Dalam ajaran Islam, terdapat surat-surat pendek yang memiliki kedudukan sangat agung dalam Al-Qur'an, yaitu Surah Al-Falaq (Pembelah Subuh) dan Surah An-Nas (Umat Manusia). Kedua surat ini, yang dikenal sebagai "Al-Mu'awwidzatain" (Dua Penangkal), merupakan perlindungan ilahi yang sangat dianjurkan untuk dibaca setiap hari, terutama saat pagi dan petang, serta sebelum tidur. Keutamaan keduanya terletak pada permohonan perlindungan dari segala bentuk kejahatan yang tampak maupun yang tersembunyi.
Kisah mengenai pentingnya kedua surat ini sering dikaitkan dengan perlindungan Nabi Muhammad SAW dari sihir. Oleh karena itu, membacanya bukan sekadar ritual, melainkan fondasi spiritual untuk membangun benteng pertahanan diri dari gangguan jin, setan, maupun kejahatan manusia yang berniat buruk.
Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai fajar (subuh)", "Dari kejahatan makhluk-Nya," "Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita," "Dan dari kejahatan wanita-wanita (penyihir) yang mengembus pada buhul-buhul," "Dan dari kejahatan pendengki apabila ia dengki."
Surah Al-Falaq secara spesifik meminta perlindungan kepada Allah SWT, Tuhan Sang Fajar, dari empat kategori keburukan utama. Pertama, kejahatan umum dari segala sesuatu yang diciptakan Allah. Kedua, kejahatan malam ketika kegelapan menyelimuti, yang seringkali menjadi waktu operasi bagi makhluk-makhluk jahat. Ketiga, ini adalah penekanan khusus pada kejahatan sihir, yang diwakili oleh "wanita-wanita yang mengembus pada buhul-buhul" (penyihir yang mengikat dan meniupkan mantra pada simpul tali). Keempat, perlindungan dari sifat dengki (hasad) manusia yang mampu menimbulkan kerusakan.
Katakanlah, "Aku berlindung kepada Pemelihara manusia," "Raja manusia," "Ilah (Penyembah) manusia," "Dari kejahatan bisikan syaitan yang tersembunyi," "Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia," "Dari (golongan) jin dan manusia."
Sementara Al-Falaq fokus pada perlindungan dari bahaya eksternal yang terlihat maupun tersembunyi (seperti sihir dan kegelapan), Surah An-Nas menargetkan musuh yang paling dekat: bisikan jahat (waswas) yang bekerja dari dalam diri. Surat ini menegaskan bahwa perlindungan diminta kepada Allah yang memiliki tiga sifat tertinggi: Rabb (Pemelihara), Malik (Raja), dan Ilah (Tuhan) atas seluruh umat manusia.
Musuh yang dimaksud adalah "Al-Waswas Al-Khannas"—bisikan jahat yang bersembunyi dan menarik diri ketika nama Allah diingat. Bisikan ini bisa datang dari jin, tetapi yang lebih mengkhawatirkan, ia juga bisa datang dari sesama manusia (syaitan dari golongan manusia). Oleh karena itu, membaca An-Nas memastikan bahwa pikiran, niat, dan hati kita dijaga dari keraguan dan dorongan untuk berbuat maksiat.
Ketika dibaca bersamaan, Al-Falaq dan An-Nas menciptakan perisai spiritual yang menyeluruh. Al-Falaq membersihkan lingkungan dan menjauhkan gangguan fisik serta sihir, sementara An-Nas menjaga kemurnian batin dari pengaruh negatif internal maupun eksternal yang berbentuk godaan.
Para ulama menegaskan bahwa membaca tiga surat terakhir Al-Qur'an (Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas) setelah salat fardhu, atau tiga kali setiap pagi dan petang, adalah sunnah Nabi yang sangat bermanfaat. Perlindungan ini bersifat konstan, mengingatkan seorang Muslim bahwa kekuatan terbesar bukanlah pada jimat atau mantra, melainkan sepenuhnya bergantung pada kekuatan Sang Pencipta alam semesta. Kedua surat ini adalah warisan ajaran yang abadi, efektif melawan kegelapan di dunia yang semakin kompleks dan penuh fitnah.