Pengertian Local Area Network (LAN): Pilar Konektivitas Dalam Ruangan Terbatas

Diagram Konseptual Local Area Network SWITCH PC 1 Server Printer PC 2

Ilustrasi dasar Local Area Network (LAN) dengan topologi bintang.

I. Definisi Komprehensif Local Area Network (LAN)

Local Area Network, disingkat LAN, adalah fondasi dari hampir setiap infrastruktur teknologi informasi di dunia, mulai dari rumah tangga, kantor kecil, hingga perusahaan multinasional. Secara harfiah, LAN merujuk pada jaringan komputer yang terbatas pada area geografis kecil, seperti satu bangunan, kompleks perkantoran, universitas, atau bahkan satu ruangan. Tujuannya utama adalah memungkinkan perangkat keras dan perangkat lunak dalam batas tersebut untuk berkomunikasi, berbagi sumber daya, dan bertukar data dengan kecepatan tinggi.

Konsep pembatasan geografis adalah kunci pembeda LAN dari jaringan yang lebih besar seperti Metropolitan Area Network (MAN) atau Wide Area Network (WAN). Karena jarak yang pendek, LAN secara inheren mampu menawarkan kecepatan transfer data yang jauh lebih tinggi dan latensi (keterlambatan) yang sangat rendah. Keterbatasan area ini juga memungkinkan manajemen jaringan yang lebih terpusat dan mudah dikontrol, seringkali di bawah otoritas tunggal (misalnya, administrator IT perusahaan).

Tujuan Utama Pembentukan LAN

LAN tidak hanya diciptakan untuk membuat komputer saling melihat satu sama lain. Ada beberapa kebutuhan fundamental yang dijawab oleh keberadaan LAN, yang semuanya berfokus pada efisiensi dan kolaborasi di lingkungan kerja yang terbatas:

  1. Berbagi Sumber Daya (Resource Sharing): Ini adalah fungsi paling mendasar. Sumber daya fisik mahal seperti printer, scanner, atau perangkat penyimpanan data (NAS) dapat diakses oleh semua pengguna dalam jaringan. Hal ini mengurangi biaya investasi per pengguna.
  2. Komunikasi Inter-Proses: LAN memfasilitasi komunikasi instan melalui aplikasi seperti email internal, pesan instan korporat, atau sistem Voice over IP (VoIP) yang menghubungkan ekstensi telepon.
  3. Sentralisasi Data: Dengan adanya server file atau database yang terletak di dalam LAN, data penting dapat disimpan di lokasi terpusat, memudahkan proses backup, keamanan, dan pembaruan, serta memastikan konsistensi data.
  4. Keamanan yang Dapat Dikelola: Karena semua lalu lintas data berada dalam batas fisik yang terkontrol, administrator dapat menerapkan kebijakan keamanan yang ketat, seperti otentikasi 802.1X, firewall internal, dan pemantauan aktivitas pengguna.

II. Karakteristik Teknis dan Parameter Jaringan LAN

Untuk memahami LAN secara mendalam, penting untuk mengidentifikasi karakteristik teknis yang membedakannya dari jenis jaringan lain. Karakteristik ini berkaitan erat dengan kinerja, skalabilitas, dan metode implementasinya.

Batasan Jarak dan Skala

Secara tradisional, LAN mencakup area dengan radius maksimum beberapa ratus meter hingga beberapa kilometer persegi. Dalam skenario umum kantor, LAN mungkin hanya mencakup satu lantai atau satu gedung saja. Batasan ini sangat krusial karena menentukan jenis media transmisi yang digunakan. Jaringan yang sangat besar mungkin memerlukan pengulangan sinyal atau menggunakan serat optik, meskipun jaraknya masih dianggap pendek dibandingkan dengan WAN. Ketika sebuah organisasi tumbuh dan menghubungkan beberapa LAN melalui area yang lebih luas (misalnya, antar gedung di kampus universitas), jaringan tersebut mulai bergeser definisinya menjadi Campus Area Network (CAN), yang pada dasarnya merupakan kumpulan dari banyak LAN.

