Apa Itu Amandel (Tonsil) dan Mengapa Bisa Sakit?
Amandel, atau secara medis dikenal sebagai tonsil, adalah dua gumpalan jaringan limfoid yang terletak di bagian belakang tenggorokan Anda. Fungsinya penting sebagai garis pertahanan pertama tubuh terhadap infeksi yang masuk melalui mulut dan hidung. Namun, karena posisinya yang strategis, amandel seringkali menjadi target utama kuman, yang kemudian menyebabkan peradangan atau pembengkakan, kondisi yang umum disebut tonsilitis.
Ketika tonsilitis terjadi, amandel menjadi merah, bengkak, dan terkadang ditumbuhi bercak putih atau kuning. Rasa sakit saat menelan, demam, dan radang tenggorokan adalah gejala klasik yang menyertai kondisi ini. Memahami secara mendalam **penyakit amandel disebabkan oleh** faktor apa saja adalah langkah krusial untuk pencegahan dan pengobatan yang efektif.
Penyebab Utama Penyakit Amandel Disebabkan Oleh Infeksi
Secara umum, tonsilitis hampir selalu dipicu oleh agen infeksius. Mikroorganisme ini menyerang jaringan amandel, memicu respons peradangan. Dua kategori utama penyebab infeksi tersebut adalah virus dan bakteri.
1. Infeksi Virus
Ini adalah penyebab tonsilitis yang paling umum, mencakup sekitar 70% hingga 90% kasus, terutama pada anak-anak. Infeksi virus seringkali muncul bersamaan dengan penyakit umum lainnya. Beberapa virus yang sering menjadi pemicu antara lain:
- Adenovirus (Penyebab flu biasa)
- Rhinovirus
- Virus Influenza dan Parainfluenza
- Virus Epstein-Barr (EBV) yang menyebabkan Mononukleosis
- Virus Herpes Simpleks
Tonsilitis virus biasanya sembuh dengan sendirinya dalam waktu satu minggu dan seringkali tidak memerlukan antibiotik.
2. Infeksi Bakteri
Meskipun lebih jarang, infeksi bakteri memerlukan perhatian medis karena berpotensi menimbulkan komplikasi jika tidak ditangani. Bakteri yang paling sering menyebabkan tonsilitis adalah Streptococcus pyogenes, yang juga bertanggung jawab atas radang tenggorokan (Strep Throat).
- Streptococcus Grup A: Penyebab utama tonsilitis bakteri. Jika tidak diobati, dapat memicu komplikasi serius seperti demam rematik atau glomerulonefritis pasca-streptokokus.
- Bakteri lain yang lebih jarang, seperti Staphylococcus aureus atau Mycoplasma pneumoniae.
Penting untuk membedakan amandel yang disebabkan virus dan bakteri, karena hanya kasus bakteri yang merespons pengobatan antibiotik.
Faktor Risiko yang Meningkatkan Kerentanan
Selain agen infeksius langsung, ada beberapa faktor yang meningkatkan kemungkinan seseorang terkena tonsilitis berulang. Faktor-faktor ini tidak secara langsung penyakit amandel disebabkan oleh mereka, tetapi mereka menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan infeksi:
- Usia: Anak-anak usia sekolah (5 hingga 15 tahun) paling rentan terhadap tonsilitis karena sistem kekebalan mereka sedang berkembang dan sering terpapar kuman di lingkungan sekolah.
- Paparan Kuman: Tinggal atau bekerja di lingkungan yang padat (seperti sekolah, asrama, atau pusat penitipan anak) memfasilitasi penularan virus dan bakteri melalui percikan liur atau udara.
- Sistem Imun yang Lemah: Individu yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang terganggu lebih sulit melawan patogen yang menyerang amandel.
- Riwayat Tonsilitis: Orang yang pernah mengalami tonsilitis beberapa kali dalam setahun cenderung mengalaminya lagi karena jaringan amandel yang sudah rentan.
Kapan Harus Mencari Bantuan Medis?
Meskipun banyak kasus amandel membaik dengan istirahat dan perawatan di rumah, segera konsultasikan dengan dokter jika Anda atau anak Anda mengalami gejala berikut:
- Demam tinggi yang persisten (di atas 38.5°C).
- Kesulitan bernapas atau bernapas dengan suara serak (stridor).
- Nyeri tenggorokan yang sangat parah hingga menolak minum atau makan.
- Pembengkakan parah pada leher yang disertai kaku leher.
- Gejala tidak membaik setelah 48 jam pengobatan rumahan.
Diagnosis yang tepat akan menentukan apakah penyakit amandel disebabkan oleh virus atau bakteri, sehingga penanganan (apakah memerlukan antibiotik atau cukup perawatan suportif) dapat diberikan secara akurat.