Ilustrasi visualisasi respons tubuh terhadap infeksi tenggorokan.
Sakit tenggorokan, atau faringitis, adalah keluhan umum yang seringkali datang bersamaan dengan gejala sistemik, salah satunya adalah demam. Fenomena sakit tenggorokan menyebabkan demam bukanlah kebetulan; ini adalah respons alami dan signifikan dari sistem kekebalan tubuh Anda terhadap adanya invasi patogen.
Mengapa Infeksi Tenggorokan Memicu Demam?
Demam (suhu tubuh yang meningkat di atas normal) bukanlah penyakit itu sendiri, melainkan sebuah mekanisme pertahanan. Ketika Anda mengalami sakit tenggorokan menyebabkan demam, itu menandakan bahwa tubuh Anda sedang melawan sesuatu. Penyebab paling umum dari sakit tenggorokan meliputi infeksi virus (seperti flu atau pilek) dan infeksi bakteri (seperti radang tenggorokan yang disebabkan oleh Streptokokus).
Ketika bakteri atau virus berhasil masuk dan mulai berkembang biak di area tenggorokan, sel-sel kekebalan tubuh segera mendeteksinya. Dalam upaya untuk menciptakan lingkungan yang tidak nyaman bagi mikroorganisme tersebut—dan untuk meningkatkan efisiensi sel-sel pertahanan—hipotalamus (termostat alami tubuh) akan mengatur ulang suhu tubuh ke tingkat yang lebih tinggi. Inilah yang kita rasakan sebagai demam.
Perbedaan Penyebab dan Derajat Demam
Penting untuk membedakan penyebab sakit tenggorokan karena respons demam bisa bervariasi:
- Infeksi Virus: Biasanya menyebabkan demam ringan hingga sedang (sekitar 37.8°C hingga 38.5°C). Sakit tenggorokan akibat virus seringkali sembuh sendiri dalam waktu seminggu.
- Infeksi Bakteri (Streptococcus): Seringkali dikaitkan dengan demam yang lebih tinggi dan onset yang lebih tiba-tiba. Jika Anda mengalami sakit tenggorokan parah, kesulitan menelan, dan demam tinggi tanpa gejala batuk atau pilek, kecurigaan terhadap radang tenggorokan bakteri meningkat.
- Mononukleosis (Mono): Disebabkan oleh virus Epstein-Barr, ini dapat menyebabkan sakit tenggorokan yang sangat parah dan demam tinggi yang bertahan lebih lama.
Hubungan sakit tenggorokan menyebabkan demam ini adalah sinyal bahwa peradangan sedang terjadi. Area tenggorokan menjadi merah, bengkak, dan mungkin terdapat bintik putih atau nanah jika infeksinya bakteri.
Kapan Harus Khawatir?
Meskipun demam ringan adalah bagian normal dari respons penyembuhan, ada beberapa tanda bahaya yang memerlukan perhatian medis segera, terutama ketika disertai sakit tenggorokan:
- Demam di atas 39.5°C yang tidak turun dengan obat penurun panas.
- Kesulitan bernapas atau suara serak yang ekstrem.
- Leher kaku atau pembengkakan kelenjar getah bening yang sangat nyeri.
- Demam dan sakit tenggorokan berlangsung lebih dari tiga sampai lima hari tanpa perbaikan.
Jika sakit tenggorokan diikuti demam, istirahat yang cukup dan hidrasi sangat krusial. Minum banyak cairan hangat, seperti teh madu lemon atau kaldu, dapat membantu menenangkan tenggorokan sekaligus mencegah dehidrasi akibat demam. Mengatasi sumber infeksi, baik dengan waktu (untuk virus) atau antibiotik (untuk bakteri), adalah kunci untuk menghentikan siklus sakit tenggorokan menyebabkan demam.
Peran Sistem Imun dalam Respons Demam
Sistem imun melepaskan zat kimia yang disebut sitokin saat melawan infeksi. Sitokin inilah yang secara langsung memengaruhi hipotalamus, menaikkan titik setel suhu tubuh. Peningkatan suhu ini membantu menghambat replikasi beberapa jenis virus dan bakteri, sementara pada saat yang sama, meningkatkan aktivitas sel darah putih. Jadi, ketika Anda merasakan tubuh hangat atau panas dingin, ingatlah bahwa itu adalah bukti bahwa pertahanan internal Anda sedang bekerja keras untuk melawan penyebab sakit tenggorokan menyebabkan demam.
Memahami mekanisme ini membantu kita merespons gejala dengan lebih baik. Jangan hanya fokus meredakan demam, tetapi juga identifikasi dan tangani penyebab utama sakit tenggorokan Anda untuk pemulihan yang tuntas.