Kecepatan Transmisi Data (Bandwidth)

Kecepatan data dalam LAN modern adalah salah satu keunggulan terbesar. Kecepatan minimum saat ini umumnya adalah 100 Mbps (Fast Ethernet). Namun, standar yang dominan dalam lingkungan perusahaan adalah Gigabit Ethernet (1 Gbps) atau 10 Gigabit Ethernet (10 Gbps) untuk jalur tulang punggung (backbone) atau koneksi server. Kecepatan tinggi ini sangat penting untuk mendukung aplikasi intensif bandwidth seperti transfer file besar, streaming video definisi tinggi, dan virtualisasi.

Teknologi Transmisi yang Dominan

Sejak awal kemunculannya, LAN telah didominasi oleh teknologi Ethernet (standar IEEE 802.3). Meskipun Token Ring pernah menjadi alternatif, Ethernet, baik dalam bentuk kabel tembaga (Twisted Pair) maupun serat optik, telah memenangkan persaingan karena kesederhanaan, skalabilitas, dan biaya yang relatif rendah. Selain Ethernet kabel, Wireless LAN (WLAN) berdasarkan standar IEEE 802.11 (Wi-Fi) telah menjadi komponen integral dari hampir setiap LAN, memberikan mobilitas kepada pengguna.

Kepemilikan dan Manajemen

Kecuali dalam kasus Wi-Fi publik, LAN hampir selalu dimiliki dan dikelola oleh satu entitas tunggal (perusahaan, sekolah, atau individu). Kontrol penuh atas infrastruktur, termasuk kabel, switch, router internal, dan server, memungkinkan organisasi untuk menyesuaikan arsitektur jaringan sesuai kebutuhan spesifik mereka dan memastikan tingkat keamanan yang diperlukan. Ketersediaan sumber daya, seperti alamat IP internal dan konfigurasi subnet, juga sepenuhnya berada di bawah kendali administrator LAN.

III. Komponen Fisik (Hardware) Pembentuk LAN

Sebuah LAN memerlukan interaksi antara perangkat keras fisik yang berfungsi sebagai media penghubung dan perangkat logis yang mengendalikan aliran data. Komponen fisik adalah fondasi yang memungkinkan konektivitas.

1. Media Transmisi: Kabel dan Nirkabel

A. Kabel Tembaga (Twisted Pair)

Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) adalah tulang punggung mayoritas LAN kabel. Kabel ini terdiri dari empat pasang kawat tembaga yang dipilin untuk mengurangi interferensi elektromagnetik (EMI). Kategori UTP sangat menentukan kecepatan yang didukung:

B. Serat Optik (Fiber Optic)

Serat optik menggunakan cahaya untuk mentransfer data, menjadikannya kebal terhadap interferensi elektromagnetik dan mampu menjangkau jarak yang jauh lebih besar dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi (misalnya, 40 Gbps, 100 Gbps, atau lebih). Serat optik sering digunakan sebagai kabel tulang punggung (backbone) yang menghubungkan switch utama di beberapa lantai atau bangunan yang berbeda dalam area LAN/CAN. Terdapat dua jenis utama: Single-Mode (untuk jarak sangat jauh) dan Multi-Mode (lebih umum untuk jarak yang lebih pendek di dalam gedung).

C. Akses Nirkabel (Wireless Access Points - WAP)

Perangkat WAP, yang beroperasi berdasarkan standar IEEE 802.11 (Wi-Fi), mengubah sinyal digital menjadi gelombang radio, memungkinkan koneksi nirkabel. WAP dihubungkan ke infrastruktur kabel LAN dan berfungsi sebagai pintu gerbang bagi perangkat seluler dan laptop. Standar terbaru (seperti Wi-Fi 6/802.11ax) telah meningkatkan kapasitas, efisiensi, dan kecepatan nirkabel secara signifikan untuk menampung kepadatan perangkat yang terus meningkat di lingkungan LAN modern.

