Kekuatan Dua Pelindung: Surah An-Nas dan Al-Falaq

Dalam khazanah ajaran Islam, terdapat surat-surat pendek dalam Al-Qur'an yang memiliki kedudukan istimewa, terutama dalam hal perlindungan dan pembersihan diri dari segala keburukan. Di antara surat-surat tersebut, Surah An-Nas dan Surah Al-Falaq disebut sebagai dua surat pelindung utama. Keduanya sering dirangkai bersama dan dikenal dengan sebutan "Al-Mu'awwidzatain" (Dua Surat Permohonan Perlindungan).

Keduanya diturunkan di Madinah, meskipun ada beberapa riwayat yang menyebutkan penurunan di Mekkah, namun mayoritas ulama sepakat bahwa urgensi kedua surat ini muncul ketika Nabi Muhammad ﷺ menghadapi gangguan sihir dan ancaman kejahatan yang nyata. Kisah penurunannya menegaskan betapa vitalnya membaca kedua surat ini sebagai benteng spiritual bagi seorang Muslim.

Dua Tangan Melindungi Cahaya Iman

Visualisasi perlindungan spiritual dari dua surat.

Surah Al-Falaq: Perlindungan dari Kegelapan

Surah Al-Falaq (Fajar) adalah surat ke-113 dalam Al-Qur'an, terdiri dari lima ayat. Permintaan perlindungan di dalamnya bersifat umum namun mendalam. Kata kunci dalam surat ini adalah "min syarri ma khalaq" (dari kejahatan makhluk yang Dia ciptakan).

Al-Falaq secara harfiah berarti "fajar" atau "pecahan". Pembacaan surat ini memohon perlindungan dari empat kategori kejahatan utama yang ada di alam semesta:

  1. Syarril Ghaasik: Kejahatan kegelapan malam ketika ia menyelimuti. Ini mencakup ketakutan dan bahaya yang muncul saat malam tiba.
  2. Syarrin Naaffaatsaat: Kejahatan tukang sihir atau orang yang meniup-niupkan mantra pada buhul-buhul (perbuatan sihir).
  3. Syarrin Haasid: Kejahatan orang yang dengki atau hasad, yang bahayanya bisa merusak dari dalam diri seseorang.

Dengan mengakui bahwa hanya Allah (Rabbul Falaq) yang mampu memecah kegelapan fajar, seorang mukmin menegaskan bahwa tidak ada kegelapan, baik fisik maupun metafisik, yang dapat menimpa tanpa izin-Nya.

Surah An-Nas: Perisai dari Bisikan Jahat

Melengkapi Al-Falaq, Surah An-Nas (Manusia), surat ke-114, berfokus pada perlindungan dari musuh yang lebih tersembunyi dan personal: godaan yang datang dari dalam diri dan luar diri kita, khususnya dari golongan jin dan manusia. Surat ini adalah doa yang ditujukan kepada Rabb-nya manusia, Malik-nya manusia, dan Ilaah-nya manusia.

An-Nas mengajarkan kita untuk mencari perlindungan dari "Al-Wassaas Al-Khannaas" (si pembisik jahat yang bersembunyi). Bisikan ini adalah inti dari semua dosa dan kemaksiatan. Ia bersembunyi saat kita lalai dan muncul kembali saat kita lengah.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ (1) مَلِكِ النَّاسِ (2) إِلَٰهِ النَّاسِ (3) مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ (4) الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ (5) مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ (6)

Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (pemelihara) manusia, (1) Raja manusia, (2) sembahan manusia, (3) dari kejahatan (bisikan) setan yang tersembunyi (4) yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, (5) dari (golongan) jin dan manusia." (6)

Mengapa Keduanya Selalu Dibaca Bersamaan?

Kombinasi Surah An-Nas dan Al-Falaq menciptakan sebuah sistem pertahanan spiritual yang komprehensif. Al-Falaq menangani bahaya eksternal yang tampak maupun yang tidak tampak (sihir, kedengkian, kegelapan alam). Sementara An-Nas menangani musuh internal yang paling berbahaya, yaitu godaan yang menyerang keimanan melalui hati dan pikiran kita.

Menurut hadis sahih, Rasulullah ﷺ selalu membaca kedua surat ini, bersama Surah Al-Ikhlas, sebagai amalan rutin setelah salat Maghrib dan Subuh, serta sebelum tidur. Beliau bahkan memerintahkan sahabatnya untuk membaca ketiganya untuk menjaga diri dan keluarga dari segala gangguan. Keduanya adalah manifestasi nyata dari tawakal total kepada Allah SWT, mengakui bahwa hanya Dia Sang Pencipta Fajar (Al-Falaq) dan Raja serta Tuhan Manusia (An-Nas) yang berhak memberikan perlindungan sejati. Oleh karena itu, surah an nas dan surah al falaq menjadi fondasi utama dalam wirid harian seorang Muslim.

Membaca dan memahami makna keduanya bukan sekadar ritual, melainkan sebuah deklarasi keimanan bahwa segala bentuk keburukan—baik yang kita sadari maupun yang tersembunyi di kedalaman pikiran—akan tertolak oleh kekuatan kalamullah.

🏠 Homepage