Kerongkongan, atau yang secara medis dikenal sebagai esofagus, adalah saluran otot vital yang menghubungkan tenggorokan (faring) dengan lambung. Fungsinya adalah mendorong makanan dan cairan melalui gerakan peristaltik menuju sistem pencernaan. Meskipun tampak sederhana, gangguan pada organ ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan serius dan memerlukan perhatian medis. Mengenal penyakit kerongkongan dan penyebabnya sangat penting untuk pencegahan dan penanganan yang tepat.
Berbagai kondisi dapat menyerang kerongkongan, memengaruhi kemampuan menelan (disfagia) dan menyebabkan rasa nyeri. Beberapa penyakit yang paling sering dijumpai antara lain:
Penyebab penyakit kerongkongan sangat beragam, mulai dari masalah gaya hidup hingga kelainan struktural. Memahami pemicunya membantu dalam mengelola risiko.
Penyebab utama dari banyak keluhan kerongkongan adalah Refluks Gastroesofageal (GERD). Ini terjadi ketika sfingter esofagus bagian bawah (LES), katup yang seharusnya menutup setelah makanan lewat, menjadi lemah atau rileks secara tidak tepat.
Paparan asam lambung yang terus-menerus (GERD jangka panjang) menyebabkan esofagitis. Jika peradangan ini berlanjut tanpa diobati, dapat menyebabkan kondisi prakanker yang disebut Barrett’s Esophagus, di mana sel-sel normal kerongkongan berubah menjadi sel yang menyerupai lapisan usus. Ini adalah salah satu penyebab signifikan dari kanker esofagus.
Beberapa kondisi melibatkan struktur fisik kerongkongan itu sendiri. Misalnya, hernia hiatus (sebagian lambung menonjol ke atas melalui diafragma) seringkali memperburuk GERD. Sementara itu, akhalasia umumnya disebabkan oleh kerusakan pada saraf yang mengontrol otot kerongkongan. Infeksi jamur atau virus (seperti kandidiasis) juga dapat menjadi penyebab esofagitis, terutama pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Meskipun rasa mulas sesekali dapat ditangani dengan perubahan gaya hidup, gejala tertentu memerlukan evaluasi profesional. Jangan menunda konsultasi dokter jika Anda mengalami disfagia (kesulitan menelan), odinofagia (nyeri saat menelan), penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, atau nyeri dada yang parah dan tidak hilang dengan obat maag biasa. Diagnosis dini sangat penting untuk mengatasi penyakit kerongkongan sebelum berkembang menjadi komplikasi yang lebih serius.