2. Perangkat Interkoneksi (Connectivity Devices)

A. Network Interface Card (NIC)

NIC, atau kartu antarmuka jaringan, adalah perangkat keras yang dipasang di setiap komputer atau perangkat yang ingin terhubung ke jaringan. NIC bertanggung jawab untuk mengimplementasikan lapisan fisik dan lapisan data link dari model OSI. Setiap NIC memiliki alamat fisik unik yang dikenal sebagai MAC Address (Media Access Control Address). Peran NIC adalah mengubah data digital dari komputer menjadi sinyal yang sesuai (listrik atau optik) untuk media transmisi.

B. Switch Jaringan

Switch adalah perangkat sentral paling penting dalam LAN modern, terutama yang menggunakan topologi bintang. Switch beroperasi pada Lapisan 2 (Data Link Layer) model OSI dan menggunakan MAC Address untuk meneruskan frame data hanya ke port tujuan yang tepat.

Berbeda dengan Hub (perangkat lama yang hanya menyiarkan data ke semua port), Switch meningkatkan efisiensi dan mengurangi tabrakan (collision) dalam jaringan. Switch yang lebih canggih, yang disebut Switch Lapisan 3 (Layer 3 Switch), juga memiliki kemampuan routing terbatas dan digunakan untuk membagi LAN menjadi sub-jaringan logis yang disebut Virtual LANs (VLANs).

C. Router (Internal LAN Router)

Meskipun router lebih sering dikaitkan dengan menghubungkan jaringan yang berbeda (misalnya, LAN ke WAN/Internet), router juga digunakan di dalam LAN besar. Router beroperasi pada Lapisan 3 (Network Layer) dan menggunakan alamat IP untuk memutuskan jalur terbaik untuk data. Dalam LAN, router mungkin diperlukan untuk memisahkan lalu lintas dari berbagai subnet atau VLAN, atau untuk menyediakan koneksi ke jaringan eksternal.

IV. Topologi Jaringan Area Lokal (LAN Topologies)

Topologi jaringan mendefinisikan tata letak fisik dan logis dari perangkat dan media transmisi dalam sebuah LAN. Pilihan topologi memiliki dampak besar pada skalabilitas, kinerja, dan toleransi kegagalan jaringan.

1. Topologi Bintang (Star Topology)

Topologi bintang adalah arsitektur yang paling dominan digunakan dalam LAN modern, baik di lingkungan SOHO (Small Office/Home Office) maupun perusahaan besar. Dalam topologi ini, semua perangkat dihubungkan secara individual ke perangkat pusat, biasanya Switch atau Hub.

Keunggulan Bintang:

Kelemahan Bintang:

Kelemahan utama adalah ketergantungan penuh pada perangkat pusat (Switch). Jika Switch mengalami kegagalan total, seluruh jaringan akan lumpuh.

2. Topologi Bus

Topologi Bus adalah salah satu topologi paling awal, menggunakan satu kabel tulang punggung (backbone) utama di mana semua perangkat terhubung melalui konektor yang disebut T-konektor. Kedua ujung kabel harus diakhiri dengan terminator untuk mencegah sinyal memantul kembali.

Meskipun implementasinya sederhana dan membutuhkan kabel yang minimal, Bus sangat jarang digunakan saat ini karena kinerjanya yang buruk dan keandalannya yang rendah. Jika kabel utama putus di satu titik, seluruh jaringan akan berhenti berfungsi. Selain itu, semua perangkat berbagi media transmisi, yang menyebabkan masalah tabrakan data (collision) semakin parah seiring bertambahnya jumlah perangkat.

