Simbol Perjanjian Baru
Alkitab Perjanjian Baru merupakan bagian kedua dari kanon Alkitab Kristen, yang melanjutkan narasi dari Perjanjian Lama. Jika Perjanjian Lama meletakkan dasar bagi pemahaman tentang Allah dan rencana-Nya bagi umat manusia, maka Perjanjian Baru menyingkapkan puncak dari rencana tersebut melalui kedatangan, kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus. Ini adalah kisah tentang penebusan, pemulihan hubungan antara Allah dan manusia, serta penyebaran Injil ke seluruh dunia.
Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani Koine, bahasa umum pada masa itu, yang memungkinkan pesannya menjangkau khalayak yang lebih luas. Periode sejarah yang dicakup oleh Perjanjian Baru adalah sekitar satu abad, dimulai dari kehidupan Yesus pada abad pertama Masehi dan berakhir dengan tulisan-tulisan apostolik. Kitab-kitab di dalamnya dapat dikategorikan secara umum menjadi Injil, Kisah Para Rasul, Surat-surat (Paulus dan Umum), serta Wahyu.
Empat Injil—Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes—memberikan gambaran tentang kehidupan Yesus, mulai dari kelahiran-Nya yang ajaib, pelayanan-Nya yang penuh mukjizat, ajaran-Nya yang mendalam, hingga kematian-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya. Masing-masing Injil menawarkan perspektif yang unik namun saling melengkapi. Injil Matius menekankan Yesus sebagai Mesias yang dinubuatkan dalam Perjanjian Lama, Markus menyoroti Yesus sebagai Hamba yang aktif dan penuh kuasa, Lukas menggambarkan Yesus sebagai manusia yang sempurna dan penuh belas kasih, sementara Yohanes berfokus pada ketuhanan Yesus sebagai Anak Allah.
Ajaran Yesus, yang dikenal sebagai khotbah di bukit, perumpamaan, dan dialog-Nya dengan para pengikut dan penentang-Nya, menjadi inti dari pewartaan Kristen. Ajaran-ajaran ini tidak hanya menekankan pentingnya kasih kepada Allah dan sesama, tetapi juga transformasi hati, kerendahan hati, pengampunan, dan kerajaan Allah yang telah hadir. Kisah kematian Yesus di kayu salib adalah pusat dari teologi Kristen, dipandang sebagai pengorbanan pendamaian bagi dosa-dosa manusia, dan kebangkitan-Nya membuktikan kemenangan atas maut serta memberikan harapan kehidupan kekal bagi semua yang percaya.
Kitab Kisah Para Rasul, yang ditulis oleh Lukas, menceritakan kelanjutan dari apa yang Yesus mulai lakukan dan ajarkan. Kitab ini berfokus pada turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta, yang memberikan kuasa kepada para rasul untuk memberitakan Injil. Kisah Para Rasul menggambarkan pertumbuhan gereja mula-mula, mulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria, hingga ke penjuru dunia. Ini adalah kisah tentang keberanian, iman, tantangan, penganiayaan, dan kemenangan Injil meskipun menghadapi berbagai rintangan.
Tokoh-tokoh seperti Petrus dan Paulus menjadi sentral dalam penyebaran Injil. Rasul Paulus, khususnya, melakukan perjalanan misi yang luas, mendirikan jemaat-jemaat di berbagai kota di Asia Kecil dan Eropa, serta menahbiskan para pemimpin gereja. Kisah Para Rasul memberikan contoh nyata tentang bagaimana iman Kristen menyebar dari komunitas Yahudi ke kalangan bukan Yahudi, menyoroti sifat universal dari Injil.
Bagian terbesar dari Perjanjian Baru terdiri dari surat-surat yang ditulis oleh para rasul, terutama Paulus, kepada jemaat-jemaat atau individu. Surat-surat ini memberikan bimbingan teologis, doktrinal, dan praktis bagi kehidupan orang percaya. Surat-surat Paulus, seperti Roma, Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, Tesalonika, Timotius, Titus, dan Filemon, membahas berbagai topik penting, termasuk keselamatan oleh kasih karunia, hubungan antara hukum dan iman, hidup dalam Roh Kudus, prinsip-prinsip pernikahan, gereja sebagai tubuh Kristus, dan eskatologi (ajaran tentang akhir zaman).
Selain surat-surat Paulus, terdapat juga Surat-surat Umum yang ditulis oleh rasul-rasul lain seperti Yakobus, Petrus, Yohanes, dan Yudas. Surat-surat ini juga memberikan nasihat yang berharga tentang berbagai aspek kehidupan Kristen, seperti pentingnya perbuatan yang sejalan dengan iman, ketekunan dalam pencobaan, menjaga kemurnian doktrin, serta kasih kepada sesama. Surat Ibrani membahas keunggulan Kristus sebagai Imam Besar dan Pengantara perjanjian yang baru dan lebih baik.
Kitab Wahyu, tulisan terakhir dalam Perjanjian Baru, memberikan gambaran visioner tentang kemenangan akhir Kristus atas kejahatan dan pendirian kekal-Nya. Ditulis oleh Rasul Yohanes, kitab ini penuh dengan simbolisme yang menggambarkan peperangan rohani, penghakiman Allah, dan janji kedatangan Kristus kembali serta penciptaan langit dan bumi yang baru. Wahyu memberikan harapan dan dorongan bagi orang percaya untuk tetap setia di tengah kesulitan, menegaskan bahwa pada akhirnya, Allah akan menang dan umat-Nya akan hidup kekal bersama-Nya.
Secara keseluruhan, Alkitab Perjanjian Baru adalah kisah epik tentang kasih Allah yang sempurna, yang diwujudkan dalam Yesus Kristus. Ia menawarkan keselamatan, harapan, dan panduan hidup bagi setiap orang yang menerimanya. Mempelajari Perjanjian Baru berarti mendalami inti dari iman Kristen dan memahami panggilan untuk hidup sesuai dengan ajaran Kristus di dunia.