakukan 5-10 menit setelah pompa atau menyusui (teknik post-pump finish).

Q2: Apakah memerah dengan tangan bisa menggantikan pompa ASI sepenuhnya?

A: Ya, bagi sebagian besar ibu, terutama di bulan-bulan pertama dan terutama jika fokus hanya pada pengeluaran kolostrum atau penanganan engorgement. Namun, untuk ibu yang memerah ASI secara eksklusif (tidak menyusui langsung), penggunaan pompa yang efektif mungkin diperlukan untuk menjaga frekuensi dan stimulasi yang tinggi, meskipun memerah tangan tetap menjadi alat yang sangat baik untuk memastikan pengosongan tuntas dan stimulasi maksimal.

Q3: Apakah normal jika payudara sakit setelah memerah dengan tangan?

A: Tidak. Jika terasa sakit, periksa kembali teknik Anda. Payudara mungkin terasa pegal karena kontraksi otot (let-down) atau kelelahan tangan, tetapi seharusnya tidak sakit, memar, atau teriritasi. Pastikan jari-jari Anda tidak 'berlari' di atas kulit dan tidak menjepit puting. Jika rasa sakit berlanjut, hentikan dan konsultasikan dengan konsultan laktasi.

Q4: Berapa lama waktu yang dibutuhkan sampai ASI keluar?

A: Ini bervariasi. Jika refleks let-down sedang aktif (misalnya, saat Anda mendengar bayi menangis), ASI bisa keluar dalam hitungan detik. Jika Anda memulai dari payudara yang penuh dan dingin, dibutuhkan 2-5 menit pijatan dan stimulasi sampai LDR terjadi dan ASI mulai mengalir deras.

Q5: Apa yang dimaksud dengan 'pijatan payudara terapeutik' saat memerah?

A: Pijatan terapeutik adalah manipulasi jaringan payudara yang lebih dalam untuk mengatasi area yang keras, tersumbat, atau meradang. Ini dilakukan selama sesi memerah dan melibatkan tekanan jari yang lebih kuat (tetapi lembut) ke area benjolan, bergerak ke arah puting. Pijatan ini bertujuan untuk memecah sumbatan lemak (duct plug) dan melepaskan tekanan di dalam saluran.

Q6: Mengapa ASI terlihat seperti menetes di awal, lalu mengalir deras, lalu kembali menetes?

A: Ini adalah pola aliran ASI yang normal, mencerminkan aktivitas refleks let-down. Tetesan awal adalah ASI yang berada di sinus laktiferus. Ketika LDR terjadi, oksitosin menyebabkan kontraksi, dan ASI akan mengalir deras. Ketika kontraksi mereda, aliran akan melambat. Teknik bouncing (berpindah payudara) bertujuan untuk memicu gelombang LDR kedua dan ketiga, yang memastikan pengosongan maksimal.

Q7: Bagaimana cara memerah dengan tangan jika saya memiliki puting datar atau terbalik?

A: Memerah dengan tangan sangat direkomendasikan untuk ibu dengan puting datar atau terbalik, terutama di awal. Teknik Marmet yang tepat (fokus pada areola, bukan puting) secara tidak langsung dapat membantu puting lebih menonjol (protracted) sebelum sesi menyusui, memudahkan bayi menempel. Anda juga dapat menggunakan teknik rolling puting ringan sebelum memulai memerah.

Q8: Apakah saya harus membuang ASI yang keluar di awal jika terlihat encer?

A: Sama sekali tidak. Meskipun ASI awal (foremilk) lebih encer, ia kaya akan air, vitamin larut air, dan laktosa—semua nutrisi penting. Jangan pernah membuang foremilk. Semua ASI yang diperah harus digabungkan, karena bayi membutuhkan keseimbangan nutrisi antara foremilk dan hindmilk.

Q9: Seberapa sering saya harus memerah jika bayi di NICU?

A: Anda harus memerah ASI minimal 8 kali dalam 24 jam (termasuk satu sesi di malam hari antara pukul 1 dini hari hingga 5 pagi) untuk meniru kebutuhan stimulasi bayi baru lahir dan membangun suplai ASI penuh. Konsistensi dan frekuensi lebih penting daripada volume per sesi di minggu-minggu awal.

Q10: Apa yang harus saya lakukan jika tangan saya terlalu kecil atau pergelangan tangan saya lemah?