3. Topologi Cincin (Ring Topology)

Dalam topologi cincin, setiap perangkat terhubung ke dua perangkat tetangga, membentuk jalur lingkaran tertutup. Data mengalir dalam satu arah (uni-directional) dari satu perangkat ke perangkat berikutnya. Implementasi paling terkenal dari topologi ini adalah Token Ring (IEEE 802.5).

Ring memastikan tidak ada tabrakan data karena hanya perangkat yang memiliki "token" yang diizinkan untuk mengirim data. Namun, seperti Bus, Ring sangat rentan terhadap kegagalan. Jika satu tautan (link) putus, seluruh cincin terputus, dan jaringan akan gagal kecuali jika menggunakan konfigurasi ganda (dual ring) yang lebih kompleks. Karena keterbatasan ini, Topologi Cincin hampir punah dalam konteks LAN modern.

4. Topologi Mesh

Mesh adalah topologi di mana setiap perangkat memiliki koneksi fisik langsung ke setiap perangkat lain dalam jaringan (Full Mesh) atau ke beberapa perangkat lain (Partial Mesh). Topologi Mesh memberikan redundansi dan toleransi kegagalan yang luar biasa, karena ada banyak jalur alternatif untuk data. Jika satu jalur gagal, data akan secara otomatis dialihkan melalui jalur lain.

Meskipun sangat andal, Mesh membutuhkan jumlah kabel yang sangat besar (N * (N-1) / 2 koneksi, di mana N adalah jumlah perangkat), menjadikannya terlalu mahal dan tidak praktis untuk LAN desktop biasa. Topologi Mesh biasanya terbatas pada jaringan tulang punggung (backbone) yang sangat penting atau jaringan nirkabel ad-hoc.

V. Protokol dan Arsitektur Logis dalam Lingkungan LAN

Koneksi fisik hanyalah permulaan. Agar perangkat dapat bertukar informasi yang berarti, mereka harus berbicara dengan bahasa yang sama, yaitu protokol. Protokol ini menentukan bagaimana data dikemas, dialamatkan, dan dikirimkan.

1. Ethernet dan CSMA/CD

Ethernet adalah protokol lapisan data link (Layer 2) yang hampir universal dalam LAN kabel. Secara historis, Ethernet awal menggunakan metode akses yang disebut Carrier Sense Multiple Access with Collision Detection (CSMA/CD).

CSMA/CD bekerja berdasarkan prinsip bahwa setiap perangkat (station) harus "mendengarkan" kabel (carrier sense) sebelum mengirimkan data. Jika kabel kosong, perangkat mulai mengirim. Jika dua perangkat mengirim pada saat yang sama, terjadi tabrakan (collision). Perangkat mendeteksi tabrakan (collision detection), menghentikan transmisi, menunggu waktu acak (backoff delay), dan mencoba mengirim lagi. Metode ini efektif pada jaringan yang lebih kecil, tetapi kinerja menurun drastis seiring bertambahnya beban lalu lintas.

Kabar baiknya, penggunaan Switch modern yang beroperasi dalam mode full-duplex (kirim dan terima secara bersamaan) telah menghilangkan kebutuhan untuk CSMA/CD, karena pada dasarnya tidak ada lagi tabrakan pada segmen jaringan yang menggunakan Switch. Ethernet modern hanya menggunakan CSMA/CA (Collision Avoidance) dalam konteks nirkabel (Wi-Fi).

2. Peran Alamat MAC (Layer 2)

Setiap NIC memiliki alamat Media Access Control (MAC) 48-bit yang unik dan dituliskan secara permanen oleh produsen. Alamat MAC adalah alamat fisik yang digunakan oleh Switch untuk meneruskan frame data dalam LAN. Switch membangun tabel yang disebut Content Addressable Memory (CAM) Table, yang memetakan alamat MAC ke port fisik. Ketika Switch menerima frame, ia memeriksa MAC tujuan dan hanya meneruskan frame tersebut melalui port yang sesuai, menjaga efisiensi jaringan.

