Ilustrasi: Kondisi amandel yang mengalami peradangan.
Amandel atau tonsil adalah sepasang jaringan limfoid yang terletak di bagian belakang tenggorokan. Fungsinya adalah sebagai garda terdepan sistem imun untuk menangkal kuman yang masuk melalui mulut dan hidung. Namun, amandel sering kali menjadi sasaran infeksi, menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai tonsilitis.
Keputusan untuk melakukan operasi pengangkatan amandel (tonsilektomi) sering kali menimbulkan dilema bagi banyak orang, terutama orang tua yang khawatir mengenai prosedur dan pemulihan pasca-operasi. Pertanyaannya kemudian muncul: jika amandel tidak dioperasi, apa konsekuensi yang mungkin terjadi pada kesehatan jangka pendek maupun jangka panjang?
Tonsilitis terjadi ketika amandel meradang akibat infeksi virus atau bakteri. Jika kondisi ini hanya terjadi sesekali, biasanya dokter akan merekomendasikan penanganan konservatif, seperti istirahat, hidrasi, dan antibiotik (jika disebabkan bakteri). Namun, ketika peradangan menjadi kronis atau berulang, risiko komplikasi meningkat.
Menunda atau menolak operasi ketika indikasi medis sudah kuat dapat membawa serangkaian masalah kesehatan. Berikut adalah beberapa dampak utama yang mungkin dialami jika amandel yang bermasalah dibiarkan tanpa intervensi bedah:
Amandel yang terus-menerus meradang (tonsilitis kronis) menyebabkan penderita sering sakit tenggorokan. Ini mengganggu aktivitas sehari-hari, mulai dari kesulitan menelan (disfagia) hingga penurunan performa di sekolah atau pekerjaan karena sering absen sakit.
Ini adalah komplikasi serius di mana nanah terbentuk di sekitar salah satu amandel. Abses peritonsil menimbulkan nyeri hebat, demam tinggi, kesulitan membuka mulut (trismus), dan bahkan dapat mengganggu pernapasan. Kondisi ini hampir selalu membutuhkan drainase dan sering kali berujung pada operasi darurat.
Salah satu indikasi terkuat untuk operasi amandel adalah ketika amandel yang membesar menyebabkan Obstructive Sleep Apnea (OSA). Pembesaran jaringan ini menyumbat sebagian saluran napas saat tidur. Gejalanya meliputi mendengkur keras, napas terhenti sebentar-sebentar, dan terbangun dengan perasaan lelah parah. Jika OSA tidak ditangani, ini meningkatkan risiko masalah kardiovaskular.
Meskipun jarang terjadi di negara maju karena penanganan infeksi yang cepat, infeksi bakteri pada amandel (terutama Streptokokus) yang tidak tuntas dapat memicu penyakit autoimun yang menyerang organ lain, seperti:
Jika kondisi amandel masih berada di tahap ringan hingga sedang, atau jika pasien masih sangat muda untuk menjalani operasi, dokter mungkin menyarankan strategi manajemen jangka panjang:
Keputusan untuk mengangkat amandel biasanya didasarkan pada frekuensi dan keparahan gejala. Konsultasi dengan dokter THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan) sangat penting untuk menentukan apakah manfaat operasi lebih besar daripada risiko penundaan. Kriteria umum untuk operasi meliputi:
Kesimpulannya, sementara amandel memiliki peran penting dalam kekebalan tubuh, ketika jaringan tersebut menjadi sumber masalah kronis yang mengganggu kualitas hidup atau menyebabkan komplikasi berbahaya, mengabaikan saran medis untuk operasi bukanlah pilihan yang aman. Selalu diskusikan kekhawatiran Anda secara terbuka dengan profesional kesehatan.