A: Cobalah posisi memerah yang berbeda, seperti memerah sambil membungkuk ke depan. Gunakan bantal atau meja untuk menopang siku agar pergelangan tangan tidak menanggung semua beban. Anda juga bisa menggunakan botol berleher lebar sebagai wadah penampung, yang memungkinkan pergerakan tangan lebih leluasa.

Q11: Bolehkah menggunakan pelumas atau losion pada payudara sebelum memerah?

A: Tidak disarankan. Pelumas akan membuat jari Anda licin, menyebabkan jari tergelincir di kulit. Ingat, gerakan memerah harus berupa guliran internal di bawah kulit, bukan gesekan di permukaan. Jika kulit sangat kering, pastikan ia bersih dan gunakan sedikit pelembab setelah sesi perahan selesai.

Q12: Apakah memerah dengan tangan bisa menyebabkan oversuplai?

A: Memerah dengan tangan, jika dilakukan hanya untuk pengosongan tambahan setelah menyusui atau pompa, tidak secara langsung menyebabkan oversuplai. Oversuplai biasanya terjadi karena stimulasi yang berlebihan, yang mungkin terjadi jika ibu memerah hingga payudara benar-benar kosong setiap jam. Jika Anda hanya memerah untuk mengatasi engorgement atau mendapatkan kolostrum, risikonya sangat kecil. Kuncinya adalah memerah sebatas kebutuhan untuk kenyamanan atau pengosongan, tidak berlebihan.

Q13: Apa perbedaan mendasar antara memerah tangan dan menggunakan pompa?

A: Pompa (terutama elektrik) bekerja dengan menciptakan vakum ritmis yang menarik puting dan areola. Pompa bagus untuk volume dan efisiensi waktu setelah suplai terbentuk. Memerah tangan bekerja dengan kompresi dan pijatan internal, meniru tekanan lidah dan rahang bayi, yang terbukti lebih efektif dalam memicu oksitosin, mengatasi sumbatan, dan mengeluarkan kolostrum kental. Kedua metode memiliki fungsi komplementer, bukan pengganti mutlak satu sama lain.

Q14: Seberapa bersih wadah yang saya gunakan harus disterilkan?

A: Untuk bayi sehat yang cukup bulan, wadah harus dicuci dengan air sabun panas dan dibilas hingga bersih, atau dicuci di mesin pencuci piring. Untuk bayi prematur atau bayi dengan kondisi medis, sterilisasi (merebus, menggunakan sterilizer uap, atau alat kimia) adalah keharusan mutlak untuk menghindari risiko infeksi.

Q15: Apakah memerah dengan tangan bisa membantu mencegah mastitis?

A: Ya, sangat membantu. Mastitis seringkali berawal dari saluran susu yang tersumbat yang tidak ditangani. Jika Anda merasakan benjolan, segera gunakan teknik memerah dengan tangan yang ditargetkan (fokus pada area benjolan) setelah kompres hangat untuk mengeluarkan sumbatan tersebut sebelum berubah menjadi peradangan dan infeksi (mastitis).

Q16: Bolehkah suami atau pasangan membantu memerah dengan tangan?

A: Bantuan pijatan dari pasangan sangat bermanfaat, terutama pijatan punggung atau bahu yang dapat memicu relaksasi dan pelepasan oksitosin. Namun, memerah langsung (kompresi) sebaiknya dilakukan oleh ibu sendiri, karena hanya ibu yang dapat merasakan tekanan dan kedalaman yang tepat untuk menghindari rasa sakit dan memaksimalkan pengeluaran dari sinus laktiferus.

Q17: Bagaimana cara menyimpan kolostrum yang sedikit itu?

A: Kolostrum yang dikumpulkan menggunakan jarum suntik steril (syringe) dapat disimpan dalam syringe tersebut di dalam kulkas selama 24 jam atau dibekukan langsung. Jika Anda mengumpulkan beberapa sesi dalam sehari, semua syringe kolostrum bisa disimpan dalam satu kantong tertutup di freezer, diberi label tanggal pengumpulan tertua.

Q18: Apa tanda-tanda bahwa sesi memerah dengan tangan harus diakhiri?

A: Sesi diakhiri ketika: 1) Aliran ASI melambat menjadi tetesan kecil dan tetap lambat meskipun sudah memicu LDR kedua, 2) Anda telah memerah dari semua sisi payudara, dan 3) Payudara terasa jauh lebih lembut dan tidak penuh lagi. Jangan memaksakan diri sampai payudara benar-benar kosong dan terasa sakit.

🏠 Homepage