3. Protokol Internet (IP) dan Alamat IP (Layer 3)

Di atas Layer 2, jaringan menggunakan protokol Lapisan 3, yang paling penting adalah Internet Protocol (IP). Dalam LAN, alamat IP digunakan untuk pengalamatan logis dan untuk memungkinkan komunikasi dengan jaringan lain (melalui router).

VI. Evolusi dan Segmentasi LAN: VLAN dan WLAN

Seiring pertumbuhan organisasi, LAN statis sederhana menjadi tidak memadai. Modernisasi jaringan lokal memerlukan teknik segmentasi dan mobilitas yang lebih canggih, memunculkan konsep VLAN dan WLAN.

1. Virtual Local Area Network (VLAN)

VLAN memungkinkan administrator jaringan untuk membagi satu jaringan fisik tunggal (satu switch atau sekelompok switch) menjadi beberapa jaringan logis yang terisolasi. Hal ini dimungkinkan melalui penandaan frame (tagging) menggunakan standar IEEE 802.1Q.

VLAN memberikan keuntungan operasional dan keamanan yang signifikan:

2. Jaringan Area Lokal Nirkabel (WLAN)

WLAN, yang dikenal sebagai Wi-Fi, adalah ekstensi logis dari LAN kabel yang menawarkan mobilitas. Meskipun nirkabel, WLAN tetap harus terhubung ke infrastruktur kabel LAN melalui WAP untuk mengakses server dan internet.

Tantangan dan Protokol WLAN:

WLAN beroperasi pada Layer 1 dan Layer 2 yang berbeda dari Ethernet kabel. Karena menggunakan media transmisi yang dibagikan (gelombang radio), WLAN harus menggunakan mekanisme yang menghindari tabrakan, yaitu CSMA/CA (Carrier Sense Multiple Access with Collision Avoidance), untuk memastikan hanya satu perangkat yang mentransmisikan pada satu waktu dalam sel layanan (coverage cell). Manajemen sinyal, pemilihan kanal, dan otentikasi (seperti WPA3) adalah aspek penting dalam konfigurasi WLAN yang aman dan efisien.

VII. Implementasi dan Penerapan LAN dalam Dunia Nyata

LAN adalah infrastruktur vital yang mendukung hampir semua aktivitas digital, mulai dari komputasi pribadi hingga operasi skala besar.

1. Lingkungan Perusahaan dan Kantor

Di lingkungan korporat, LAN mendukung semua operasi inti. Ini mencakup akses ke server email (Exchange), sistem ERP (Enterprise Resource Planning), database pelanggan, dan sistem telepon VoIP. Dalam konteks ini, LAN harus dirancang dengan redundansi (misalnya, Power over Ethernet/PoE ganda, Switch yang dapat di-stack) dan Quality of Service (QoS) untuk memprioritaskan lalu lintas kritis, seperti suara dan video.

2. Pusat Data Lokal

Meskipun pusat data modern sering kali menggunakan arsitektur jaringan yang lebih kompleks (seperti Spine and Leaf), pada intinya, koneksi server ke switch akses adalah bentuk LAN yang sangat berkinerja tinggi. Di sini, kebutuhan akan 10 Gbps, 40 Gbps, atau bahkan 100 Gbps di antara server dan penyimpanan adalah standar. Jaringan ini memerlukan latensi sangat rendah untuk memproses transaksi yang sensitif terhadap waktu.

3. Pendidikan dan Akademik (Campus Area Networks - CAN)

Universitas dan sekolah menggunakan LAN yang sangat luas (berkembang menjadi CAN) untuk menghubungkan ruang kelas, laboratorium, kantor administrasi, dan asrama. Jaringan ini harus mendukung lalu lintas yang sangat bervariasi—mulai dari transfer file penelitian bandwidth tinggi hingga browsing web dasar—sekaligus menyediakan otentikasi pengguna yang kuat dan filter konten untuk kepatuhan.

