Simbol dari Surat An-Nisa
Surat An-Nisa, yang berarti "Wanita", adalah surat Madaniyah yang memiliki kedalaman makna luar biasa, terutama dalam pembahasannya mengenai peran, hak, dan kewajiban wanita dalam masyarakat Islam. Surat ini tidak hanya memberikan panduan mengenai hubungan suami istri, tetapi juga menyentuh aspek-aspek yang lebih luas, mencakup warisan, perwalian, dan perlindungan bagi kaum perempuan. Memahami ayat-ayat ini adalah kunci untuk menghargai posisi wanita dalam Islam yang seringkali disalahpahami oleh sebagian kalangan.
Salah satu ayat yang paling sering dirujuk ketika membahas wanita dalam Surat An-Nisa adalah ayat 34. Ayat ini sering menjadi titik awal diskusi mengenai kepemimpinan dalam rumah tangga dan konsep qawwamun.
ٱلرِّجَالُ قَوَّٰمُونَ عَلَى ٱلنِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ ٱللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍۢ وَبِمَآ أَنفَقُواْ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ فَالصَّٰلِحَٰتُ قَٰنِتَٰتٌ حَٰفِظَٰتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ ٱللَّهُ وَٱلَّٰتِى تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَٱهْجُرُوهُنَّ فِى ٱلْمَضَاجِعِ وَٱضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُواْ عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا
"Laki-laki adalah pelindung bagi perempuan, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu perempuan yang saleh adalah perempuan yang taat lagi memelihara diri, karena Allah memelihara mereka. Adapun perempuan yang kamu khawatirkan tidak patuh, nasihatilah mereka, kemudian kalau tetap tidak patuh, pisahkanlah mereka dari tempat tidur mereka dan pukullah mereka. Kalau mereka taat kepadamu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar."
Ayat ini sering disalahartikan sebagai penindasan terhadap wanita. Namun, pemahaman yang lebih mendalam menunjukkan bahwa "qawwamun" lebih merujuk pada tanggung jawab finansial dan perlindungan, bukan dominasi mutlak. Laki-laki ditugaskan untuk memberikan nafkah dan menjaga keluarganya. Di sisi lain, wanita yang saleh digambarkan sebagai mereka yang taat dan menjaga kehormatan diri serta harta suaminya saat suaminya tidak ada, dengan pemeliharaan dari Allah. Konsep "menasihati, memisahkan tempat tidur, dan memukul" perlu dipahami dalam konteks budaya dan hukum pada masa itu, serta seringkali diinterpretasikan oleh para ulama sebagai langkah terakhir yang sangat tidak dianjurkan dan hanya berlaku dalam kondisi ekstrem dengan syarat-syarat tertentu, serta hukuman yang ringan dan tidak menyakiti. Tujuannya adalah untuk memperbaiki hubungan, bukan untuk menyakiti fisik secara permanen.
Surat An-Nisa juga sangat penting dalam menegaskan hak-hak wanita yang sebelumnya mungkin terabaikan. Ayat-ayat mengenai warisan adalah contoh paling nyata.
يُوصِيكُمُ ٱللَّهُ فِىٓ أَوْلَٰدِكُمْ لِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ ٱلْأُنثَيَيْنِ فَإِن كُنَّ نِسَآءً فَوْقَ ٱثْنَتَيْنِ فَلَهُنَّ ثُلُثَا مَا تَرَكَ وَإِن كَانَتْ وَٰحِدَةً فَلَهَا ٱلنِّصْفُ وَلِأَبَوَيْهِ لِكُلِّ وَٰحِدٍ مِّنْهُمَا ٱلسُّدُسُ مِمَّا تَرَكَ إِن كَانَ لَهُ وَلَدٌ فَإِن لَّمْ يَكُن لَّهُ وَلَدٌ وَوَرِثَهُ أَبَوَاهُ فَ لِأُمِّهِ ٱلسُّدُسُ فَإِن كَانَ لَهُ إِخْوَةٌ فَ لِأُمِّهِ ٱلسُّدُسُ مِنۢ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُوصَىٰ بِهَآ أَوْ دَيْنٍ آباؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ لَا تَدْرُونَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ لَكُمْ نَفْعًا فَرِيضَةً مِّنَ ٱللَّهِ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا
"Allah mewasiatkan bagimu tentang (pembagian harta pusaka untuk) anak-anakmu, yaitu: bahagian anak laki-laki dua kali bahagian anak perempuan. Jika anak perempuan itu semuanya lebih dari seorang, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Jika ia seorang saja, maka ia mendapat separo. Dan untuk kedua ibu-bapaknya, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika ia mempunyai anak. Jika ia tidak mempunyai anak dan warisannya ibu-bapaknya, maka ibunya mendapat sepertiga. Jika ia (si mayit) mempunyai saudara-saudara, maka ibunya mendapat seperenam sesudah (membayar) wasiat yang dibuatnya atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat manfa'atnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. An-Nisa: 11)
Ayat ini menetapkan hak waris bagi anak perempuan, yang sebelumnya di masa jahiliyah banyak yang tidak mendapatkan bagian sama sekali. Meskipun ada perbedaan pembagian antara laki-laki dan perempuan, pemberian hak waris itu sendiri adalah sebuah revolusi yang mengangkat derajat wanita. Surat An-Nisa juga menekankan pentingnya memperlakukan anak yatim dan wanita janda dengan baik, memberikan mereka perlindungan dan hak-hak mereka.
Lebih jauh lagi, Surat An-Nisa membahas tentang pernikahan, perceraian, dan hak-hak dalam rumah tangga. Ayat-ayat ini dirancang untuk menciptakan keharmonisan dan keadilan.
Ayat 19 misalnya, mengingatkan agar memperlakukan istri dengan baik.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا يَحِلُّ لَكُمْ أَن تَرِثُواْ ٱلنِّسَآءَ كَرْهًا وَلَا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُواْ بِبَعْضِ مَآ ءَاتَيْتُمُوهُنَّ إِلَّآ أَن يَأْتِينَ بِفَٰحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ وَعَاشِرُوهُنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ فَإِن كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُواْ شَيْـًٔا وَيَجْعَلُ ٱللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
"Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagimu mewarisi perempuan dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali jika mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, maka bersabarlah, karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak."
Ayat ini melarang praktik jahiliyah di mana seorang ahli waris laki-laki bisa "mewarisi" istri almarhum ayahnya. Larangan ini menegaskan bahwa wanita bukanlah objek warisan, melainkan memiliki hak dan martabat. Perintah untuk "bergaullah dengan mereka secara patut" adalah instruksi universal untuk memperlakukan pasangan dengan hormat dan kasih sayang, meskipun ada ketidakcocokan.
Secara keseluruhan, Surat An-Nisa memberikan kerangka kerja komprehensif mengenai posisi wanita dalam Islam. Surat ini menyeimbangkan hak dan kewajiban, memberikan perlindungan, serta menekankan pentingnya keadilan dan kasih sayang dalam setiap aspek kehidupan. Pemahaman yang benar terhadap ayat-ayat ini penting agar peran mulia wanita dalam keluarga dan masyarakat dapat terwujud secara optimal sesuai ajaran Islam.