Sakit tenggorokan saat menelan, atau dalam istilah medis disebut odinofagia, adalah keluhan umum yang bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Sensasi seperti ada duri atau luka bakar yang muncul setiap kali Anda menelan makanan, minuman, bahkan air liur sendiri, seringkali membuat penderitanya enggan makan dan minum.
Rasa sakit ini bisa bervariasi tingkat keparahannya, mulai dari sekadar rasa tidak nyaman hingga rasa nyeri hebat yang membuat sulit membuka mulut. Memahami penyebab dan cara penanganannya adalah langkah awal untuk meredakan ketidaknyamanan ini dengan cepat.
Penyebab Umum Sakit Tenggorokan Saat Menelan
Rasa sakit saat menelan hampir selalu berkaitan dengan peradangan atau iritasi pada faring (tenggorokan) atau esofagus (kerongkongan). Beberapa penyebab utamanya meliputi:
- Infeksi Virus: Ini adalah penyebab paling umum, seringkali menyertai flu biasa atau pilek. Peradangan terjadi akibat respons imun tubuh terhadap virus.
- Infeksi Bakteri (Streptococcus): Radang tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri Streptokokus (strep throat) terkenal menyebabkan nyeri hebat saat menelan dan demam tinggi.
- GERD (Gastroesophageal Reflux Disease): Asam lambung yang naik dan mengiritasi lapisan tenggorokan dan kerongkongan dapat menyebabkan rasa sakit kronis, terutama setelah makan atau saat berbaring.
- Alergi: Tetesan postnasal (lendir yang menetes dari hidung ke belakang tenggorokan) akibat alergi dapat menyebabkan iritasi yang berkepanjangan.
- Kekeringan (Dehidrasi): Kurangnya cairan membuat tenggorokan kering dan lebih rentan terhadap iritasi saat terjadi gesekan saat menelan.
- Trauma Fisik: Terlalu banyak berteriak, merokok, atau menelan makanan yang sangat keras dan kering dapat melukai lapisan tenggorokan sementara.
Langkah Pertolongan Pertama di Rumah
Jika sakit tenggorokan saat menelan belum disertai gejala parah seperti kesulitan bernapas, penanganan mandiri di rumah sangat dianjurkan untuk mempercepat pemulihan.
Perawatan Mandiri yang Efektif
- Banyak Minum Cairan Hangat: Cairan membantu menjaga kelembapan tenggorokan dan mengencerkan lendir. Pilihan terbaik adalah teh herbal hangat dengan madu atau air lemon.
- Berkumur dengan Air Garam Hangat: Campurkan setengah sendok teh garam dalam segelas air hangat. Berkumur selama 30 detik beberapa kali sehari dapat membantu mengurangi pembengkakan dan membunuh kuman ringan di permukaan.
- Konsumsi Makanan Lunak: Hindari makanan yang teksturnya kasar (seperti keripik atau roti panggang keras). Pilih sup, bubur, yogurt, atau es krim yang dapat melumasi tenggorokan saat melewati.
- Gunakan Pelembap Udara (Humidifier): Udara yang kering memperburuk iritasi. Menambahkan uap air ke udara kamar membantu menjaga selaput lendir tetap lembap.
- Obat Pereda Nyeri yang Dijual Bebas: Parasetamol atau ibuprofen dapat membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan secara keseluruhan.
Madu adalah agen alami yang telah terbukti meredakan batuk dan sakit tenggorokan karena sifatnya yang melapisi tenggorokan, mengurangi iritasi saat menelan.
Kapan Harus Segera ke Dokter?
Meskipun sebagian besar sakit tenggorokan sembuh dalam waktu seminggu, beberapa gejala memerlukan evaluasi medis segera untuk memastikan tidak ada komplikasi serius, terutama jika penyebabnya adalah infeksi bakteri yang memerlukan antibiotik. Segera cari pertolongan medis jika Anda mengalami:
- Nyeri menelan yang sangat parah hingga Anda tidak bisa minum sama sekali (risiko dehidrasi).
- Demam tinggi yang tidak turun.
- Munculnya ruam pada tubuh.
- Pembengkakan kelenjar getah bening yang sangat nyeri di leher.
- Kesulitan membuka mulut lebar-lebar.
- Gejala tidak membaik setelah 5 hingga 7 hari.
Penanganan yang tepat pada tahap awal sangat penting. Jika sakit tenggorokan Anda disebabkan oleh refluks asam, dokter mungkin akan meresepkan obat penekan asam lambung untuk menghentikan iritasi kronis pada esofagus. Jika dicurigai infeksi bakteri, antibiotik harus dikonsumsi sesuai dosis hingga tuntas untuk mencegah komplikasi seperti demam rematik.