4. LAN Industri dan Kontrol (Industrial Ethernet)

Di lingkungan manufaktur atau kontrol industri, Ethernet—disebut Industrial Ethernet—digunakan untuk menghubungkan PLC (Programmable Logic Controller), sensor, dan perangkat kontrol lainnya. Dalam konteks ini, keandalan dan determinisme (kemampuan untuk memastikan waktu pengiriman paket) adalah yang paling utama. Peralatan LAN industri sering kali harus tahan terhadap suhu ekstrem, debu, dan getaran yang tidak ditemui di kantor biasa.

VIII. Manajemen, Pemeliharaan, dan Keamanan LAN

LAN yang berfungsi optimal memerlukan pemantauan dan strategi keamanan yang cermat. Keamanan dalam LAN harus dilihat dari dua sisi: akses fisik dan kontrol akses logis.

1. Protokol Manajemen dan Pemantauan

Untuk memastikan kinerja yang stabil, administrator menggunakan alat dan protokol pemantauan:

2. Strategi Keamanan Akses LAN

Karena LAN adalah perimeter pertama pertahanan, mengontrol siapa yang dapat terhubung adalah hal yang krusial.

A. Network Access Control (NAC) dan 802.1X

NAC adalah kerangka kerja yang memastikan hanya perangkat yang sah dan mematuhi kebijakan (misalnya, memiliki antivirus terbaru) yang diizinkan untuk terhubung ke LAN. Standar 802.1X sering digunakan untuk otentikasi tingkat port, yang memaksa pengguna untuk memberikan kredensial (username/password atau sertifikat) sebelum port switch diaktifkan. Jika otentikasi gagal, perangkat tersebut dapat ditempatkan di VLAN karantina yang terbatas.

B. Keamanan Perimeter Internal

Meskipun firewall eksternal melindungi LAN dari internet, lalu lintas internal antar VLAN juga harus diperiksa. Firewall Internal atau Switch Layer 3 yang mampu melakukan filtrasi ACL (Access Control List) digunakan untuk mengatur layanan mana yang diizinkan untuk berkomunikasi antar segmen jaringan. Misalnya, hanya server yang diizinkan untuk mengakses database, bukan PC pengguna akhir secara langsung.

C. Physical Security

Aspek yang sering terlewatkan adalah keamanan fisik. Ruangan server, switch, dan kabel harus diamankan dengan kunci dan kontrol akses. Akses fisik ke perangkat keras jaringan adalah ancaman keamanan terbesar; siapa pun yang dapat mengakses switch dapat menyadap atau mengganggu seluruh lalu lintas.

3. Troubleshooting Umum pada LAN

Ketika masalah muncul, langkah-langkah dasar troubleshooting pada LAN biasanya melibatkan verifikasi lapisan-lapisan model OSI, dimulai dari yang paling bawah:

  1. Layer 1 (Fisik): Memeriksa status lampu link pada NIC dan Switch. Memastikan kabel tidak rusak atau terputus.
  2. Layer 2 (Data Link): Memeriksa tabel MAC Switch. Apakah perangkat yang bermasalah berhasil mendaftarkan MAC Address-nya? Apakah ada loop jaringan (yang dapat diatasi dengan Spanning Tree Protocol - STP)?
  3. Layer 3 (Jaringan): Memeriksa konfigurasi IP (apakah IP, subnet mask, dan gateway sudah benar?). Menguji konektivitas menggunakan perintah PING.

IX. Perbandingan Mendalam: LAN, MAN, dan WAN

Untuk memahami sepenuhnya batasan LAN, penting untuk membandingkannya dengan dua kategori jaringan yang lebih luas: Metropolitan Area Network (MAN) dan Wide Area Network (WAN). Perbedaan utama terletak pada skala geografis, kecepatan, dan kepemilikan.

1. Metropolitan Area Network (MAN)

MAN mencakup area geografis yang lebih besar daripada LAN—biasanya kota atau wilayah metropolitan.

MAN bertindak sebagai jembatan antara banyak LAN yang terpisah secara fisik, memberikan kecepatan tinggi yang mirip dengan LAN, tetapi pada skala yang lebih besar.

2. Wide Area Network (WAN)

WAN mencakup area geografis yang sangat luas, seringkali melintasi negara atau benua. Internet adalah contoh terbesar dari WAN.

Fungsi utama router adalah untuk memisahkan domain LAN dari domain WAN, mengarahkan lalu lintas yang ditujukan untuk lokasi eksternal melalui koneksi WAN yang disewa.

X. Tren Masa Depan dalam Teknologi LAN

Infrastruktur LAN terus berevolusi, didorong oleh kebutuhan akan bandwidth yang lebih besar, latensi yang lebih rendah, dan integrasi perangkat IoT (Internet of Things) yang masif.

1. Software Defined Networking (SDN) di LAN

SDN memisahkan bidang kontrol (control plane) dari bidang data (data plane) pada perangkat jaringan. Dalam LAN, ini berarti administrator dapat mengelola dan mengkonfigurasi semua switch dan router dari satu kontroler terpusat menggunakan perangkat lunak, alih-alih harus mengkonfigurasi setiap perangkat secara individual. SDN menawarkan otomatisasi yang lebih tinggi, penyediaan layanan yang lebih cepat, dan penyesuaian jaringan yang lebih responsif terhadap beban lalu lintas.

2. Power over Ethernet (PoE) Everywhere

PoE memungkinkan daya listrik disalurkan melalui kabel Ethernet yang sama yang membawa data. Standar PoE dan PoE+ (dan yang lebih baru, 802.3bt atau High Power PoE) menjadi sangat penting karena semakin banyak perangkat yang terhubung ke LAN yang membutuhkan daya, seperti:

PoE menyederhanakan instalasi, mengurangi kebutuhan akan outlet listrik terpisah, dan memungkinkan perangkat tetap beroperasi selama pemadaman listrik jika Switch PoE didukung oleh UPS (Uninterruptible Power Supply).

3. Adopsi Wi-Fi 6 dan 6E

Standar Wi-Fi terbaru (802.11ax) tidak hanya meningkatkan kecepatan puncak, tetapi juga secara fundamental meningkatkan efisiensi di lingkungan padat (high-density environments). Dengan teknik seperti OFDMA (Orthogonal Frequency-Division Multiple Access), Wi-Fi 6 memungkinkan banyak perangkat mengirim data secara bersamaan, mengatasi masalah kinerja yang dihadapi oleh WLAN tradisional ketika ratusan perangkat terhubung ke satu LAN.

4. Jaringan Zero Trust

Konsep keamanan "Zero Trust" menyatakan bahwa tidak ada pengguna atau perangkat, baik di dalam maupun di luar LAN, yang dapat dipercaya secara otomatis. Setiap koneksi harus diverifikasi secara ketat sebelum akses ke sumber daya diberikan. Penerapan Zero Trust memerlukan segmentasi mikro (Microsegmentation) yang canggih di dalam LAN, seringkali dicapai melalui kombinasi VLAN, NAC, dan firewall internal, memastikan bahwa bahkan jika peretas berhasil masuk ke jaringan, mereka tidak dapat dengan mudah bergerak ke samping (lateral movement) ke sistem kritis lainnya.

Diagram Perbandingan Skala Jaringan (LAN, MAN, WAN) LAN 1 LAN 2 LAN 3 Router WAN Keterangan: LAN (Area Lokal), WAN (Area Luas).

Hubungan antara jaringan LAN sebagai unit konektivitas lokal yang terhubung ke jaringan yang lebih luas (WAN).

🏠 Homepage